🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 29 Jumadal Ula 1444 H| 23 Desember 2022 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
#Bab: Beriman kepada Allāh
🔈 Audio ke-95
📖 Tidak Ada Pertentangan Di Dalam Al-Quran dan Sunnah Dan Di Antara Keduanya Bagian Ketiga
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه، ومن والاه
Anggota Grup Whatsapp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan Allāh. Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah.
Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh. Beliau mengatakan,
فإن لم يتبين له فليكل الأمر إلى عالمه
Kalau misalnya sudah berusaha kok tidak mendapatkan kejelasan. Setelah berusaha berijtihad, tidak mendapatkan kejelasan. Apa yang dilakukan?
فليكل الأمر إلى عالمه
Dia serahkan kepada orang yang alim, karena setiap orang alim pasti di sana ada yang lebih alim.
وليكف عن توهمه
Dan hendaklah dia menahan diri dari perkiraan dia tadi.
Dia harus menahan dirinya. Artinya tidak boleh dia mengikuti perkiraan dia tadi, was-was dia tadi tapi dia harus yakin bahwasanya pasti di sana ada jawabannya.
Siapa yang tahu? Mereka adalah orang yang alim. Orang yang benar-benar kuat ilmunya. Dan semakin ini menjadikan seseorang merendahkan diri karena Allāh. Oh ternyata ilmu yang saya miliki masih sedikit, buktinya saya memahami yang seperti ini saja saya masih kurang, sehingga justru ketika dia tidak paham dia semakin tawadhu' kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Semakin tahu bahwasanya dirinya masih perlu banyak belajar. Dia serahkan kepada orang yang alim dan dia tahan (توهمه) perkiraan tadi, persangkaan tadi.
وليقل كما يقول الراسخون في العلم
Hendaklah dia mengucapkan seperti yang diucapkan oleh orang-orang yang dalam ilmunya.
Jadi dia serahkan kepada orang yang alim, dia tahan hatinya kemudian dia ucapkan seperti yang diucapkan oleh الراسخون في العلم (orang-orang yang dalam ilmunya).
Apa ucapan mereka? Allāh menukil ucapan mereka di dalam Al-Qurān
ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا
[QS Ali-Imran: 7]
Kami beriman dengan ini semuanya. Meskipun belum jelas bagi saya tentang bagaimana menjama' tapi kami beriman dengan semuanya, baik dalam Al-Qurān maupun dalam Hadits. Baik ayat yang ini maupun ayat yang itu. Kami beriman semuanya
كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا
"Semuanya adalah dari Rabb kami.”
Ini ucapan الراسخون في العلم meskipun mereka belum sampai kepada bagaimana cara menjama'nya, mereka yakin bahwasanya makna yang dikandung dalam ayat ini tidak mungkin bertentangan dengan makna yang dikandung di dalam ayat yang lain.
Apa yang dikandung dalam satu ayat tidak mungkin bertentangan dengan apa yang ada di dalam hadits Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. Ini ucapan الراسخون في العلم, ucapan yang indah, ucapan yang menunjukkan tentang dalamnya ilmu mereka.
وليعلم أن الكتاب و السنة لا تناقض فيهما ولا بينهما و لا اختلاف
Dan hendaklah dia mengetahui bahwa Al-Qurān dan Sunnah tidak ada pertentangan di dalamnya, di masing-masing di dalam Al-Qurān dan As-Sunnah tidak mungkin ada pertentangan
ولا بينهما ولا اختلاف
Dan tidak ada pertentangan di antaranya, yaitu di antara Al-Qurān dengan as Sunnah tidak mungkin ada pertentangan dan tidak mungkin di sana ada ikhtilaf.
Ini adalah keyakinan Alhus Sunnah wal Jama'ah. Ini adalah, sekali lagi, ini adalah jalan yang ditempuh oleh الراسخون في العلم
Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit:
فأما الذين في قلوبهم زيغ فيتبعون ما تشابه منه
Maka mereka mengikuti apa yang mutasyabih dari Al-Qurān. Kalau mereka mendapatkan di sana ada ayat-ayat yang mutasyabih yang bisa diseret kepada pemahaman mereka. Mereka ambil yang seperti itu. Mengambil yang demikian.
Ini kalau memang di dalam hatinya ada penyakit, kalau mereka punya kesempatan untuk mengambil, menyeret sebuah dalil kepada pemahaman mereka yang menyimpang, mereka lakukan.
Jadi beliau mendatangkan kaidah yang bagus ini, wallahu 'alam. Jadi di antaranya adalah maksudnya mengajarkan kepada kita bagaimana Ahlus Sunnah wal Jama'ah mereka mengambil seluruh dalil, terutama tentang dalil-dalil yang berkaitan dengan nama-nama dan juga sifat Allāh Azza wa Jalla
Ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan bahwasanya Allāh beristiwa', Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki wajah dan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki mata, yakin seyakin-yakinnya bahwasanya itu tidak mungkin bertentangan dengan firman Allāh
ليس كمثله شىء
Tidak ada yang serupa dengan Allāh.
Berarti apa? ketika Allāh mengabarkan bahwasanya Allāh beristiwa' maksudnya adalah istiwa’ yang tidak serupa dengan istiwa’ makhluk. Kita gabungkan di antara kedua dalil ini. Istiwa’ kita tetapkan dan demikian pula yakini, bahwasanya Allāh tidak ada yang sama dengan Allāh Azza wa Jalla.
Ini namanya menjama' tidak mungkin ada تناقض. Para ulama menyebutkan bahwasanya ayat-ayat yang berkaitan dengan sifat Allāh Azza wa Jalla ini adalah ayat-ayat yang muhkamat bukan ayat-ayat yang mutasyabihat.
Ayat-ayat tersebut adalah ayat yang bisa dipahami dengan mudah apabila seseorang memiliki hati yang bersih, kehendak yang baik, maka in sya Allāh biidznillah Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan petunjuk kepadanya untuk bisa memahami dengan pemahaman yang benar.
Dengan demikian alhamdulillah, kita bisa menyelesaikan rukun iman yang pertama di dalam kitab ini, yaitu beriman kepada Allāh Azza wa Jalla.
In sya Allāh pada pertemuan selanjutnya akan kita masuki pasal yang baru yang berkaitan dengan rukun iman yang ke 2 yaitu beriman kepada malailat-malaikat Allāh.
Demikian semoga apa yang disampaikan ini bermanfaat dan bisa diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Wallahu ta'ala alam.
و صلى الله على نبينا محمد و على آله وأصحابه و سلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment