F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 05 – Muqaddimah Syarhus Sunnah al-Muzani Bagian Pertama

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 05 – Muqaddimah Syarhus Sunnah al-Muzani Bagian Pertama
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ MUQADDIMAH SYARHUS SUNNAH AL-MUZANI #1 ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Muqaddimah Syarhus Sunnah al-Muzani #1

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ . أمَّا بعد.

Sahabat Belajar Islam yang semoga senantiasa dalam keadaan sehat wal ‘aafiyat, kita lanjutkan kajian kitab Syarhus Sunnah karya Al Al-Imam Al-Muzani rahimahullah Ta’ala. Kali ini saya akan membacakan mukadimah yang dibawakan oleh penulis dan memberikan beberapa faidah yang bisa kita ambil darinya, bisa dilihat di halaman 19,

بِسم الله الرَّحْمَن الرَّحِيم

عصمنا الله وَإِيَّاكُم بالتقوى ووفقنا وَإِيَّاكُم لموافقة الْهدى أما بعد:

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Semoga Allah menjaga kami dan kalian dengan ketakwaan dan memberikan taufik kepada kami dan kalian agar mengikuti petunjuk.

Amma ba’du:

Ada beberapa faidah dari kalimat "Diawali dengan Basmalah",

1. Penulis mengawali kitabnya ini dengan basmalah yaitu kalimat bismillahi rahmanir rahim. Alasannya adalah mengikuti Al-Quran yang mengawali setiap surah dengan basmalah, kecuali surah At-Taubah. Demikian pula mengikuti Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang senantiasa mengawali suratnya kepada para raja dengan menyebut nama Allah. Misalnya, surat beliau kepada raja persia.

Al-Imam Ibnu Katsir dalam As-Sirah An-Nabawiyyah mencantumkan surat tersebut,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ الله إِلَى كِسْرَى عَظِيْمِ فَارِس، ‏سَلَامٌ عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى
“Bismillahirrahmanirrahim dari Muhammad Rasulullah atau utusan Allah untuk pembesar persia, kesejahteraan bagi setiap orang yang mengikuti petunjuk”. (As-Sirah An-Nabawiyyah)
Perhatikan, dalam surat ini Nabi mengawalinya dengan basmalah, Bismillahirrahmanirrahim.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya Al Jami' Al-Ahkam Al-Qur'an atau Tafsir Al-Qurthubi. Beliau berkata,

اتَّفَقُوا عَلَى كَتْبِ" بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ" فِي أَوَّلِ الْكُتُبِ وَالرَّسَائِلِ
“Para ulama bersepakat akan dianjurkannya menulis basmalah yaitu bismillahirrahmanirrahim di awal kitab dan surat-surat”. (Al Jami' Al-Ahkam Al-Qur'an)
Jadi ini faedah yang pertama tentang penulisan basmalah.

2. Penulis disini mengatakan,
عصمنا الله وَإِيَّاكُم بالتقوى
“Semoga Allah menjaga kami dan kalian dengan ketakwaan”
Penulis juga, ia mengawali kitabnya dengan doa, untuk dirinya dan untuk pembaca sebagai muridnya. Pembaca sebagai muridnya karena kita membaca kitabnya, belajar dari tulisannya. Ini merupakan talathuf kalimat lembut untuk mengambil hati karena seorang guru harus mampu mengambil hati murid, sekaligus doa di dalamnya agar Allah senantiasa menjaganya dan menjaga kita sekalian dengan ketakwaan.

Demikian pula penulis di sini mengatakan,

عصمنا الله وَإِيَّاكُم..
“Semoga Allah menjaga kami dan kalian…”
Jadi disini didahulukan kami dan kalian hal itu mencerminkan ketawadhu'an dan dalam urusan akhirat kita harus senantiasa berlomba-lomba, kami dulu baru kalian itu dalam urusan apa, akhirat, berbeda dengan urusan dunia. Kalau urusan dunia mementingkan orang lain, baru diri kita.

Sahabat sekalian penjagaan diri hanya didapati dengan ketakwaan. Karena itu penulis mengatakan,

عصمنا الله وَإِيَّاكُم بالتقوى
“Semoga Allah menjaga kami dan kalian dengan ketakwaan”
Dan Allah menjaga diri kita dari segala keburukan sesuai dengan nilai ketakwaan dalam diri kita. Semakin kita bertakwa, semakin Allah menjaga kita.

Dalam doanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

اللهمَّ أَصْلِحْ لي دِينِي الذي هو عِصْمَةُ أَمْرِي
“Ya Allah perbaikilah agamaku yang ia merupakan penjagaan untuk semua urusanku”. (H.R Bukhari dan Muslim).
Jadi semakin baik agama seseorang semakin Allah menjaganya dalam nasehat Nabi untuk ‘Abdullah Ibnu Abbas. Nabi berkata,

احْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ،
“Jagalah Allah, niscaya Allah senantiasa menjagamu”.
Jagalah Allah itu dengan apa? Dengan ketakwaan, yakni semakin kita bertakwa, semakin Allah akan menjaga kita.

3. Penulis pun berkata,
ووفقنا وَإِيَّاكُم لموافقة الْهدى
“Dan memberikan taufik kepada kami juga kalian agar mengikuti petunjuk”.
Sahabat sekalian, hidayah itu terbagi menjadi dua. Ada hidayah irsyad atau bimbingan, ada juga yang disebut dengan hidayah taufik, yaitu kemampuan untuk mengamalkan ilmu.

Hidayah irsyaad atau bimbingan, bisa dilakukan oleh siapa saja yang penting dia punya ilmu. Karena itu dalam surah As-Syura ayat 52, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.(QS As-Syura: 52)
Kamu di sini Nabi Muhammad, jadi Nabi Muhammad bisa memberikan hidayah yaitu dalam bentuk bimbingan. Demikian pula para ulama ketika mereka memiliki ilmu, mereka mampu memberikan hidayah dalam bentuk bimbingan.

Adapun hidayah dalam bentuk taufik yaitu kemampuan untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki oleh seseorang, maka kemampuan ini tidak bisa diberikan kecuali oleh Allah. Hanya Allah yang mampu memberikannya kepada siapa saja yang Allah kehendaki, sesuai dengan apa yang Allah firmankan dalam surah Al-Qashash ayat 56, Allah berfirman,

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ…
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan mampu memberikan hidayah (maksudnya taufik atau kemampuan untuk melakukan ilmu mengamalkan ilmu), kepada siapa saja yang engkau cintai, akan tetapi hanya Allah-lah yang mampu memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Allah kehendaki”.(QS Al Qashash: 56)
Jadi hidayah dalam ayat ini adalah taufik, yaitu kemampuan untuk mengamalkan ilmu, kemudian penulis mengatakan,

…لموافقة الْهدى…
“...Agar mengikuti petunjuk…”
Petunjuk yang dimaksud dalam kalimat di atas adalah Sunnah Nabi shallallahu alaihi wassalam, atau ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam, karena dialah sebaik baiknya petunjuk sebagaimana hal itu disabdakan oleh baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan mengikuti petunjuk atau Sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam terwujud dalam ‘aqidah, dalam pengamalan, dalam ucapan, bukan hanya pada sebagian darinya. Sunnah Nabi, petunjuk Nabi ini meliputi semua bagian agama.

Sahabat yang mulia yang semoga diberkahi oleh Allah rabbul alamin. Demikianlah materi yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.