📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-112
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 07 Shafar 1445 H / 24 Agustus 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah
💽 Audio ke-79: Pembahasan Membaca Al-Qur’an Dengan Tartil dan Memperbagus Suara Ketika Membacanya
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
Kita dalam pembahasan
[ تَرتِيلُ الْقِرَاءَةِ وَتَحْسِيْنُ الصَّوْتِ بِهَا ]
"Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan membaguskan suara ketika membaca Al-Qur’an"
Ketika kita shalat dan kita membaca Al-Qur’an maka disunahkan/sangat dianjurkan bagi kita untuk membacanya dengan tartil. Jangan membaca dengan cepat dan usahakanlah membacanya dengan suara yang indah. Indahkan iramanya agar kita bisa menikmatinya.
Kalau misalnya kita jadi imam, makmumnya juga bisa lebih tenang, lebih senang ketika mendengar suara kita.
وَكَانَ ﷺ - كَمًا أَمَرَهُ اللَّهٌ تَعَالَى - يُرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيْلًا،
Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana Allah perintahkan untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil, maka Beliau praktekkan, yaitu dalam surat Al-Muzzammil.
{ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيْلَا }
"Bacalah Al-Qur’an dengan tartil."(QS. Al-Muzzammil: 4)
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam praktekkan hal itu.
لَا هذًّا وَلَا عَجْلَة،
Beliau membacanya; tidak membaca dengan cara yang cepat dan juga tidak tergesa-gesa.
لَا هَذَّا
Tidak terlalu cepat bacaannya,
وَلَا عَجْلَة
dan tidak tergesa-gesa.
بَلْ قِرَاءَة ❲ مُفَسِّرَة حَرْفاً حَرْفًا ❳
Akan tetapi bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah bacaan yang jelas huruf demi hurufnya.
Kelihatan huruf-hurufnya, kelihatan semuanya dengan sangat jelas.
حَتَّى ❲ كَانَ يُرَتِّلِ السٌّوْرَة حَتَّى تَكُوْنُ أَطْوَلُ مِنْ أَطْوَلُ مِنْهَا ❳
Sampai-sampai Beliau ketika membaca dan mentartil (membaca dengan tartil) sebuah surat, sampai-sampai surat tersebut menjadi lebih panjang dari surat yang lebih panjang darinya.
Maksudnya ketika Beliau membaca surat yang pendek dengan tartil, itu bisa lebih lama daripada membaca surat yang lebih panjang dari itu tapi tanpa tartil. Ini maksud dari perkataan ini.
Karena saking (sangat) tartilnya bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, sampai-sampai surat yang pendek itu dibaca oleh Beliau lebih lama daripada surat yang lebih panjang apabila tidak dibaca secara tartil.
وَكَانَ يَقُوْلُ : ❲ يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآن : اِقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلْ فِيْ الدُّنْيًا، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةَ تَقْرَؤُهَا ❳
Beliau dahulu pernah mengatakan, "Akan dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an (orang yang senantiasa membaca, menghafal dan mengamalkannya): bacalah dan naiklah ke tingkatan-tingkatan surga."
Nanti di surga orang-orang akan dikatakan demikian. Shahibul Qur’an: ini orang yang selalu membaca Al-Qur’an, menghafalkannya, mengamalkannya. Inilah Shahibul Qur’an, tidak hanya menghafal saja tapi ternyata tidak mengamalkannya dalam kehidupan. Inilah Shahibul Qur’an, sahabat Al-Qur’an, orang yang memiliki Al-Qur’an, ahlul Qur’an.
Ini nanti di surga akan dikatakan kepadanya:
❲ اِقْرَأْ وَارْتَقِ ❳
Bacalah dan setiap ayat angkat derajatnya.
Dipindahkan ke derajat yang lebih tinggi di surga, setiap ayatnya.
❲ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلْ فِيْ الدُّنْيَا ❳
Bacalah Al-Qur’an dengan tartil sebagaimana engkau dahulu di dunia membacanya dengan tartil.
Ini menunjukkan ada keutamaan membaca Al-Qur’an dengan cara tartil.
❲ فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَة تَقْرَؤُهَا ❳
Karena kedudukanmu di surga nanti itu pada akhir ayat yang engkau baca.
Makanya hafalkan Al-Qur’an selagi masih hidup. Nanti di surga membacanya tidak ada mushaf-nya, disuruh membaca dari hafalan. Dan hafalan kita akan menentukan derajat kita di surga. Oleh karenanya semangatlah dalam menghafal Al-Qur’an.
Setelah -ketika- kita menghafal, juga usahakanlah untuk menerapkan isi Al-Qur’an tersebut dalam kehidupan kita, sehingga kita bisa dimasukkan ke dalam Shahibul Qur'an, sahabat Al-Qur’an, orang yang memiliki Al-Qur’an (Ahlul Qur'an).
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.
InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment