📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-91
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 RABU, 08 Muharram 1445 H / 26 Juli 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah
💽 Audio ke-58: Pembahasan Membaca Al-Fatihah ~ Membaca Aamiin dan Imam Mengeraskannya
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ .
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).
Pada kajian kali ini kita akan membahas:
- التَّأمِينُ وَجَهْرُ الْإِمَامِ بِهِ-
"Masalah Membaca Aamiin dan Ketika Membaca Aamiin, maka Imam Mengeraskannya"
Jadi imam mengeraskan ketika membaca amin. Ini sunah, dan banyak ditunjukkan oleh hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan,
ثُمَّ ❲ كَانَ ﷺ إِذَا انْتَهَى مِنْ قِرَاءَةِ الْفَاتِحَةِ قَالَ: [ آمِيْن ] ،❳
"Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu ketika Beliau selesai membaca Al-Fatihah, maka Beliau mengatakan: Aamiin."
❲ يَجْهَر ❳
"Beliau mengeraskan amin-nya."
❲ وَيَمُدُّ بِهَا صَوْتَه ❳ .
"Dan Beliau memanjangkan suaranya."
> maksudnya memanjangkan bacaan amin-nya: "Aamiiiinn..."
Dan ini Beliau sebagai seorang imam. Kadang-kadang imam tidak mengeraskan bacaan amin-nya. Ini kurang afdal. Yang lebih afdal adalah imam mengeraskan bacaan amin-nya dan memanjangkan bacaan tersebut.
وَكَانَ يَأْمُرُ الْمُقْتَدِيْن بِالتًّأْمِيْنِ بُعَيْدَ تأمِيْنِ الْإِمَام
"Dan dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada makmum untuk membaca amin juga, setelah bacaan amin-nya imam."
Tapi setelahnya, setelah yang sedikit. Jadi tidak setelah selesai amin-nya imam, tidak. Tapi lebih, bisa dikatakan membarengi imam tapi tidak bareng secara utuh.
Di sini [ ِبُعَيدَ تَأْمِيْن الْإِمَام ] ; setelahnya tapi bukan setelah yang utuh, bukan imam membaca "Aamiin" - selesai, kemudian makmum "Aamiin", tidak. Tapi berbarengannya, makmum masih di belakangnya imam. Membacanya makmum setelah membacanya imam ta'min "Aamiin", tapi tidak setelah selesainya. Jadi amin-nya tetap berbarengan, tapi makmum bacaan amin-nya tetap setelah selesai imam.
فَيَقُوْلُ : ❲ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ : ❳
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, "Apabila imam membaca"
{ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ }
❲ فَقُوْلُوْا : آمِيْن ❳
"maka katakanlah wahai makmum: Aamiin."
[ فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَقُوُلُ : آمِيْن ]
"Karena para malaikat itu membaca: 'Aamiin' juga" (ketika seorang imam selesai membaca Al-Fatihah-nya)
[ وَإِنَّ الْإِمَامَ يَقُوْلُ : آمِيْن ]
"Dan imam juga membaca: Aamiin."
( وَفِيْ لَفْظٍ: )
"Dalam redaksi yang lain,"
( إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوْا ) ،
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan, "Apabila imam membaca Aamiin, maka aminkanlah."
Apabila imam membaca "Aamiin", maka bacalah "Aamiin" juga.
❲ فَمَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ الْمَلَائِكَة، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه ❳ .
"Apabila ada orang yang bacaan amin-nya berbarengan dengan bacaan amin-nya malaikat, keutamaannya: dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."
Sering kali orang ketika mendengar keutamaan seperti ini, sering kali menyepelekan. Padahal ini keutamaan yang besar.
Kalau ditanya dosa-dosa yang telah lalu ini berapa?
Banyak sekali. Karena di situ tidak ada batasan hari, tidak ada batasan tahun. Dosa-dosa manusia yang telah lalu, ini dosa yang banyak.
Coba kalau umurnya 30 tahun, dosa-dosa yang telah lalu ketika dia umur 30 tahun, berapa dosanya? Banyak.
Coba kalau umurnya 60 tahun, dikatakan dosa-dosanya yang telah lalu diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, berapa itu? Banyak sekali.
Dan ini keutamaan yang besar. Apabila amin kita berbarengan dengan amin-nya malaikat, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.
Dalam sebuah redaksi yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyabdakan,
❲ إِذَا قَالَ أَحَدُكُمْ فِيْ الصَّلَاةِ : آمِيْن ❳
"Apabila salah seorang dari kalian membaca di dalam shalatnya: Aamiin"
❲ وَالْمَلَائِكَةُ فِيْ السَّمَاءِ : آمِيْن ❳
"dan malaikat yang ada di langit juga mengatakan: Aamiin"
❲ فَوَافَقَ أَحَدُهُمَا الْآخَر ❳
"dan amin-nya salah satu dari keduanya berbarengan dengan amin salah satu dari keduanya yang lain,"
❲ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه ❳ .
"maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."(Ini maknanya sama dengan yang tadi)
Intinya, kalau amin-nya kita berbarengan dengan amin-nya malaikat setelah imam selesai membaca Al-Fatihah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.
InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment