F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-112 Beriman Kepada Al-Quran Bagian Kedua - Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah

Audio ke-112 Beriman Kepada Al-Quran Bagian Kedua - Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 08 Sya’ban 1444 H | 28 Februari 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📕 Rukun Iman Ketiga - Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
🔈 Audio ke-112

📖 Beriman Kepada Al-Quran Bagian Kedua

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, ومن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هادي له، أما بعد

Alhamdulillah kita kembali bertemu pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.

Beliau mendatangkan beberapa ayat, di sini ada lima tempat di dalam Al-Quran yang menunjukkan bahwasanya kitab-kitab sebelumnya ini sudah terjadi di dalamnya perubahan.

Ayat yang pertama adalah firman Allāh Azza wa Jalla,

مِّنَ الَّذِينَ هَادُوايُحَرِّ فُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ
"Di antara orang-orang Yahudi ada yang merubah ucapan dari tempat-tempatnya.” [QS An-Nisa: 46]
Allāh mengabarkan dengan jelas dalam ayat ini bahwasanya di antara orang-orang Yahudi ada yang berani merubah taurat. Dan ini sifat-sifat orang yahudi. Di samping mereka membunuh para nabi tanpa haq, mensifati Allāh dengan sifat-sifat yang jelek, mengatakan bahwasanya tangan Allāh ini terbelenggu, mengatakan bahwasanya الله فقير (Allāh Subhānahu wa Ta’āla itu miskin).

Mereka juga berani kepada para nabi dan membunuh mereka, mendustakan mereka, di samping itu mereka juga berani merubah taurat yang diturunkan kepada mereka. Ketika dikatakan kepada mereka حطّة, mereka merubahnya dengan حنطة menambah ن (nun) dan mengurangi ط (tho') nya. Ini merubah kitab yang sudah diturunkan kepada mereka.

Jadi mereka adalah kaum yang sangat berani, berani kepada Allāh, berani kepada para Rasul dan tidak segan-segan mereka merubah apa yang ada di tangan mereka berupa taurat yang diturunkan kepada mereka. Dan ini adalah sifat yang jelek yang Allāh sebutkan tentang orang-orang Yahudi.

Setelahnya beliau mendatangkan firman Allāh Azza wa Jalla,

فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ [QS Al-Baqarah: 79]

Maka sungguh celaka bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka (orang-orang Yahudi).

Maksudnya adalah merubah apa yang ada di dalam Taurat, menambah atau mengurangi atau merubah. Allāh mengatakan, فَوَيْلٌ لَّهُم (celaka bagi mereka), beraninya mereka merubah apa yang diturunkan oleh Allāh.

Bukan hanya merubah, setelah itu ثُمَّ يَقُولُونَ kemudian mereka berkata هَذَامِنْ عِندِ اللَّهِ, merubah itu bukan dari wahyu Allāh kemudian mengatakan ini adalah dari Allāh, berarti mereka berdusta, menulis dan itu adalah dosa tersendiri

Kemudian yang kedua mereka berdusta mengatakan ini adalah dari sisi Allāh, padahal itu bukan dari Allāh, itu adalah tulisan mereka sendiri, dicampur antara yang haq dengan yang bathil. Di situ memang ada wahyu tapi mereka tanbih dengan mengatakan ini juga dari sisi Allāh.

Apa motivasi mereka mengubah apa yang diturunkan kepada mereka?

لِيَشْتَرُوابِهِ ثُمَنًا قَلِيلًا
"Mereka ingin menjual ayat-ayat Allāh dengan harga yang sangat sedikit.”
Maksudnya ingin mendapatkan keuntungan duniawi, mengatakan ini adalah dari sisi Allāh padahal itu adalah tulisan mereka. Merubah Taurat yang diturunkan kepada mereka, diplintir dan dirubah supaya sesuai dengan hawa nafsu mereka, atau sesuai dengan hawa nafsu raja, atau orang yang berada di atas mereka, sehingga mereka mendapatkan keuntungan duniawi.

