📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-105
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 JUMAT 08 Dzulhijjah 1443 H 08 Juli 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Serial Materi Tematik Bulan Dzulhijjah 1443 H
💽 Audio ke-10: Materi Tematik ~ Pembahasan Tanya Jawab Bag 05
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Mahaagung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.
Pertanyaan 1:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz Syafiq, kalau kita kurban, itu kan InsyaaAllah pahalanya bisa untuk kita sendiri ya, atau kita niatkan untuk keluarga besar kita.
Nah, pertanyaan saya, kapan Ustadz, kita niatkan untuk pahala seperti itu? Apakah pada saat kita membeli kambingnya atau pada saat kapan, Ustadz? Karena kalau misalkan ternyata nih, harus pada saat kita membeli kambing, nah.. saya sudah membeli kambingnya, Ustadz, dan niatnya sementara adalah untuk diri ana sendiri.
Terima kasih, Ustadz. Barakallahu fiik.
Jawaban:
Baarakallahu fiik.
Naam. Ahibbaty fillah.
Ini ada satu amalan yang berkaitan dengan kurban ya, apabila
❲ رَأَيْتُمْ هِلالَ ذِي الحِجَّةِ ❳
"Apabila kalian melihat hilal Dzulhijjah"
Kemarin kita sibuk melihat hilal Ramadhan, kita melihat hilal Syawal, kita seharusnya juga melihat hilal Dzulhijjah. Ketika melihat hilal, ingat baca doa:
[ اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّى وَرَبُّكَ اللهُ ]
"Ya Allah, munculkanlah hilal itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, Rabb-ku dan Rabb-mu (wahai bulan) adalah Allah."
Kemudian apabila masuk awal Dzulhijjah, orang yang mau berkurban itu,
❲ فَلْيُمْسِكْ ❳
Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, hendaklah dia menahan diri tidak memotong rambutnya, tidak memotong kukunya sampai dia menyembelih, bagi yang mau berkurban. Bagi yang mau berkurban. Bisa jadi dia sudah beli; bisa jadi dia belum beli, tapi dia mau kurban. "Nanti ana beli, nantilah ana mau beli tanggal 7," umpamanya. "Karena beli sekarang susah, Ustadz." Karena dia sudah niat. Jadi kalo sudah niat, masuk awal Dzulhijjah, dia jangan potong kuku, jangan potong rambut.
Nah, bicara tadi, satu kurban itu bisa untuk satu keluarga, artinya mencukupi. Kalau bicara kewajiban, potong satu cukup sudah untuk satu keluarga. Artinya, enggak satu orang per orang disuruh motong, enggak. Tapi, kalau mereka mampu, mau potong sendiri-sendiri tafaddhal.
Bicara niat tadi, pemiliknya satu orang, tetap, yang namanya kambing ya satu orang, enggak mungkin buat 7 orang kambing itu. Milik satu orang. Tapi ketika dia nanti menyembelih, di situ dia niatkan buat dirinya dan keluarga.
Kalau sekarang niatnya, "Ana sebenarnya niat buat sendiri, Ustadz." Niat itu bisa berubah-ubah sebenarnya. Selama belum pelaksanaan, maka enggak ada masalah. Antum yang tadi niatnya untuk diri sendiri, apa masalahnya kalau kita ikutkan keluarga kita dalam niat kita itu.
Jadi InsyaaAllah, enggak ada masalah ketika nanti mau menyembelih, diniatkan buat diri dan keluarganya. Dan sekali lagi dianjurkan, kalau bisa motong sendiri, motong sendiri. Dan Alhamdulillah, tutorial menyembelih ini banyak, Jamaah. Dan ternyata enggak sesulit yang dibayangin ya. Yang penting antum punya pisau yang tajam.
هَذَا وَاللهُ أَعْلَمْ بِالصَوَّابِ
Alhamdulillah. Jazakumullahu khairan, Ustadz, atas jawabannya. Semoga bisa dipahami dengan baik dan diamalkan.
Kemudian pertanyaan selanjutnya, Ustadz.
Pertanyaan 2:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz Syafiq, izin bertanya mengenai mana yang lebih utama, antara berkurban satu ekor domba atau 1/7 untuk sapi. Atau mungkin, Ustadz, boleh diperluaskah penjelasan tentang urut-urutan dari keutamaan itu? Ini bagaimana, Ustadz ya?
Jawaban:
Ahibbaty fillah.
Kalau bicara urutan yang lebih utama mana, memang ada khilaf di antara para ulama. Namun ana lihat pendapat yang lebih kuat, urutannya itu adalah yang pertama unta, sendirian. Unta sendirian. Satu orang menyembelih unta sendiri. Kalau lebih banyak lagi, lebih utama.
Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ketika Beliau punya, Beliau berangkat haji itu membawa 63 ekor, ditambah yang Ali bawa dari Yaman sampai 100 ekor. Seratus ekor unta yang beliau hadiahkan, dan Beliau sembelih sendiri dengan tangannya 63 ekor. Itu yang lebih utama.
Jadi kalau mau sendirian, ya satu ekor unta. Jadi jangan berpikir, 1 ekor unta sekarang tidak mungkin Ustadz, di Indonesia. Ya memang, enggak ada unta, mungkin kebun binatang yang ada.
Setelah itu 1 ekor sapi, sendirian. Setelah itu 1 ekor kambing, sendirian. Jadi urutannya seperti itu. Setelah itu berarti 1/7 unta, 1/7 sapi.
Ahibbaty fillah.
Cuma kadang kala memang ada yang berpendapat, "Ustadz, tempat ana orang-orang enggak makan kambing."
Enggak apa-apa, engkau mau 1/7 tidak apa-apa. Ini kita bicara tentang keutamaan saja sebenarnya. Artinya boleh semuanya.
Kalau mungkin engkau berpikir, "Kalau ana berkurban kambing, Ustadz, sayang tidak dimakan, Ustadz. Ana kayaknya mau kurban sapi saja." Tafaddhal. Tidak ada masalah.
Jadi urutannya seperti itu. Terus yang terbaik adalah yang terindah, yang tergemuk, yang termahal.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang membebaskan budak. Budak itu banyak pada waktu itu. Mana yang paling utama, maka Beliau Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ أَغْلَاهَا ثَمَنًا وَ أَنْفَسُهَا عِنْدَ أَهْلِهَا ❳
"Yang paling mahal harganya, yang paling mulia di sisi pemilik, maka itu akan lebih utama lagi."
Jadi jangan sampai kita berkurban asal-asalan ya. Kalau enggak mampu, wajar. Semampunya. Tapi kalau dia mampu, dia bisa milih mana yang akan dia kurbankan. Tapi ingat pula,
{ لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا }
"Tidak sampai kepada Allah dagingnya. Darahnya juga tidak sampai."
Terus yang sampai kepada Allah:
{ وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى }
"Yang sampai kepada Allah itu ketakwaan."(QS. Al Hajj: 37)
هَذَا وَاللهُ اَعْلَمْ
Alhamdulillah. Jazakumullahu khairan, Ustadz, atas jawabannya. Semoga bisa dipahami dengan baik dan diamalkan.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.
بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment