Ramadhan Bersama Al-Quran
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد
Ikhwah grup Belajar Islam yang semoga diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita lanjutkan silsilah kajian tentang ibadah dan puasa Ramadhan bagian yang kesebelas. Pada kesempatan ini akan saya sampaikan materi tentang "Ramadhan bersama Al Qur'an"
Ikhwah sekalian bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur'an. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
شَهْرُرَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al Baqarah: 185)
Al Qur'an diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia secara keseluruhan pada bulan Ramadhan. Sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu ta'ala 'anhuma. Demikian pula diturunkan pertama kali secara berangsur-angsur kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan.
Al Qur'an diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada malam yang penuh dengan berkah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan." (QS. Ad-Dukhan: 3)
Syaikh As Sa'di rahimahullah ketika menjelaskan ayat di atas dalam tafsirnya yaitu Taisiril karimul Rahman Fi Tafsiri Kalami Al Manan, beliau berkata: Maknanya malam yang penuh dengan kebaikan yaitu lailatul qadr yang lebih baik dari seribu bulan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan sebaik-baik ucapan, seutama-utama malam dan pada semulia-mulianya makhluk dengan bahasa Arab yang mulia.
Inilah Al Qur'an, sebaik-baik ucapan yang diturunkan pada semulia-mulianya bulan diseutama-utamanya malam oleh semulia-mulia malaikat (Jibril alaihissallam) kepada semulia-mulianya Nabi (Shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Lalu bagaimana jika Al Qur'an mengenai hati seorang hamba ? tentunya ia akan menjadi semulia-mulianya hati. Oleh karena itu Al-Qur'an hanya menjadi peringatan bagi hati-hati yang hidup. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ
"Agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (adzab) terhadap orang-orang kafir." (QS. Yasin: 70)
Maksud ayat di atas sebagaimana dikatakan oleh Syaikh As Sa'di, maksudnya hati yang hidup adalah hati yang senantiasa berkembang di atas Al Qur'an, hati yang senantiasa bertambah dengan ilmu dan amal. Al Qur'an baginya bagaikan air hujan yang membasahi tanah yang subur.
Ikhwan Fiddin A'adzaniyallah wa Iyyakum ajma’in, tujuan diturunkan Al Qur'an sangatlah jelas, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan dalam surat Shad ayat 29.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran."
As Sa'di rahimahullah berkata:
Inilah hikmah diturunkannya Al Qur'an yakni agar manusia mempelajari ayat-ayatnya, mereka mengeluarkan ilmunya dan segala pelajaran yang ada di dalamnya. Sungguh keberkahan dan kebaikan Al Qur'an didapati hanya dengan mentadabburi maknanya secara berulang-ulang. Jadi keberkahan Al Qur'an didapati hanya dengan mentadabburi makna yang terkandung di dalamnya.
Inilah tujuan diturunkannya Al Qur'an, artinya Al Qur'an diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala bukan hanya untuk dibaca, walaupun membacanya memiliki banyak keutamaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau bersabda:
اقرأوا الْقُرْآن فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه
"Bacalah oleh kalian Al-Qur'an karena sungguh dia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi orang yang senantiasa membacanya."
Kata ashhabihi dalam hadits di atas adalah orang yang senantiasa membacanya dan memenuhi hak-haknya.
Walhasil ikhwah sekalian, bulan Ramadhan ini bulan yang sangat agung, dialah bulan Al Qur'an. Karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meningkatkan muamalahnya dengan Al Qur'an. Pada bulan ini beliau (shallallahu ‘alaihi wa sallam) tadarus bersama malaikat Jibril.
Selanjutnya di antara catatan penting bahwa pada bulan Ramadhan ini bukan hanya membaca Al Qur'an yang harus kita tingkatkan akan tetapi memahaminya Al Qur'an. Karena Al Qur'an itu diturunkan bukan untuk dibaca akan tetapi untuk ditaddaburi dan diamalkan.
Sebagaimana perkata Syaikh As Sa'di tadi, bahwasanya keberkahan Al Qur'an didapati ketika kita mentaddaburi Al Qur'an. Sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Shad ayat 29.
Demikian pula karena makna tadarus bukan hanya membaca, akan tetapi mengkaji makna yang terkandung di dalamnya.
Karena itu dikatakan di dalam kitab Mirqatul Ma'fatih:
"Tadarus adalah sebagian orang membaca di hadapan yang lainnya guna membenarkan lafadz-lafadznya atau menjelaskan makna yang terkandung di dalamnya."
Jadi tadarus bukan hanya berkumpul membaca Al Qur'an, tetapi mengkaji isi kandungan Al Qur'an, agar Al Qur'an betul-betul berkah bagi kita. Demikian pula tambah lagi keberkahan Ramadhan bagi kita.
Ikhwah sekalian yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bisa dipahami dengan baik dan tentunya bermanfaat bagi kita semua.
Akhukum fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok Pesantren Sabilunnajah Bandung
Post a Comment