F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 28 – Point 8 - Tentang Al-Quran

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 28 – Point 8 - Tentang Al-Quran
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ POINT 8 - TENTANG AL-QUR'AN ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Point 8 - Tentang Al-Qur'an


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
.الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat sekalian yang semoga dimuliakan oleh Allah rabbul ‘alamin, kita lanjutkan kajian kitab Syarhus Sunnah karya Al Imam Al Muzani rahimahullah.

Kita sekarang masuk poin yang ke-8 halaman 25, Al-Imam Al Muzani rahimahullah berkata,

وَالْقُرْآن كَلَام الله عز وَجل وَمن لَدنه وَلَيْسَ بمخلوق فيبيد
“Dan Al-Qur’an itu adalah kalamullah atau firman Allah dan dari-Nya berasal. Dan Al-Qur’an bukanlah makhluk yang akan hancur.”
Al-Imam Ath-Thahawi rahimahullah dalam Aqidah Ath-Thahawiyyah beliau berkata,

وإن القرآن كلام الله ، منه بدا بلا كيفية قولاً، وأنزله على رسوله وحياً، وصدقه المؤمنون على ذلك حقاً، وأيقنوا أنه كلام الله تعالى بالحقيقة، ليس بمخلوق ككلام البرية

Dan sungguh Al-Qur’an adalah kalamullah atau firman Allah dari-Nya Al-Qur’an (maksudnya dari Allah), tanpa kaifiyyah.

Jadi, Al-Qur’an adalah kalamullah yang didengarkan oleh Jibril. Jika ia didengarkan maka firman Allah ada suaranya. Adapun kaifiyyah (bentuk nyatanya) maka kita tidak mengetahuinya, karena Al-Qur’an adalah kalamullah maka Al-Qur’an itu bukan makhluk. Karena kalam (berbicara) adalah sifat diantara sifat Allah, jadi Al-Qur’an itu datang dari Allah dalam bentuk قول perkataan, bukan hanya sebatas makna. Jadi disini Al Imam Ath-Thahawi mengatakan,

وإن القرآن كلام الله ، منه بدا بلا كيفية قولاً

Al-Qur’an adalah firman Allah, Al-Qur’an datangnya dari Allah بلا كيفية قولاً Al-Qur’an itu dalam bentuk ucapan بلا كيفية bentuk nyatanya nggak tahu, yang jelas قول ucapan saja. Kalau ucapan ya ada suaranya, tapi bagaimana bentuk nyatanya nggak tahu.

وأنزله على رسوله وحياً
“Allah menurunkannya kepada Rasul sebagai Wahyu.”

وصدقه المؤمنون على ذلك حقاً
“Dan orang-orang yang beriman membenarkannya.”

وأيقنوا أنه كلام الله تعالى بالحقيقة
“Mereka pun meyakini bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang Hakiki (yang sebenarnya).”
Yang Hakiki (yang sebenarnya) ini bantahan kepada kaum Asy'ariyyah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamun-nafsi (hanya bisikan hati).

ليس بمخلوق ككلام البرية
“Dan Al-Qur’an bukan makhluk seperti perkataan manusia.”
Ada juga yang mendefinisikan Al-Quran sebagai berikut, bahwa Al-Qur’an adalah,

الكلام المعجز المنزل على النبي -صلى الله عليه وسلم- المكتوب في المصاحف المنقول بالتواتر المتعبد بتلاوته

Sebagaimana disebut dalam kitab Manaahilul Irfan fii ‘Ulumil Qur’an bahwa Al-Qur’an adalah, “Firman Allah yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang tertulis dalam mushaf, yang dinukil atau disampaikan secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah.”

Al-Qur’an adalah firman Allah, Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Surah At-Taubah ayat 6 berfirman,

وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ٱسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُۥ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُونَ
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]: 6)
Jadi Allah Subhanahu wa ta'ala disini memerintahkan kaum muslimin agar melindungi orang musyrikin yang minta perlindungan. Kemudian kata Allah,

حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ
“Sehingga dia mendengar firman Allah.”
Maksudnya mendengar Al Qur’an, berarti Al-Qur’an adalah Firman Allah. Syaikh As-Sa’di dalam Taisir Kariimir-Rahman berkata,

وفي هذا حجة صريحة لمذهب أهل السنة والجماعة، القائلين بأن القرآن كلام الله غير مخلوق، لأنه تعالى هو المتكلم به، وأضافه إلى نفسه إضافة الصفة إلى موصوفها، وبطلان مذهب المعتزلة ومن أخذ بقولهم: أن القرآن مخلوق
“Dalam ayat di atas (dalam Surah At-Taubah) ada hujjah atau dalil bagi madzhab Ahlussunnah Wal Jamaah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah bukan makhluk. Karena Allah sendiri yang berfirman, Allah Subhanahu wa ta'ala meng-idhafatkan (menghubungkan) firman tersebut kepada dirinya sendiri sebagai idhafat sifat kepada yang disifati (Allah berfirman kalamullah, kalam di-idhafatkan kepada Allah. Kalamullah meng-idhafatkan sifat kepada Allah). Sekaligus menunjukkan bathilnya madzhab mu'tazilah, juga yang sependapat dengan mereka. Dimana mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.”
Al-Qur’an bukan makhluk, barangsiapa mengatakan Al-Qur’an sebagai makhluk maka dia kafir. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullah, yang dinukil oleh Al-Lalika’i dalam kitabnya Syarah Ushul Aqidah Ahlissunnah,

من قال القرآن مخلوق فهو كافر
“Barang siapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk maka dia kafir.”
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, seorang imam yang wafat tahun 161 Hijriyah, beliau berkata,

القرآن كلام الله غير مخلوق منه بدأ وإليه يعود من قال غير هذا فهو كافر
“Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk. Al-Qur’an itu datang dari-Nya dan kembali kepada-Nya. Barang siapa yang mengatakan selain ini maka dia kafir.”
Demikian yang dikatakan oleh Sufyan Ats-Tsauri.

Demikianlah sahabat sekalian, penjelasan tentang bahwa Al-Qur’an kalamullah, Al-Qur’an bersumber dari Allah. Kalamullah itu bukan makhluk, karena kalamullah adalah sifat diantara sifat Allah Subhanahu wa ta'ala.

Semoga bermanfaat

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.