F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-324: Bab 27 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah dan Aisyah

Audio ke-324: Bab 27 ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah dan Aisyah
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-587
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS 19 Muharram 1446 H / 25 Juli 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah
Audio https://drive.google.com/file/d/1IqLpkaWcgIRok3A1ERhDZ6kLS2NmbIVU/view?usp=sharing

💽 Audio ke-324: Bab 27 Mengagungkan Kehormatan Kaum Muslimin dan Penjelasan tentang Hak-Hak Mereka serta Kasih Sayang terhadap Mereka ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah dan 'Aisyah Radhiyallahu 'Anhuma


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِلِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَبَّلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ رَضَيَ اللهُ عَنْهُمَا، وَعِنْدَهُ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ ، فَقَالَ الْأَقْرَعُ : إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ❲ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan, "Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Hasan bin Ali sedangkan di samping Beliau terdapat Al-Aqra' bin Habis. Lantas Al-Aqra' berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.' Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya seraya berkata, 'Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi'."
(Muttafaqun 'alaih)

Lanjut hadits yang berikutnya.

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : قَدِمَ نَاسٌ مِنَ الْأَعْرَابِ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالُوا : أَتُقَبِّلُوْنَ صِبْيَانَكُمْ؟ فَقَالَ : ❲ نَعَمْ ❳ ، قَالُوا : لَكِنَّا - وَاللهِ - مَا نُقَبِّلُ ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ❲ أَوَ أَمْلِكُ إِنْ كَانَ اللهُ نَزَعَ مِنْ قُلُوبِكُمُ الرَّحْمَةَ؟! ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia menceritakan, "Beberapa orang Arab Badui menghadap kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian mereka bertanya, 'Apakah kalian mencium anak-anak kalian?' Beliau menjawab, 'Ya.' Kemudian mereka memberitahukan, 'Demi Allah, kami tidak pernah mencium anak-anak kami.' Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menanggapinya, 'Apa yang bisa aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang dari hati kalian'." (Muttafaqun 'alaihi)

Na'am. Di sini kita masuk ke hadits tentang bagaimana praktik Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berbagi cinta dan kasih sayang.

Kalau kita hidup di lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang, kita akan keluar dari tempat itu membawa lentera cinta. Kita yang hidup di tempat yang penuh dengan wewangian, kita akan keluar dari tempat itu membawa wangi-wangian, dan orang pun yang ada di sekitar kita akan mencium aroma yang harum semerbak.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam di sini Beliau mencium Hasan bin Ali, cucu pertama Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam. Hasan bin Ali ini cucu dari Fatimah, cucu pertama dari Fatimah binti Muhammadin radhiyallahu Ta'ala 'anhuma.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mencium Al-Hasan dan di sisinya ada orang, ya dia termasuk tokoh di masyarakatnya, Al-Aqra' bin Habis. Aqra' heran dengan yang dilakukan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Biasanya yang terjadi di kampung dia, orang/tokoh di masyarakat, orang yang terhormat itu enggak seperti itu kerjaannya. Maka Aqra' mengatakan,

إِنَّ لِيْ عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ

Aku punya sepuluh anak, satu pun enggak ada yang kucium.

Ada kan bapak yang kasar kayak gitu, supaya anak-anak menjadi taat, nurut sama dia, takut sama dia. Enggak ada satu yang dicium, Jamaah.

فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam melihat, memandang kepada Al-Aqra' bin Habis. Apa kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam? Beliau mengatakan,

❲ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ ❳

"Barang siapa yang tidak menyayang, maka dia tidak akan disayang."

Yang tidak menyayang, tidak akan disayang. Balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. Maka ahibbaty fillah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menekankan, kita harus menjadi manusia yang memiliki kasih sayang. Kita harus tebarkan kasih sayang, paling tidak di rumah kita.

Ketika seorang ayah mencium anak-anaknya; sebelum tidur anaknya dicium, ketika anaknya mau tidur dicium, ketika mau berangkat sekolah dicium, itu anak tumbuh besar menjadi seorang yang penyayang. Tapi kalau tidak ada ciuman, kering dari kasih sayang, apa yang akan terjadi? Allah enggak akan sayang sama kita. Ini bentuk kasih sayang orang tua kepada anaknya.

Ingat! Bukan ciuman yang haram. Kita melihat laki-laki dengan perempuan yang berciuman, cipika-cipiki, dengan mengatakan kasih sayang. Iya, itu termasuk kasih sayang, tapi kasih sayang syaitan, yang mengantarkan kepada perzinaan.

Kemudian di hadits yang selanjutnya, di sini datang sekelompok dari orang-orang Arab Badui, datang kepada Nabi 'Alaihis- shalatu wassalam. Lalu dia bertanya,

أَتُقَبِّلُوْنَ صِبْيَانَكُمْ؟

Kalian mencium anak-anak kalian?

Kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ نَعَمْ ❳

Lalu mereka beranggapan, Ooh kalau kita enggak mencium! seakan-akan akhlak mereka lebih mulia; mereka merasa itu. Mereka tidak malu untuk mengatakan hal itu, karena dalam pandangan mereka itu akhlak yang baik.

Supaya kita tahu ukuran baik dan buruk itu, kita perlu bantuan wahyu Ilahi. Kalau akal dan perasaan kita, akal ana sama antum berbeda; perasaan ana sama antum berbeda. Mungkin ana beranggapan tidak mencium itu baik, sebagian orang mengatakan tidak.

Makanya orang-orang Arab Badui tanya, Kalian mencium anak-anak kalian? Kata Nabi, Na'am. Lalu mereka mengatakan, Kami enggak mencium.

Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ أَوَ أَمْلِكُ إِنْ كَانَ اللهُ نَزَعَ مِنْ قُلُوبِكُمُ الرَّحْمَةَ؟ ❳

Apa yang bisa kuperbuat? kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Apa yang bisa aku lakukan apabila Allah telah mencabut rahmat dari hati kalian.

Maka ahibbaty fillah, hendaklah kita berhati-hati menjaga rahmat ini, membawa dan menyebarkannya. Kita ingin memiliki masyarakat yang indah, yang saling menyayangi, saling menghormati, sehingga anak-anak tumbuh besar penuh dengan cinta dan kasih sayang. Ketika dia menikah pun, dia mendapatkan suami, dan juga tumbuh besar dalam rumah tersebut dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga tercipta rumah tangga yang harmonis, sehingga tercipta persaudaraan yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jadi ingat! Orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka tebarkanlah cinta dan kasih sayang.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.