Mungkin mendapatkan pujian dari raja karena ini sesuai dengan hawa nafsu penguasa, akhirnya merekapun mendapatkan uang, mendapatkan dunia, berarti di sini dia telah menjual ayat Allāh dengan sesuatu yang murah yaitu kenikmatan-kenikmatan dunia.

Maka ini adalah tentunya sifat yang sangat jelek, dan ini adalah ulama yang rusak yaitu ulama yang tidak berpegang teguh pada apa yang diturunkan kepada nabi dan para Rasul, tapi mereka mengikuti hawa nafsunya menginginkan dunia sehingga mereka menumpang agamanya untuk mendapatkan kehidupan dunia, merubah-rubah agama.

Tentunya ulama yang demikian tidak bisa dicontoh, dan bukanlah dia ulama yang dipuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang dipuji di dalam Al-Quran

إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَـٰٓؤُا۟
“Sesungguhnya yang takut kepada Allāh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [QS Fathir: 28]
Dan bukanlah mereka ulama yang dipuji oleh nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,

إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ،
“Ulama adalah pewaris para nabi.”
Bukan ulama yang sifatnya demikian, yang merupakan ulama yang dipuji oleh Allāh dan juga rasul-Nya.

Ulama yang sebenarnya adalah ulama yang berhukum dengan agama Allāh, mengikuti ridho Allāh. Meskipun tidak sesuai dengan hawa nafsu manusia. Ini adalah ulama yang sebenarnya, bukan ulama yang merubah syariat supaya sesuai dengan hawa nafsu manusia.

Karena itu sebagian membagi ulama itu menjadi tiga:

1. ‘Ālimu ummah (عالم الأمة)

Alim ummat, mereka adalah ulama yang berbicara sesuai dengan hawa nafsu kebanyakan manusia (عالم أمة) . Jadi berbicara ketika dia menyampaikan sebuah pendapat yang dia lihat adalah kebanyakan manusia. Apa yang diyakini oleh kebanyakan manusia itu yang dia fatwakan، tidak melihat pada dalil tapi melihat pada kebanyakan manusia.

2. ’Ālimu Daulah (عالم الدوله)

Ulama negara, dia berfatwa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh negara. Antum ingin transaksinya halal bisa dia bolak balik, mendatangkan ayat ini, hadist ini atau ucapan ulama, sehingga sampai akhirnya pada satu titik dimana kesimpulannya adalah boleh. Dia tidak melihat pada dalil yang kuat tapi berusaha bagaimana supaya penguasa pemerintah ini ridho dan senang kepada dirinya. Meskipun bertentangan dengan dalil.

3. Dan ini dipuji oleh Allāh dan rasul-Nya siapakah mereka? adalah عالم الملّة (ulama agama) yaitu mereka yang berbicara sesuai dengan syariat.

Apa yang ditunjukkan oleh dalil maka itu yang mereka sampaikan, dan لَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍۢ, mereka tidak takut celaan orang yang mencela.

Jika yang mereka katakan adalah benar mereka sampaikan, bukan mengikuti hawa nafsu manusia bukan mengikuti hawa nafsu dari penguasa. Namun mereka juga mengetahui bagaimana cara menyampaikan kebenaran, bagaimana mendakwahi itu semua kepada manusia maupun kepada penguasa.

Kalau memang itu salah, mereka akan mengatakan salah. Tapi memberikan nasehat kepada penguasa dan pemerintah dengan cara yang benar, sesuai yang dicontohkan oleh nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan cara yang sembunyi-sembunyi, tidak menasehati pemerintah di depan orang banyak, mengumbar aib-aib dan kesalahan-kesalahan mereka di depan orang banyak, menjelekkan pemerintah، menghinakan mereka, TIDAK.

Para علماء الملّة, mereka tegas dalam kebenaran tapi mereka juga hikmah di dalam menyampaikan kebenaran tadi.

Demikian yang bisa kita sampaikan

والله تعلى أعلم
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
HGGGGY

فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ
[QS Al-Baqarah: 79]
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.