F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Ramadhan –12 – Qiyamur Ramadhan (Shalat Tarawih) - Belajar Islam BIS

Ramadhan –12 – Qiyamur Ramadhan (Shalat Tarawih) - Belajar Islam BIS


Qiyamur Ramadhan (Shalat Tarawih)


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد

Ikhwah grup Belajar Islam yang semoga diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita lanjutkan silsilah tentang ibadah dan puasa Ramadhan bagian yang ke-12. Pada kesempatan ini akan saya sampaikan tentang "Qiyamul Ramadhan (Shalat Tarawih)"

Ikhwah sekalian, Imam Al Bukhari rahimahullah mencantumkan judul dalam kitab shahihnya kitab shalat tarawih, kitab ini membahas tentang shalat tarawih. Kemudian beliau membawakan beberapa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di antaranya adalah hadits berikut ini.

Dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْذنْبِه

"Barangsiapa melalukan qiyamul Ramadhan atas dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu."

Dalam hadits lain Imam Bukhari membawakan riwayat, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qiyamul Ramadhan secara berjama'ah. Walaupun pada akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan hal itu, maksudnya tidak mengerjakan secara berjama'ah sampai beliau (shallallahu ‘alaihi wa sallam) wafat. Karena beliau khawatir jika itu diwajibkan atas umatnya.

Demikian pula pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq, maksudnya tidak dilakukan secara berjama'ah, demikian pula di awal ke khilafahan Umar Ibnu Khaththab radhiyallahu ta'ala 'anhu tidak dilakukan secara berjama'ah, baru setelah beberapa masa kekhilafahan Umar. Umar berkata, "Seandainya ditunaikan dengan satu imam niscaya akan lebih baik".

Pada akhirnya di zaman Umar Ibnu Khaththab dilakukan kembali shalat tarawih secara berjama'ah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah melakukan ini. Kemudian Imam Bukhari pun membawakan riwayat bahwasanya Umar Ibnu Khaththab radhiyallahu ta'ala 'anhu pernah berkata yang menunaikannya di akhir malam lebih baik daripada yang menunaikan di awal malam.

Selanjutnya Imam Bukhari pun membawakan hadits dari Aisyah radhiyallahu ta'ala 'anha, bahwasanya Aisyah pernah ditanya bagaimanakah shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan. Aisyah radhiyallahu ta'ala 'anha menjawab:

مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّي أَرْبَعًا ، فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا ، فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا

"Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah di bulan Ramadhan atau di bulan lainnya dari sebelas raka'at. Beliau shalat empat raka'at. Maka jangan engkau tanyakan tentang baik dan panjangnya shalat tersebut. Kemudian shalat empat raka'at, maka jangan engkau tanyakan tentang baik dan panjangnya shalat tersebut. Kemudian shalat tiga raka'at."

Ikhwah sekalian, dari riwayat-riwayat yang tadi saya bawakan dan seluruhnya adalah riwayat dalam kitab shahih Al Bukhari yang tentunya hadits tersebut adalah hadits-hadits yang shahih. Ada beberapa faedah yang ingin saya sampaikan.

(1) Tentang keutamaan shalat qiyamul Ramadhan (shalat tarawih) sebagaiman dijelaskan dalam hadits yang pertama, bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukan.


مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْذنْبِه

"Barangsiapa melalukan qiyamul Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu"

Atas dasar iman kita kepada Allah, atas dasar ketundukan kita kepada Allah, seraya mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukan atas dasar ikut-ikutan.

(2) Bahwa waktu yang paling bagus untuk melakukan qiyamul Ramadhan adalah di sepertiga malam terakhir.

Sebagaimana yang disampaikan oleh shahabat Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu, apalagi kita tahu di dalam hadits yang lain bahwa di sepertiga malam terakhir ini Allah Subhanahu wa Ta'ala turun ke langit dunia, untuk mengabulkan permintaan hamba Nya, untuk mengampuni dosa-dosa hamba Nya.

(3) Bahwa raka'at qiyamul Ramadhan yang ditunaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak lebih dari sebelas raka'at. Sebagaimana disampaikan oleh Aisyah radhiyallahu ta'ala 'anha.

(4) Cara yang paling bagus melakukan Qiyamul Ramadhan ini atau dalam melakukan setiap shalat malam, adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang shalat malam.

Jawaban beliau (shallallahu ‘alaihi wa sallam):

صلاة اليل مثنى مثنى 

"Shalat malam dilakukan dua raka'at dua raka'at." Ini pun hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Ikhwah sekalian demikianlah materi yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bermanfaat.

Akhukum Fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok Pesantren Sabilunnajah Bandung
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.