📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-124
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SENIN, 25 Shafar 1445 H / 11 September 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah
💽 Audio ke-91: Pembahasan Tentang Dzikir-Dzikir yang Disunahkan Untuk Dibaca Ketika Rukuk Bag 02
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala mengatakan dalam kitabnya,
[ أذْكَارُ الرُّ كُوعِ ]
"Dzikir-dzikir yang Disunahkan untuk Dibaca ketika Rukuk"
Bacaan yang ketiga:
❲ سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ ❳
Ini dibaca hanya sekali. Tidak ada penjelasan berapa kali dibaca sehingga sekali atau kalau misalnya rukuknya lama kita baca berkali-kali tidak menjadi masalah.
Bacaan yang keempat:
❲ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ❳
Di bacaan yang keempat ini -kata Syaikh Albani rahimahullah- ini menunjukkan bahwa bacaan yang kedua yang ada tambahan [ وَبِحَمْدِهِ ] itu kuat sanadnya, bisa dibaca, karena di bacaan yang keempat ada kata-kata [ وَبِحَمْدِكَ ]. Sehingga sanad yang untuk bacaan yang kedua ini bisa dikuatkan dengan riwayat yang keempat.
Ini menunjukkan bahwa memang Syaikh Albani juga melihat ada orang-orang yang melemahkan riwayat tersebut. Tapi beliau berusaha untuk menguatkan riwayatnya. Di antara yang beliau sampaikan, ini: di bacaan yang keempat ada [ وَبِحَمْدِكَ ]. Berarti tidak masalah untuk membaca
❲ سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ ❳
karena ada riwayat yang sahih -yang jelas-jelas sahih- yang ada tambahan ini, yaitu
❲ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ❳
Dan di riwayat yang keempat ini menunjukkan bahwa ketika rukuk kita juga boleh berdo'a, karena bacaan yang keempat ini artinya, "Maha Suci Engkau ya Allah, ya Rabb kami, dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku."
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan dzikir yang ada do'anya, itu menunjukkan bahwa berdo'a boleh ketika rukuk.
Ustadz, bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
( فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ )**
"Adapun ketika rukuk maka agungkanlah Rabb-mu."
( وَأمَّا السُّجُودُ فَأكْثِرُوا فيه من الدُّعَاءَ أو فَاجْتَهِدُوا فِيه بـ الدُّعَاءِ )**
"Adapun ketika sujud, maka perbanyaklah / bersungguh-sungguhlah untuk berdo'a."
Bukankah di dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan "ketika rukuk agungkanlah", berarti tidak usah berdo'a, do'anya ketika sujud.
Kita katakan, itu mafhumut taqsiim, Rasulullah membedakan. Tapi mafhum ini menjadi lemah ketika ada dalil yang tegas menjelaskan bahwa berdo'a dibolehkan.
Dan di dalam macam dzikir rukuk yang keempat ini tegas. Jelas-jelas di sini ada do'a. Maka mafhum/pemahaman dari hadits tersebut dikalahkan atau diakhirkan. Yang dikedepankan hadits yang lebih tegas seperti ini.
Di sini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan atau mensyariatkan untuk berdo'a, yaitu berdo'a meminta ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ada sebagian ulama yang mengatakan, sebagaimana ketika sujud kita boleh mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ketika rukuk kita boleh berdo'a. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan, ketika rukuk "agungkanlah Rabbmu"; ketika sujud "bersungguh-sungguhlah untuk berdo'a".
Thayyib.
Ketika sujud boleh tidak kita mengagungkan Allah? Boleh. Sebagian ulama mengatakan, sebagaimana ketika sujud kita boleh mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, begitu pula ketika rukuk kita boleh berd'oa. Walaupun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakannya demikian: ketika rukuk agungkanlah, ketika sujud berusahalah untuk banyak berdo'a.
Bisa dibalik juga tidak masalah. Ketika sujud kita mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada masalah. Ketika rukuk kita berdo'a; meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada masalah, karena ada dalilnya. Ada dalilnya pada setiap masalah ini.
Dalil bolehnya berdo'a ketika rukuk adalah dzikir ini,
❲ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ❳
dan dalil bolehnya kita berdoa secara bebas. Dan ketika kita berdo'a, kita boleh mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bacaan yang kelima:
Ini bacaan yang panjang.
❲ اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، [ أَنْتَ رَبِّي ] ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي، وَبَصَرِي، وَمُخِّي، وَعَظْمِي، وَعَصَبِي، [ وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمِيْ، لِله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ] ❳
Bacaan panjang ini untuk rukuk. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam itu rukuknya lama.
Banyak masjid di tempat kita, banyak yang ketika rukuk hanya sebentar. Padahal kalau kita rukuknya lama, semakin kita lama rukuknya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, maka semakin banyak dosa-dosa yang dihapuskan dari kita yang digugurkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari punggung kita. Maka sebaiknya kita memperlama rukuk kita.
Di dalam bacaan ini ketika kita renungi, maka maknanya sangat agung.
"Ya Allah, kepada-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman dan berserah diri. Engkau adalah Rabbku, pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, urat-urat syarafku, serta seluruh anggota badanku yang terangkat oleh kakiku, semuanya tunduk kepada Allah Rabbul ‘aalamiin."
Ini kalau kita baca, kita renungi artinya, maka kita akan sangat khusyuk dalam shalat kita.
Bacaan yang keenam:
❲ اَللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، أَنْتَ رَبِّي، خَشَعَ سَمْعِي، وَبَصَرِي، وَدَمِي، وَلَحْمِي، وَعَظْمِي، وَعَصَبِي، لِله رَبِّ الْعَالِمِينَ ❳
"Ya Allah, kepada-Mu aku rukuk, kepada-Mu aku beriman dan berserah diri, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Engkau adalah Rabbku, pendengaranku, penglihatanku, darahku, dagingku, tulangku, dan urat syarafku, semuanya tunduk kepada Allah Rabbul ‘aalamiin."
Bacaan yang ketujuh:
❲ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَاْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ❳
"Maha Suci dzat Pemilik Keperkasaan, Pemilik Kerajaan, Pemilik Kebesaran, dan Pemilik Keagungan."
Do'a ini pernah dibaca oleh Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dalam rukuk shalat sunah malamnya.
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.
InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
_____
**) Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
“Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo'a, maka do'a tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim, no. 479)
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan seorang hamba yang paling dekat kepada Rabbnya adalah ketika ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdo'a (saat itu).” (HR. Muslim no. 482 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu)
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment