📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-105
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SELASA, 28 Muharram 1445 H / 15 Agustus 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah
💽 Audio ke-72: Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada Shalat Malam Bag 04
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
Kita sampai pada poin bacaan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ketika shalat malam.
وَنَهَاهُ أَنْ يَقْرَأَهُ فِيْ أَقَلَّ مِنْ ذَالِك
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang sahabat Abdullah Ibn Amr Ibn Ash untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari.
وَعَلَّلَ ذَالِكَ فِيْ قَوْلِهِ لَهُ : ❲ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِيْ أَقَلَّ مِنْ ثِلَاثٍ لَمْ يَفْقَهْهُ ❳
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan alasan dalam larangan itu dengan mengatakan, "Barang siapa yang membaca Al-Qur’an kurang dari tiga hari atau tiga malam, dia tidak bisa memahami bacaannya dengan baik."
وَفِيْ لَفْظٍ : ❲ لَا يَفْقَهْ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِيْ أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ ❳
Dalam redaksi yang lain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Tidak memahami dengan pemahaman yang baik orang yang membaca Al-Qur’an kurang dari tiga hari."
ثُمَّ فِيْ قَوْلِهِ لَهُ : ❲ فَإٍنَّ لِكُلِّ عَابِدٍ شِرَّة ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَة، فَإِمًّا إِلَى سُنَّة، وَإِمَّا إِلَى بِدْعَة، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّة فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَالِكَ فَقَدْ هَلَك ❳
Kata Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, "Sungguh setiap orang yang ahli ibadah itu punya masa semangat."
Ada masa-masanya semangat. Contohnya kita, kadang-kadang di awal kajian masyaaAllah yang datang full , lama-lama karena kitabnya panjang akhirnya berkurang sedikit demi sedikit, hilang, hilang, hilang. Karena memang setiap masa itu ada semangat. Nanti di tengah-tengah banyak lagi. Nanti malas lagi. Nanti paling ramainya di penutupannya. Kemudian mengatakan, "Alhamdulillah saya sudah selesaikan satu kitab." Padahal bolong-bolong.
Kata Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam,
فإنَّ لِكُلِّ عابِدٍ شِرَّةٌ
"Sesungguhnya untuk orang yang semangat ibadah atau ahli ibadah itu ada masa-masa semangatnya."
وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ
Dan masa semangat ini akan diselingi oleh masa-masa malas.
فَإِمَّا إِلَى سُنَّة، وَإِمَّا إِلَى بِدْعَة
Maka bisa jadi karena dia malas, walaupun dia malas dia tetap melakukan yang sunah yang sesuai dengan tuntunan. Kadang-kadang karena kemalasan itu akhirnya dia terjatuh ke dalam perbuatan bid'ah.
Makanya Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan setelahnya,
فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَد اهْتَدَى،
"Apabila malasnya dia masih bisa menjaga dirinya untuk tetap melakukan yang sunah, maka dia telah mendapatkan petunjuk, dia mendapatkan hidayah, dia orang yang lurus."
وَمَنْ كانَتْ فَتْرَتُهُ إلى غَيرِذَالِكَ فَقَدْ هَلَك
Apabila masa malasnya itu menjadikan dia terjatuh ke dalam amalan-amalan bid'ah, maka dia telah binasa.
Makanya kita harus tahu diri. Kita harus mengetahui bagaimana keadaan diri kita ketika semangat. Maka tetap jaga jangan sampai terjatuh ke dalam bid'ah karena semangat kita dalam beribadah.
Begitu pula kita malas jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan. Kadang-kadang iman itu tinggi, semangat. Kadang-kadang jiwa masih fresh , semangat ibadahnya. Tapi kadang-kadang jiwa ini lelah. Lelahnya memang karena jenuh, bukan karena kemaksiatan. Kadang-kadang demikian. Memang jenuh. Kalau sedang malas seperti itu jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan. Tetap jaga agar tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan. Kurangi kegiatan, iya. Silakan dikurangi kegiatan, tapi jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan.
Kalau kita misalkan, hidup ini seperti orang yang melakukan perjalanan, misalnya dengan mobil atau dengan motor. Orang yang melakukan perjalanan, walaupun dia tidak melakukan sesuatu yang mengganggu perjalanannya, bisa capek. Yang pertama, dia masuk mobilnya atau dia naik motornya dari rumah segar, fresh ketika itu. Melakukan perjalanan 5 jam, ada capek walaupun dia tidak melakukan kesalahan.
Jiwa juga seperti itu. Ketika kita mengarungi kehidupan, sebenarnya kita sedang melakukan safar menuju akhirat. Kadang-kadang kita jenuh, padahal kita tidak melakukan dosa yang mengganggu aktivitas kita. Tapi memang ada kejenuhan itu sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Ada masa semangat, ada masa malas. Jiwa ini kadang segar, kadang juga lelah. Kadang kelelahannya karena kesalahan.
Ketika orang di jalan, ketika dia banyak tingkah di perjalanan, akan banyak gangguan. Misalnya nyopir mobil ada snack-nya. Dia makan snack-snack yang pedas, lama-lama mulas di perjalanan, karena dia melakukan hal yang bisa mengganggu perjalanannya. Atau banyak tingkah, dia belok-belokkan akhirnya ketabrak. Banyak tingkah.
Jiwa kita juga demikian. Ketika kita mengarungi kehidupan, kalau kita banyak tingkah, misalnya melakukan kemaksiatan, lama-lama hati kita sakit. Kemaksiatan itu akan mendatangkan kotoran ke dalam hati kita. Dan dia menjadikan hati kita sakit karena kemaksiatan juga punya beban.
Kalau kita melakukan kemaksiatan, akan ditorehkan noda hitam di dalam hati kita. Kemaksiatan itu juga akan mendatangkan dosa yang dipikul oleh jiwa kita. Akhirnya lama-lama akan lelah jiwa kita. Memikul, kemudian dalam keadaan semakin gelap, semakin gelap. Ini kadang-kadang seperti ini.
Kalau kita lelahnya itu karena kesalahan kita, maka banyak beristighfar, banyak bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini solusinya. Sebagaimana kita sedang melakukan perjalanan kita banyak polah (tingkah), ya dikurangi polahnya (tingkah). Jangan dilakukan biar perjalanan lancar.
Dalam kehidupan ini juga demikian. Kalau kelemahan jiwa kita karena kesalahan kita, maka solusinya banyak beristighfar, banyak bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kalau sebab lemahnya jiwa kita ini karena dia jenuh, karena mengarungi perjalanan jauh dan monoton kegiatannya, maka lama-lama akan jenuh, akan lelah. Maka kurangi kegiatan, tapi jangan sampai terjatuh ke dalam kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Thayyib, kita teruskan.
وَلِذَالِكَ ❲ كَانَ ﷺ لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِيْ أَقَلّ مِنْ ثَلَاث ❳
Oleh karenanya dahulu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah membaca (mengkhatamkan) Al-Qur'an kurang dari tiga hari.
وَكَانَ يَقُوْلُ : ❲ مَنْ صَلَّى فِيْ لَيْلَة بِمِائَتَيْ آيَة، فَإِنَّهُ يُكْتُبُ مِنَ الْقَانِتِيْنَ الْمُخْلِصِيْن ❳
Dan Beliau pernah mengatakan, "Barang siapa yang shalat di suatu malam dengan 200 ayat, maka dia dicatat sebagai orang yang taat dan orang yang ikhlas."
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.
InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment