F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Halaqah 33 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai

Halaqah 33 ~ Silsilah Manasik Haji HSI | Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai

Halaqah 33 ~ Silsilah Manasik Haji | Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai

👤 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
🔊 Halaqah 33 | Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai

BEBERAPA PERKARA DAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN SAI

Halaqah yang ke-33 dari Silsilah Manasik Haji adalah tentang Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai

1. Orang yang Ifrad dan Qiran boleh melakukan Sa’i setelah Thawaf Qudum atau Thawaf Kedatangan atau mengakhirkan Sa’i sampai setelah Thawaf Ifadhah.

Dahulu Nabi Shalallalu Alaihi Wassalam berhaji Qiran dan melakukan Sa’i antara shafa dan Marwa setelah melakukan thawaf qudum,

Sebagaimana Hadits Jabir yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah

Note :
  • Haji Ifrod, yaitu seseorang yang berihrom dari Miqot untuk Haji saja.
  • Haji Qiron adalah seseorang berihrom dengan haji dan umroh sekaligus dari Miqot)

2. Sa’i dilakukan 7 kali putaran, dimulai dari Shafa dan diakhiri dengan Marwah.

Dari Shafa ke Marwah dihitung 1, dan dari Marwah ke Shafa dihitung 1.

3. Tidak ada disana doa yang khusus ketika Sa’i. Seseorang ketika Sa’i membaca doa dan dzikir yang mudah baginya

4. Tidak disyariatkan suci ketika Sa’i karena tidak dalil yang menunjukkan demikian.

Berkata Ibnu Mundzir rahimahullah didalam kitab beliau :
“Dan mereka ber-ijma bahwasanya seandainya seseorang melakukan Sa’i antara Shafa dan Marwa dalam keadaan tidak suci maka yang demikian sudah mencukupi”

5. Asal ibadah Sa’i adalah apa yang dilakukan oleh Hajar Ibu Ismail sebagaimana datang kisahnya dalan shahih al-Bukhari.

Berkata Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam :
“Maka yang demikian adalah asal Sai manusia antara Shafa dan Marwah.”

6. Ibadah Sa’i tidak dilakukan kecuali ketika Haji dan Umroh.

Sa’i adalah rangkaian ibadah haji dan umroh, bahkan merupakan RUKUN didalam ibadah haji dan umroh, dan tidak boleh dilakukan secara tersendiri. Tidak ada disana Sa’i sunnah, dan ini termasuk yang membedakan antara Sa’i dan Thawaf.

7. Yang lebih utama adalah berturut-turut antara Thawaf dengan Sa’i.

Artinya seseorang setelah melakukan Thawaf hendaknya langsung melakukan Sa’i dan tidak mengakhirkannya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وبا لله التوفيق والهداية
و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaramu,
Abdullāh Roy
Madīnah anNabawiyyah
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.