F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 07 – Muqaddimah Syarhus Sunnah al-Muzani Bagian Ketiga

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 07 – Muqaddimah Syarhus Sunnah al-Muzani Bagian Ketiga
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ MUQADDIMAH SYARHUS SUNNAH AL-MUZANI #3 ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Muqaddimah Syarhus Sunnah al-Muzani #3

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد.

Sahabat belajar Islam yang semoga.senantiasa dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala, kita lanjutkan kajian kitab Syarhus Sunnah karya Al-Imam Al-Muzani rahimahullah Ta’ala. Dan kali ini saya masih menjelaskan mukadimah penulis bagian ke 3, bisa dilihat ya, halaman 20

Al-Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,

الْحَمد لله أَحَق من ذكر وَأولى من شكر وَعَلِيهِ أثني
Segala puji hanya milik Allah. Dia-lah Allah Yang paling berhak untuk diingat, Yang paling berhak untuk disyukuri. Aku memuji kembali kepada-Nya.
Ada beberapa faidah yang ingin saya sampaikan dari perkataan penulis diatas.

1. Kalimat Alhamdulillah Segala puji hanya milik Allah.

Alhamdu maknanya mensifati Allah yang dipuji dengan kesempurnaan, sempurna dalam sifat maupun perbuatan.

Jadi dzat Allah sempurna, sifat Allah sempurna, perbuatan Allah sempurna, tidak ada cacat sama sekali. Bisa dilihat penjelasannya dalam tafsir Al-Fatihah karya syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin.

Maka kalimat alhamdulillah sama saja dengan mengatakan bahwa segala kesempurnaan hanya milik Allah, inilah kalimat yang senantiasa kita baca.

Oleh karena itu, ketika manusia menuntut kesempurnaan dari yang lainnya selain Allah, maka dia telah menuntut kesempurnaan bukan pada tempatnya. Seorang suami tidak bisa menuntut kesempurnaan dari istrinya, sebagaimana seorang istri pun tidak bisa demikian. Allah Maha Sempurna dalam dzat, sifat, maupun perbuatan, tidak ada satupun perbuatan Allah di alam semesta ini yang disifati dengan kekurangan maupun cacat, Allah tidak dicela, ketika Allah menciptakan iblis. Sebaliknya, Allah dipuji dalam setiap perbuatan dan penciptaan-Nya.

2. Kalimat Dia-lah Allah yang paling berhak untuk diingat.

Sahabat sekalian dzikrullaah atau mengingat Allah, mencakup bertasbih, bertahmid, bertahlil, menyebut nama-nama Allah, membaca Al-Qur’an, bahkan demikian pula thalabul ilmi. Bahwa thalabul ilmi termasuk dzikrullaah. Sebagaimana sabda Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda,

إذا مررتُم برياضِ الجنَّةِ فارتعوا قالوا وما رياضُ الجنَّةِ قال حِلَقُ الذِّكرِ
“Jika kalian melewati taman-taman surga, maka minumlah dengan kenyang apa yang ada didalamnya, para Shahabat bertanya, ‘apa yang dimaksud dengan taman taman surga?’, jawaban Nabi ‘majelis-majelis dzikir’”. (H.R At-Tirmidzi, Ahmad, dan yang lainnya)
Dan ‘Abdullah bin Mas'ud jika menyebut hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tentang taman-taman surga atau majelis dzikir, beliau berkata, “Yang aku maksud bukanlah majelis para pendongeng akan tetapi majelis ilmu agama.

Jadi majelis majelis dzikir adalah majelis-majelis ilmu agama, sebagaimana pula makna dalam firman Allah,

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Bertanyalah kalian kepada ahli dzikir, jika kalian tidak tau”. (Q.S An-Nahl ayat 43)
Maka ahlu dzikri yang dimaksud adalah ahlul ilmi.

Kemudian, dzikir adalah perkara yang paling baik yang diucapkan dan dilakukan oleh seorang hamba. Hal itu sebagaimana dalam doa yang diajarkan oleh rasul shallallahu alaihi wassalam, di dalam shalat setelah ruku’. Yaitu bacaan,

ربَّنا ولك الحمدُ مِلْءَ السَّمواتِ ومِلْءَ الأرضِ ومِلْءَ ما شِئْتَ مِن شيءٍ بعدُ أهلَ الثَّناءِ والمجدِ أحقُّ ما قال العبدُ
“Ya Rabb kami, ya Tuhan kami, segala puji hanya milik-Mu sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang engkau kehendaki. Engkau-lah yang berhak dipuji dan diagungkan dan itulah perkataan paling hak yang diucapkan seorang hamba”.
Jadi perkataan paling hak yang diucapkan oleh seorang hamba adalah dzikir. Hadits shahih diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dan yang lainnya.

Selanjutnya

3. Perkataan penulis, “Yang paling berhak untuk disyukuri”.

Allah subhanahu wa ta’ala paling berhak untuk disyukuri. Al Imam Ibnul Qayyim Al Jauzi sebagaimana dalam kitabnya madaarijus saalikin, beliau menjelaskan,

الشُكْرٌ ظُهُورُ أَثَرِ نِعْمَةِ اللهِ تعالى على لِسانِ عَبْدِهِ ثَناءً واعْتِرافاً، وعلى قَلْبِهِ شُهوداً ومَحَبَّةً، وعلى جَوارِحِهِ انقِياداً وطاعَةً.
“Syukur adalah tampaknya pengaruh dari nikmat Allah pada lisan seorang hamba dalam bentuk pujian maupun pengakuan. Pada hati seorang hamba dalam bentuk persaksian dan kecintaan, dan pada anggota badannya dalam bentuk ketundukan dan ketaatan”.
Jadi syukur, lisan ini memuji Allah dan mengakui, hati ini bersaksi dan mencintai, sementara anggota badan tunduk juga taat kepada Allah. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu kufur, mengingkari nikmat, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (Q.S Ibrahim [14]: 7)
Jadi jika ingin nikmat kita bertambah, ya bersyukur. Sementara orang yang kufur akan nikmat Allah diancam. Imam Asy Syafi'i rahimahullah dalam kitabnya ar-risaalah beliau berkata,

والحمد لله الذي لا يُؤدى شُكر نعمة من نعمه الا بنعمة منه توجب مؤدي ماض نعمه بأدائها نعمةً حادثةً يجب عليه شكره بها.
Segala puji hanya milik Allah, mensyukuri nikmat-Nya tidak akan bisa dipenuhi kecuali dengan nikmat dari-Nya. Di mana orang yang mensyukurinya wajib mensyukuri nikmat yang kedua, maksudnya, kemampuan untuk mensyukuri nikmat Allah adalah nikmat yang wajib kita syukuri. Akhirnya kita tidak akan pernah mampu untuk mensyukuri nikmat Allah.
Kemudian, di antara bentuk rasa syukur kita kepada Allah adalah berterima kasih kepada manusia yang telah menjadi sebab kita mendapatkan kebaikan.Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan yang lainya, beliau bersabda,

لا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, mana mungkin dia mampu berterima kasih kepada Allah”.
Di antara nikmat Allah yang sangat besar bagi kita adalah nikmat Islam dan Sunnah, Al-Maruuzi Pernah berkata kepada Imam Ahmad, “Barang siapa yang meninggal di atas Islam dan Sunnah, maka dia meninggal di atas kebaikan. Lalu Imam Ahmad berkata, ‘Diam, bahkan dia meninggal diatas seluruh kebaikan”.

Orang yang meninggal di atas Islam dan Sunnah dia meninggal diatas seluruh kebaikan. Maka jagalah kedua nikmat yang sangat besar in, karena diantara cara kita mensyukuri nikmat adalah dengan menjaganya, dengan terus semangat dalam menuntut ilmu, mengamalkan, dan mendakwahkan, dan bersabar dalam menempuh seluruh jalannya. Dan diantara perkara yang juga sangat penting adalah senantiasa memohon hidayah kepada Allah. Karena jika bukan karena pertolongan-Nya, kita tidak akan pernah ada di atas hidayah-Nya.

Sahabat sekalian yang dimuliakan oleh Allah. Demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.