📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-95
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SELASA, 14 Muharram 1445 H / 01 Agustus 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah
💽 Audio ke-62: Pembahasan Bacaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Setelah Membaca Al-Fatihah Bag 02
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ .
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).
Pada kajian kali ini kita akan membahas bacaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah Al-Fatihah.
وَكَانَ يَبْتَدِئُ مِنْ أَوَّلِ السُّوْرَةِ وَ يَكْمِلُهَا فِيْ اَغْلَبِ اَحْوَالِهِ
"Dan biasanya bacaan suratnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dari awal surat sampai akhir surat."
Ini sunnahnya, dan yang paling banyak dari keadaan Beliau adalah seperti ini. Kalau Beliau membaca setelah Al-Fatihah, biasanya membaca dari awal surat sampai akhir surat. Kalau misalnya membaca { سَبِّحِ اسۡمَ رَبِّكَ الۡاَعۡلَىۙ } ya sampai akhir dalam satu rakaat. Membaca Al-Fajr dari awal sampai akhir, membaca An-Naba dari awal sampai akhir dalam satu rakaat. Ini keadaan yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan ini sangat sering ditinggalkan oleh imam. Sering kali imam itu membacanya potongan-potongan surat. Bahkan kadang-kadang seorang imam malu kalau membaca surat-surat yang sering kali dibaca atau sering didengar. Akhirnya membaca potongan-potongan surat yang panjang, diambil potongan-potongannya.
Hal tersebut bukan haram, bukan juga makruh, tapi yang lebih afdal adalah sebagaimana sering dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, membaca dari awal surat sampai akhir surat.
وَ يَقُوْلُ :
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
❲ أَعْطُوْا كُلَّ سُوْرَةٍ حظَّها مِنْ الرُّكُوْعِ وَ السُّجُوُدٍ ❳
"Berikanlah setiap surat bagiannya dari rukuk dan sujud."
Maksudnya ketika kita selesai membaca surat, maka rukuklah dan kemudian setelah itu sujud. Ini kebiasaan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika membaca surat, maka Beliau memilih membaca surat dari awal sampai akhir.
( وَ فِيْ لَفْظٍ : ❲ لِكُلِّ سُوْرَةٍ رَكْعَة ❳ )
"Setiap surat itu mempunyai bagian rukuk."
وَكَانَ تَارَةً يُقَسِّمُهَا فِيْ رَكْعَتَيْن
"Kadang-kadang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membagi surat menjadi dua."
Ini kadang-kadang. Makanya kita tidak boleh mengatakan itu makruh, karena ini dilakukan juga oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita hanya boleh mengatakan, afdalnya dibaca dari awal sampai akhir.
Kalau ingin misalnya meringkas atau memendekkan shalat kita, maka pilih surat yang pendek, tapi dari awal sampai akhir. Kalau ingin memanjangkan, pilih surat yang panjang, dari awal sampai akhir. Meskipun kalau dibagi menjadi dua pun tidak masalah. Sebagaimana kadang-kadang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
وَ تَارَةً يُعِيْدُهَا كُلًّهَا فِيْ الرَّكْعَةِ الثَّانِيَة
"Kadang-kadang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengulang surat yang sama di dua rakaatnya."
Jadi misalnya rakaat pertama, misalnya membaca Al-A'la, di rakaat kedua membaca Al-A'la lagi. Ini kadang-kadang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ini bisa menjadi solusi bagi yang misalnya hanya hafal Al-Ikhlas saja. Boleh membaca Al-Ikhlas di rakaat yang pertama, di rakaat yang kedua membaca Al-Ikhlas lagi, tidak masalah, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
وَكَانَ أًحْيَانًا يَجْمَعُ فِيْ الرَّكْعًةِ الْوَاحِدَةِ بَيْنَ السُّوْرَتَيْنِ اَوْ أَكْثَر
"Kadang-kadang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam satu rakaatnya membaca lebih dari satu surat."
Terutama ketika suratnya pendek, kadang dua surat, kadang tiga surat, kadang lebih dari itu.
Ini juga bisa dilakukan. Dan ini biasanya dilakukan oleh jamaah shalat tarawih ketika sampai di juz 30. Biasanya merapel; ada surat-surat yang pendek dan kalau dibaca satu surat, (lalu) rukuk, maka tidak akan lengkap, nanti tidak bisa 30 juz misalnya atau 15 juz, sehingga harus ada penggabungan surat-surat yang pendek.
وَقَدْ ❲ كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِيْ مَسْجِدِ ( قباء)، وَ كَانَ كُلَّمَا اِفْتَتَحَ سُوْرَةً يَقْرَأُ بِهًا لَهُمْ فِيْ الصَّلَاةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ، اِفْتَتَحَ بِ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدْ } ❳
Intinya, ini ada sebuah kisah di masjid Quba' dan kisah ini aneh, makanya ada seorang sahabat yang mengingkari.
Ada seorang imam dan imam ini dipandang sebagai seorang yang terhormat. Orang-orang menginginkan dia sebagai imam. Tapi imam ini punya kebiasaan yang aneh. Kebiasaannya: selesai membaca Al-Fatihah, dia membaca { قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ } dahulu. Selesai. Setelah itu membaca surat yang lain. Kebiasaannya seperti ini. Di rakaat kedua juga seperti itu. Setelah membaca Al-Fatihah ia membaca { قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ } dahulu, kalau ingin membaca surat-surat yang lainnya.
Akhirnya diingkari oleh sahabat yang lain. "Kenapa kamu seperti ini? Seharusnya yang engkau lakukan sudah cukup Al-Ikhlas saja, tidak usah ditambahi dengan surat yang lain. Atau surat yang lainnya saja, tidak ada surat Al-Ikhlas lagi. Kenapa setiap rakaat ada surat Al-Ikhlas-nya?"
Ini disebutkan dalam riwayat ini. Orang tersebut tetap bersikukuh, "Tidak, saya tetap menginginkan seperti ini".
Dia mengatakan:
❲ مَا أَنَا بِتَارِكِهَا، ❳
"Saya tidak mau meninggalkan."
(pokoknya saya ingin seperti ini)
❲ إِنْ أُحْبَبْتُمْ أَنْ أُؤَمِّكُمْ بِذَالِكَ فَعَلْتُ، ❳
"Kalau kalian senang aku menjadi imam, maka saya akan melakukan yang seperti ini."
❲ وَاِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ، ❳
"Kalau kalian tidak suka, saya tidak mau jadi imam."
❲ وَكَانُوْا يَرَوْنَ أَنَّهُ مَنْ أَفْضَلِهُمْ، ❳
"Tapi sayangnya mereka melihat orang ini yang paling afdal, yang paling mulia dari mereka."
❲ وَكَرِهُوْا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ، ❳
"Mereka tidak ingin orang lain menjadi imam mereka."
Tapi keadaannya seperti ini.
❲ فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرُوْهُ الْخَبَر، ❳
"Ketika mereka datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka menceritakan tentang keadaan mereka."
❲ فَقَالَ : ❳
"Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,"
❲ يَا فُلَانْ! مَا يَمْنَعٌكَ أَنْ تَفْعَلْ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحًابُكَ؟ ❳
"Wahai fulan, apa yang menghalangimu menerima nasihat mereka atau masukan mereka? Mereka adalah teman-temanmu, mereka sahabatmu."
❲ وَمَا يَحْمِلُكً عَلَى لُزُوْمِ هَذِهِ السُّوْرَةِ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ؟ ❳
Rasulullah bertanya lagi, "Apa yang menjadikan kamu harus membaca surat ini di setiap rakaat?"
Kata orang ini mengatakan,
❲ إِنِّيْ أُحِبُّهَا ❳
"Aku mencintai surat ini (Al-Ikhlas)."
Aku mencintai surat ini, aku tidak bisa meninggalkan membaca surat ini.
Subhanallah, orang dahulu mungkin ya orang ini asalnya musyrik. Ketika mendapatkan hidayah Islam, mungkin orang ini sangat senang dengan konsep ketuhanan Islam.
{ قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ }
"Katakanlah bahwa Allah adalah Zat yang Esa (satu)."
{ اَللّٰهُ الصَّمَدُ }
"Allah lah yang dibutuhkan oleh segala sesuatu selain-Nya dan segala sesuatu membutuhkan-Nya."
{ لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ }
" Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan."
{ وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ }
"Dan tidak ada seorang pun yang sama dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala."
Orang ini mungkin setelah mendapat hidayah Islam, sangat menghargai konsep ketuhanan dalam Islam; konsep tauhid di dalam Islam, sehingga ingin mengingatkan dirinya kepada tauhid ini dengan membaca surat Al-Ikhlas di setiap rakaatnya.
Ketika orang ini mengatakan [ إِنِّيْ أُحِبُّهَا ]
"saya mencintai surat ini", kata Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam,
❲ حُبُّكَ إِيَّاهَا أدْخَلَكَ الْجَنَّة ❳
"Kecintaanmu kepada surat Al-Ikhlas tersebut akan memasukkanmu ke dalam surga."
Inilah kemuliaan para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ada di antara mereka yang sudah tahu masuk surga sebelum mereka meninggal. Ini, kenikmatan yang seperti ini tidak akan bisa kita dapatkan di zaman setelah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.
Demikian yang bisa ana sampaikan dalam kesempatan kali ini. Mudah-mudahan Allah berkahi ilmu kita, mudah-mudahan Allah mudahkan kita dalam mengamalkannya, dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan kita di atas jalan sunnah Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam hingga ajal menjemput kita, dan hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mempertemukan kita bersama Nabi-Nya di surga firdaus-Nya.
Aamiin aamiin yarabbal ‘alaamiin.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ مُبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِوَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment