F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-116: Sujudnya Rasulullah di atas Tanah dan Tikar

Audio ke-116: Sujudnya Rasulullah di atas Tanah dan Tikar
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-149
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SENIN, 01 Rabi'ul Akhir 1445 H / 16 Oktobber 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah

💽 Audio ke-116: Sujudnya Rasulullah di atas Tanah dan Tikar


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Pembahasan tentang Sujudnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di atas Tanah dan Tikar

Ini pembahasan yang ringan, bahwa ketika kita sujud, itu sujud di atas apa pun, yang penting suci. Inilah Islam yang menjunjung tinggi kenaturalan. Islam itu sesuai dengan fitrah, apa adanya. Itulah Islam.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika shalat pun demikian. Kadang Rasulullah shalat sujudnya di atas tanah tanpa alas apa pun; kadang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sujud di atas tikar, ada alasnya. Kadang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bahkan sujud di tanah yang basah. Jadi ada zat-zat basah ya, tidak becek tapi basah tanah tersebut. Rasulullah sujud dengan seperti itu dan itu sesuai dengan keadaan Beliau.
Audio ke-116: Sujudnya Rasulullah di atas Tanah dan Tikar - Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi
وَكَانَ يَنْصُطُ عَلَى الْأَرْضِ كَثِيْرًا
"Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seringnya sujud di atas tanah langsung"
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu ketika sujud seringnya sujud di atas tanah secara langsung, tidak ada alasnya.

وَكَانَ أَصْحَابِهِ يُصَلُّوْنَ مَعَهُ فِي شِدَّةِ الْحَارِّ
Para sahabat Beliau pernah shalat bersama Beliau dalam keadaan yang sangat panas. Jadi cuacanya sangat panas.
فَإِذَا لَمْ يَسْتَطِيْع أَحَدُهُمْ أَنْ يُمَكِّنَ جَبْهَاتَهُمْ مِنَ الْأَرْضِ بَسَطَ ثَوْبَهُ فَسَجَدَ عَلَيْهِ
"Apabila salah seorang dari mereka tidak bisa memantapkan keningnya ketika sujud karena saking panasnya, (tidak bisa menempelkan keningnya dengan mantap ke tanah karena saking panasnya) maka mereka meletakkan kain dari pakaiannya sebagai alas."
Karena apa? Alasan panas, sehingga mereka tidak bisa memantapkan keningnya kecuali dengan cara seperti itu.

وَكَانَ يَقُوْلُ
Beliau pernah mengatakan,
وَجَعَلْتُ الْأَرْضِ كُلُّهَا لِي وَلِأُمَّتِيْ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا
"Bumi ini seluruhnya dijadikan bagiku dan umatku sebagai tempat sujud dan alat bersuci"
maksudnya tanah. Tanah, semua tanah bisa dipakai untuk tempat sujud kecuali kuburan, itu sudah ada dalil lain. Tempat-tempat yang kotor, tempat-tempat yang najis, ada dalil lain yang melarang itu. Selain itu, tanah-tanah selain kuburan dan selain tanah yang najis, maka bisa dijadikan sebagai tempat sujud dan bisa dijadikan sebagai alat bersuci yaitu untuk tayammum.

Maka di mana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat, maka di tempat itulah dia bersujud dan di situ pula dia bisa mendapatkan alat bersucinya. Adapun umat sebelumku mereka menganggap hal itu sebagai suatu dosa yang besar, karenanya mereka hanya shalat di gereja-gereja, di kuil-kuil mereka.

Ini menunjukkan bahwa shalat di mana pun tempatnya dan tayammum dengan tanah, itu merupakan keutamaan atau keistimewaan umat ini.

Pernah pula Beliau sujud di atas tanah berlumpur dan berair. Dan ini pernah terjadi ketika Subuh pada malam 21 di bulan Ramadhan yang ketika itu hujan turun dan atap masjid bocor yang terbuat dari pelepah daun kurma, sehingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sujud di atas tanah yang berlumpur dan berair. Tanahnya basah dan Rasulullah tetap sujud, dan ini merupakan bentuk merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Seperti inilah seharusnya manusia ketika menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, benar-benar merendahkan diri. Dan ini sangat baik untuk kita hadirkan ketika kita sujud. Ketika kita sujud, ingatlah bahwa kita benar-benar merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Ya Allah, inilah diriku yang hina sedang menghadap kepada-Mu, kalau ada cara lain untuk menghinakan diri di hadapan-Mu selain cara ini, maka akan aku lakukan."
Tapi karena tidak ada cara selain itu, itulah cara yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka kita lakukan itu. Datangkan kesadaran seperti ini ketika kita sujud agar sujud kita lebih bermakna dan agar kita benar-benar menghayati rukun sujud tersebut.

Abu Said Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku melihat dengan dua mata kepalaku sendiri bahwa pada kening dan hidung Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menempel bekas air dan lumpur (karena sujudnya Beliau di tanah yang berair dan berlumpur). Terkadang juga Beliau shalat di atas alas, terkadang juga di atas tikar, dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah shalat di atas tikar yang sudah menghitam saking lamanya tikar tersebut dipakai."

Di sini dikatakan "alas" (خُمْرَة) . Khumrah adalah suatu alas seukuran tempat seseorang meletakkan wajahnya, baik berupa tikar, anyaman, daun kurma, atau yang lainnya. Jadi boleh misalnya kita mengambil sepotong kain untuk kita letakkan di tempat kepala kita sujud, dan itu pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagian orang ada yang melihat ini sesuatu yang tidak baik, tapi yang benar tidak demikian. Itu boleh dilakukan dan sudah ada contohnya dari Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Intinya dari pembahasan ini bahwa ketika kita sujud, sujudlah dengan apa adanya. Kalau ada alas, bisa dipakai alas tersebut; kalau tidak ada alas tidak ada masalah, tanah itu suci untuk umat ini, bahkan bisa dipakai untuk alat bersuci. Allahu Ta'ala A'lam.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.