📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-299
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 10 Syawal 1444 H / 01 Mei 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Yudi Kurnia, Lc. حفظه الله تعالى
💽 Audio ke-1: Takut jika Amalan Tidak Diterima
بِسْمِ ٱللهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحَمْدُ ِللهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita yang mulia Muhammad Shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS (Grup Islam Sunnah) yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berikut ini kita akan membahas apa yang menjadi keadaan dan sifat seorang mukmin setelah berlalunya Ramadhan. Silakan menyimak sampai selesai. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat dan menambah taufik dan hidayah-Nya bagi kita sekalian.
Jama'ah yang dirahmati dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selepas Ramadhan yang telah kita lewati, maka di antara keadaan diri yang harus kita miliki adalah rasa takut kita kepada Allah. Rasa takut bahwasanya amal kita menjadi suatu amal yang tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena pastinya tidak ada satu pun di antara kita yang sudah mendapatkan jaminan bahwasanya amal kita yang telah kita lakukan itu pasti diterima. Tidak ada jaminan untuk kita akan hal tersebut.
Maka banyak hal yang menuntut kita untuk memiliki rasa takut ini.
- Rasa takut kalau amal kita tidak diterima oleh Allah.
- Rasa takut yang bermanfaat dan berfungsi:
- untuk menjadikan diri kita selalu mawas diri
- untuk melesatkan kita untuk terus kembali beramal
- untuk tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah kita lakukan
- untuk segera berbenah diri, kembali melanjutkan amal kita.
- Dan juga untuk memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pastinya amal yang kita lakukan masih banyak kekurangan-kekurangannya.
Jama'ah sekalian yang dimuliakan oleh Allah.
Mari perhatikan firman Allah berikut.
Allah berfirman,
{ وَیۡلࣱ لِّلۡمُطَفِّفِینَ ۞ ٱلَّذِینَ إِذَا ٱكۡتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ یَسۡتَوۡفُونَ ۞ وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ یُخۡسِرُونَ ۞ }
"Sungguh celaka orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang kalau menimbang untuk diri mereka, mereka minta untuk disempurnakan timbangannya. Tapi ketika mereka menimbang (untuk orang lain), mereka berbuat curang dengan mengurangi timbangannya." (QS. Al-Muṭaffifīn: 1-3)
Ayat ini adalah celaan bagi setiap mereka yang curang, khususnya yang curang di dalam timbangan mereka ketika bermuamalah kepada manusia dalam literan-literan mereka.
Akan tetapi, secara umum ayat ini juga sebagai peringatan kepada setiap mereka yang berlaku curang dalam perilaku, dalam perbuatan, dalam sikap.
Termasuk dalam hal ini untuk kita jadikan pelajaran, ayat tersebut juga sebagai ancaman bagi mereka yang curang di dalam bermuamalah ibadah mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka yang merasa berhak untuk ditunaikan balasannya, sedangkan di saat yang sama mereka tidak menunaikan amal itu sebagaimana mestinya.
Tentu ini menjadi perhatian dan pelajaran buat kita sekalian untuk tidak berbuat curang dengan keadaan kita yang pastinya penuh dengan kekurangan. Menuntut kita untuk terus memupuk rasa takut kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena kita pastinya adalah orang-orang yang masih banyak kekurangan di dalam menunaikan ibadah kita. Puasa-puasa kita dan amal ibadah kita yang lainnya, pastinya masih jauh dari kesempurnaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah berfirman,
{ فَوَیۡلࣱ لِّلۡمُصَلِّینَ ۞ ٱلَّذِینَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ ۞ }
"Sungguh celaka orang-orang yang shalat itu, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (QS. Ma'un: 4-5)
Ayat ini menjelaskan bagaimana tidak semua orang yang shalat akhirnya menjadi orang yang selamat. Tapi ada orang-orang yang shalat justru malah menjadi orang yang celaka, dan mereka itu adalah orang-orang yang lalai dalam shalat-shalat mereka.
Kalau ini terkait dengan shalat, maka puasa pun berpotensi untuk berada pada keadaan demikian, yaitu orang-orang yang puasa menjadi orang-orang yang celaka karena kelalaian mereka dalam puasa yang tidak mereka laksanakan sebagaimana mestinya.
Dan kita sebagai seorang hamba tentunya paling tahu tentang apa yang menjadi kekurangan-kekurangan kita. Ini menuntut kita untuk memupuk rasa takut dan memiliki rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Takut kalau amal kita ini tidak diterima karena keburukan dan kejelekan yang ada pada diri kita, karena penunaian amal yang tidak kita lakukan sebagaimana mestinya.
Semoga ini menjadi perhatian buat kita semua.
Jama'ah rahimakumullah.
Itulah yang bisa kita kaji untuk saat ini. Semoga ilmu yang kita kaji ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah kita.
Sampai berjumpa lagi di pertemuan berikutnya. Baarakallahu fiikum.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment