F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Halaqah 23 ~ Landasan Pertama MarifatullAh Bagian 11: Dalil Ibadah Istighatsah

Halaqah 23 ~ Landasan Pertama MarifatullAh Bagian 11: Dalil Ibadah Istighatsah
🆔 Group WA HSI AbdullahRoy
🌐 edu.hsi.id
🔊 Halaqah 23 ~ Landasan Pertama Ma'rifatullAh Bagian 11: Dalil Ibadah Istighatsah
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Halaqah 23 ~ Landasan Pertama Ma'rifatullAh Bagian 11: Dalil Ibadah Istighatsah


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al Ushūlu AtsTsalātsah wa Adillatuhā (3 Landasan utama dan dalīl-dalīlnya) yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At Tamimi rahimahullāh.

MENGENAL ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA’ĀLA

Dalīl Al Istighātsah (الإستغاثة)

Kemudian beliau mengatakan:

ودليل الإستغاثة قوله تعالى: { إذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَٱسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى…..}

Al Istighātsah (الإستغاثة) artinya memohon kepada Allāh supaya dilepaskan dari kesusahan.

Perbedaan antara Istighātsah dan Isti’ādzah adalah :
  • Isti’ādzah adalah memohon perlindungan dari sebuah kejelekan (artinya) kejelekkannya belum terjadi (belum ada) dan kita memohon perlindungan kepada Allāh supaya jangan sampai tertimpa kejelekan tersebut.
  • Istighātsah, musibahnya sudah terjadi (sudah menimpa seseorang) dan kita memohon supaya musibah tersebut diangkat dan dihilangkan.
  • Istighātsah dan isti’ādzah termasuk ibadah, yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allāh.

Dalīlnya kata beliau adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَٱسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى مُمِدُّكُم بِأَلْفٍۢ مِّنَ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ مُرْدِفِينَ
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (QS. Al Anfāl: 9)
Ayat ini, Allāh turunkan berkenaan dengan Istighātsahnya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan para shahābat pada saat perang badr, ketika mereka bertempur melawan orang-orang musyrikin Quraisy yang jumlahnya 3 kali lipat dari jumlah mereka. Karena orang Quraisy saat itu jumlahnya 1000 orang, adapun kaum muslimin 300 orang. Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beristighātsah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, demikian pula shahābat radhiyallāhu ta’āla ‘anhum .

Tidak boleh seseorang didalam usaha menghilangkan kejelekan dan musibah dari dirinya atau orang lain beristighātsah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Karena Istighātsah adalah ibadah dan tidak boleh seseorang beristighātsah kepada syuhadā atau yang dinamakan rijallāh, karena Istighātsah dengan mereka termasuk Istighātsah dengan makhluk dan ini diharamkan didalam Islām.

Beristighātsah adalah ibadah dan harus diserahkan hanya kepada Allāh.

Dan disana ada Istighātsah kepada makhluk yang diperbolehkan.

Seseorang boleh beristighātsah meminta pertolongan kepada yang lain apabila terkena musibah, dengan 4 syarat :
  1. Orangnya masih hidup.
  2. Hadir didepan kita atau dia mendengar apa yang kita ucapkan.
  3. Tidak bertawakal dengan sebab tersebut
  4. Didalam perkara yang dia mampu untuk melakukannya sebagai manusia.
Apabila terpenuhi 4 syarat ini, maka boleh seseorang beristighātsah kepada orang lain. Seperti (misalnya): Orang yang dizhālimi oleh seorang perampok atau begal kemudian dia melihat didepannya ada seorang polisi atau petugas keamanan. Maka dia boleh beristighātsah kepada polisi atau petugas keamanan tersebut.
  • Dia masih dalam keadaan hidup.
  • Hadir di depan dia atau dia telepon.
  • Sebagai seorang manusia mampu menolong dengan sebab tertentu.
  • Tidak boleh kita bertawakal kepada polisi tersebut, tawakalnya hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla .
Kalau Allāh menghendaki kita akan ditolong dengan sebab polisi tersebut, kalau Allāh menghendaki maka tidak demikian (artinya) polisi hanya sebagai sebab.

Itulah yang bisa kita sampaikan.
Wallāhu Ta’āla A’lam.

بِاللَّهِ التَّوْفِيْقِ وَ الْهِدَايَةِ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ ووَبَرَكَاتُهُ

Saudaramu,
‘Abdullāh Roy
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.