F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-127: Pembahasan tentang Kewajiban Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat

Audio ke-127: Pembahasan tentang Kewajiban Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat - Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-160
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SELASA, 16 Rabi'ul Akhir 1445 H / 31 Oktobber 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah

💽 Audio ke-127: Pembahasan tentang Kewajiban Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.

Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan,

[ وُجُوْبُ قِرَاءَةِ { الْفَاتِحَةِ } فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ ]

- Wajibnya Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat Shalat -

وَقَدْ أَمَرَ ❲ الْمُسِيْءَ صَلَاتَهُ ❳ بِقِرَاءَةِ { الْفَاتِحَةِ } فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ،
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan kepada orang yang tidak benar shalatnya dengan bacaan Al-Fatihah pada setiap rakaatnya.
حَيْثُ قَالَ لَهُ بَعْدَ أَنْ أَمَرَهُ بِقِرَائَتِهَا فِي الرَّكْعَةِ الْأُوْلَى :❲ ثُمَّ افْعَلْ ذٰلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا ❳ ( وَفِي رِوَايَةٍ : ❲ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ❳.وَقَالَ : ❲ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ قِرَاءَة ❳.
Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada orang yang tidak benar shalatnya. Setelah memerintahkannya untuk membaca Al-Fatihah di rakaat pertamanya, Beliau mengatakan: "Kemudian lakukanlah hal tersebut di semua shalatmu." Dalam riwayat lain redaksinya: "Dalam setiap rakaat shalatmu."
Dan Beliau juga mengatakan:

❲ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ قِرَاءَة ❳
"Setiap rakaat itu ada qiraahnya"
Yang dimaksud dengan qiraah ini: Al-Fatihah. Yang dimaksud dengan qiraah, maksudnya adalah Al-Fatihah. Di setiap rakaat kita diperintahkan untuk membaca Al-Fatihah. Ini hadits umum ya.
Audio ke-127: Pembahasan tentang Kewajiban Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat - Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi
Ustadz, bagaimana dengan makmum, apakah setiap rakaatnya membaca Al-Fatihah?

Maka ada dalil yang mengkhususkan masalah itu, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

{ وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ }
"Apabila Al-Qur’an dibaca maka dengarkanlah dan diam"
Apabila Al-Qur’an dibaca maka dengarkanlah dan diam.
{ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ }
"Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rahmat-Nya kepada kalian" (QS. Al-A'raf: 204)
Jadi kalau misalnya kita menjadi makmum dan imam membaca Al-Fatihah untuk kita, membaca surat untuk kita, dengarkan. Karena Allah mengatakan demikian.
"Apabila Al-Qur’an dibaca untuk kalian, maka dengarkan dan diam" {وَأَنصِتُوا۟ }, diam.
Dan ini pendapat yang lebih kuat. Memang ada yang mengatakan,

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
"Tidak ada/tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al-Fatihah dalam shalatnya."
Tapi ini hadits umum. Ini umum. Ayatnya lebih khusus, dan itu pendapatnya Imam Syafi'i rahimahullahu Ta’ala dalam mazhab beliau yang qadim (lama, -ed) dan di sebagian kitab beliau dalam mazhab beliau yang jadid (baru, -ed).

Jadi Imam Syafi'i rahimahullahu Ta’ala, beliau mengarang kitab ketika di Irak. Beliau juga mengarang kitab ketika di Mesir. Kitab beliau yang di Irak, beliau berpendapat bahwa makmum itu mendengarkan imamnya ketika imamnya mengeraskan bacaan. Semua kitab beliau yang dikarang di Irak berpendapat demikian.

Kemudian beliau berpindah ke Mesir. Itulah mazhab yang baru, beliau mulai ketika hidupnya di Mesir. Ketika di Mesir beliau mengarang beberapa kitab. Di sebagian kitab yang beliau tulis di Mesir beliau mengatakan, "Sebagaimana pendapat yang dulu."

Tapi di sebagian kitab yang lainnya yang beliau tulis di Mesir, beliau mengatakan, "Diwajibkan untuk membaca Al-Fatihah walaupun dia menjadi makmum dan imamnya mengeraskan bacaannya."

Dan saya melihat pendapat beliau (pendapat Imam Syafi'i) dalam mazhab beliau yang qadim dan di sebagian kitab yang beliau karang ketika di Mesir, itu lebih kuat, Wallahu Ta’ala A'lam. Dan beliau menyandarkan pendapat ini dengan firman Allah tadi,

{ وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ }
"Apabila Al-Qur’an dibaca untuk kalian maka dengarkan dan diamlah, mudah-mudahan kalian dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala."
Audio ke-127: Pembahasan tentang Kewajiban Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat - Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi
Di antara yang melemahkan pendapat yang mewajibkan Al-Fatihah di setiap rakaat walaupun dia sebagai makmum dan imam mengeraskan bacaannya, adalah tidak adanya penjelasan, tidak adanya penjelasan kapan makmum membaca Al-Fatihah ketika imam mengeraskan bacaannya. Tidak ada penjelasan tentang itu.

Kalau makmum membaca Al-Fatihah setelah imam membaca Al-Fatihah, ada bacaan Al-Qur’an lagi di sana. Sehingga tidak ada bedanya antara Al-Fatihah dengan Al-Qur’an yang lainnya. Dari sisi ini harus didengarkan. Kenapa dibeda-bedakan.

Ada yang mengatakan, kalau membacanya di potongan-potongan Fatihahnya imam,
{ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
{ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ }

Ketika berhenti itu, kita membaca:

{ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
{ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ }

Berhenti lagi, kita membaca:
{ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ }
di sela-sela potongannya imam.

Kita katakan, iya kalau imamnya tartil membacanya. Kalau membacanya cepat, bagaimana? Bagaimana kalau dia tidak memotong-motong ayat. Kapan bacanya?

Ini termasuk di antara alasan yang melemahkan pendapat tersebut.

Kemudian kalau kita membaca Al-Fatihah di belakang imam juga, dan imam mengeraskan bacaannya, kita tidak khusyuk ketika membaca Al-Fatihah itu. Kita baca, kita ingin selesai cepat-cepat. Kita tidak bisa konsentrasi karena ada suara.

Makanya yang lebih kuat adalah pendapat ini. Pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta’ala, dipilih oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala dan Imam Syafi'i rahimahullahu Ta’ala.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.