Audio ke-433: Bab 39 ~ Pembahasan Hadits Abdullah bin Umar

☛ Pertemuan ke-696

🌏 https://grupislamsunnah.com

🗓 RABU, 15 Rajab 1446 H / 15 Januari 2025 M

👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى

📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

Audio https://drive.google.com/file/d/1IMYehLceTbTzy23tPWZXkkqr0VphtcAq/view?usp=sharing

Audio ke-433: Bab 39 Hak Tetangga dan Perintah agar Berbuat Baik kepada Tetangga ~ Pembahasan Hadits Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'Anhuma

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba'du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita lanjutkan kajian kita.

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : ❲ خَيْرُ الْأََصْحَابِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ ، وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ ❳ . ❊ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (حَدِيْثٌ حَسَنٌ).

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, dia bercerita, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sahabat yang paling baik menurut Allah Ta'ala adalah yang paling baik terhadap temannya. Dan sebaik-baik tetangga menurut Allah Ta'ala adalah yang paling baik terhadap tetangganya'."
(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dia mengatakan, "Hadits ini hasan.")

Subhanallah, Jamaah

Ini Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang dunia pertemanan dan dunia pertetanggaan.

Kalau bicara sohib, siapa sih sohib yang paling baik? Yang paling baik sohib dalam pandangan Allah (di sisi Allah) adalah yang baik sama sohibnya.

Jadi umpamanya, ana berkawan dengan si Ahmad. Kadang kala ana itu lebih suka Ahmad yang ngasih ana, Ahmad peduli sama ana, Ooo, masyaaAllah masyaaAllah. Padahal kalau dibanding, ana lebih baik ana atau Ahmad? Si Ahmad yang lebih baik di sisi Allah 'Azza wa Jalla, lebih banyak manfaatnya buat ana daripada ana memberikan manfaat kepada dia. Fulan umpamanya, si A masyaaAllah suka ngasih nasihat ana, membimbing ana, mengarahkan ana. Ana selama ini enggak pernah ngasih nasihat Fulan, enggak pernah berbuat baik sama Fulan. Fulan terus yang berbuat baik sama ana. Siapa yang lebih baik di sisi Allah? Fulan.

Ada orang nih kalau makan ke warung, masyaaAllah, Fulan selalu mentraktir, dia yang bayarin. Lima orang nih, satu Fulan yang suka bayarin. Siapa yang terbaik di antara lima orang ini? Yang suka bayarin tadi; yang paling baik sama sohibnya, paling banyak manfaatnya buat orang lain.

Dalam kehidupan bertetangga sama juga. Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ وَخَيْرُ الجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ ❳

"Tetangga yang paling baik di sisi Allah, yang paling banyak pahalanya, adalah yang paling baik buat tetangganya."

Maka tanyakan kepada diri antum sekarang ini. Kita kalau mau nilai, ana ini termasuk sohib yang baik, ana termasuk tetangga yang baik, bagaimana caranya? Lihat, manfaat apa yang ana berikan kepada tetangga ana, bukan manfaat apa yang ana ambil dari tetangga ana. Manfaat apa yang antum berikan kepada sohib antum, bukan manfaat apa yang antum ambil dari sohib antum.

Tanyakan, apa yang engkau berikan, jangan bertanya engkau diberi apa. Ini kalau bicara menjadi orang yang terbaik di sisi Allah 'Azza wa Jalla. Bermanfaat buat tetangganya, enggak pernah mengganggu tetangganya. Tetangganya punya urusan ini itu dia bantu. Air di rumah tetangganya masyaaAllah, habis, kita kasih.

MasyaaAllah, Jamaah.

Ana terus terang, ana punya tetangga-tetangga ini baik-baik sekali, masyaaAllah. Jazaakumullahu khairan. Tetangga kita ustadz-ustadz semua, tapi di balik rumah ana, ada tetangga orang kampung. Yang di depan, ustadz-ustadz, baik-baik; yang di belakang, orang kampung, baik-baik. Kadang kala di rumah tuh ada tamu, nasinya enggak ada. Terus, bagaimana? Ya ke rumah tetangga; dibawakan nasi sama tetangga, ada lauknya dibawakan juga, masyaaAllah.

Kita berpikir kita baik sama tetangga kita, atau tetangga kita yang baik sama kita? Di mata Allah 'Azza wa Jalla, yang paling manfaat buat tetangganya, yang paling manfaat buat sohibnya, itu yang paling baik.

Namun ada satu hal yang ingin ana ingatkan. Dalam hadits ini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyebutkan sohib, menyebutkan tetangga. Ada orang yang sama sohibnya itu peduli, tapi sama tetangganya tidak. Dia punya teman di sana, punya ini itu, masyaaAllah peduli, dia manfaat. Tapi sama tetangganya tidak. Engkau harus baik dua-duanya!

Kalau engkau baik sama sohib-sohibmu, ini ada laki-laki, ada mereka yang royal sama teman-temannya, sama tetangganya tidak. Ada lagi yang parah, sama temannya royal, sama tetangganya royal, sama istrinya enggak. Bakhil, pelit, kurang manfaat. Padahal nanti, ini kalau kita lihat ya posisinya, yang baik sama sohibnya paling manfaat, kemudian nanti baik sama tetangganya. Puncaknya,

❲ خَيْرُكُمْْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِ ❳

"Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik sama istrinya, sama keluarganya."

Agar jangan sampai kita berbuat baik itu riya. Kalau sama sohib mungkin riya, sama tetangga mungkin riya. Sama istri sendiri, siapa yang melihat antum berbuat baik sama istri? Antara antum sama dia, dan Allah yang mengawasi kalian.

Barakallahu fiikum.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════