F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-01: Materi Tematik ~ Ramadhan Bulan Ibadah Bag 01

Audio ke-01: Materi Tematik ~ Ramadhan Bulan Ibadah Bag 01
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-514
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN, 23 Sya'ban 1445 H / 04 Maret 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. حفظه الله تعالى
Audio https://drive.google.com/file/d/15SSveJiL9HSpepM7njZ9B4W8ngYjIRc7/view?usp=sharing

💽 Audio ke-01: Materi Tematik ~ Ramadhan Bulan Ibadah Bag 01



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ . أمّا بَعْدُ


Kaum muslimin, khususnya para anggota GiS (Grup Islam Sunnah) yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang istimewa bagi setiap muslim. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam melakukan persiapan khusus untuk menyambut bulan yang mulia ini.

Maka seiring mendekatnya bulan Ramadhan, kita juga perlu menyiapkan diri. Di antaranya dengan mempelajari beberapa pembahasan yang relevan dan terkait dengan musim ibadah yang agung ini. Maka dalam kesempatan ini, kita akan belajar bersama mempelajari beberapa pembahasan seputar Ramadhan.

Barakallahu fiikum.

Kembali kita panjatkan syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas taufik-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan pagi hari ini, kita diberikan kesehatan, kita diberikan kesempatan untuk bermajelis bersama, dalam rangka saling mengingatkan untuk bersiap menyambut bulan Ramadhan, dan juga dalam rangka mendalami agama Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengingat kembali sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang dianjurkan dan diajarkan oleh Beliau (Shallallahu 'alaihi wasallam), sehingga kita semakin bersemangat untuk menyambut bulan Ramadhan. Kita semakin rajin, kita semakin menambah porsi ibadah kita menjelang dan saat bulan Ramadhan tiba.

Shalawat dan salam juga kita doakan agar terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Rasul akhir zaman, yang tidaklah suatu kebaikan kecuali telah Beliau tunjukkan kepada umatnya, dan tidaklah ada suatu keburukan kecuali Beliau telah mengingatkan kita untuk waspada dengannya.

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن

Ikhwaniy A'azzakumullah.
Akhirat adalah orientasi setiap muslim. Kita harus menjadikan akhirat sebagai orientasi kita, karena akhirat adalah alam yang abadi. Akhirat jauh lebih besar volumenya dibanding kehidupan dunia kita sekarang. Dan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah tujuan utama dari penciptaan kita semuanya di atas muka bumi.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

{ وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ }
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku."(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Ayat ini menunjukkan bahwasanya penciptaan jin dan manusia memiliki tujuan. Penciptaan jin dan manusia tujuannya adalah agar mereka semuanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka kita bisa simpulkan dari ayat ini, bahwasanya tujuan utama hidup kita, tujuan utama diciptakannya kita semuanya di atas muka bumi ini, adalah agar kita beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka sudah seharusnya kita terus beribadah, terus beribadah, terus beribadah, dengan berbagai bentuknya. Sudah seharusnya kita menjadikan akhirat sebagai orientasi utama kita. Jangan sampai terlena dengan urusan dunia kita, karena urusan dunia kita sungguh sangat kerdil dan kecil dibandingkan dengan akhirat kita.

Namun meskipun demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menuntut kita untuk terus kencang beribadah sepanjang tahun. Kita terus beribadah sepanjang tahun, iya. Tapi kita tidak dituntut untuk terus kencang beribadah sepanjang tahun.

Dan dua hal ini adalah dua hal yang berbeda. Kita terus beribadah sepanjang tahun, sepanjang hayat, iya! Tapi kalau kita diharuskan untuk terus kencang beribadah seperti ibadah kita di bulan Ramadhan, atau di sepertiga terakhir bulan Ramadhan, maka kita tidak akan kuat. Itu akan sangat berat.

Jadi memang ibadah adalah tujuan hidup kita, akhirat adalah orientasi utama kita. Namun, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membebani kita untuk terus kencang beribadah sepanjang tahun, tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala mensyari'atkan yang namanya musim-musim ibadah. Disebut oleh para ulama sebagai mawaasimul-ibadah ( ِمَوَاسِمُ الْعِبَادَة) atau mausimul-ibadah (مَوْسِمُ الْعِبَادَةِ), musim ibadah.

Kita mengenal ada bulan-bulan haram yang empat; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, kemudian ada Rajab. Ini adalah bulan-bulan haram, musim ibadah. Kita mengenal ada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Kita mengenal juga ada bulan Ramadhan yang sudah ada di depan mata kita. Ini semuanya disebut sebagai musim-musim ibadah. Artinya, pada musim-musim ibadah itu kita dituntut untuk sejenak mengencangkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tidak masalah kalau musim-musim itu sudah lewat, maka kita kembali mengendurkan ibadah kita, meskipun kita masih terus beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, paling tidak dengan yang wajib-wajib.

Jadi disebut sebagai musim ibadah sebagaimana kita menamakan di hari-hari kita. Di hari-hari dunia kita ada musim hujan, ada musim kemarau. Di sebagian negara ada musim semi, musim gugur, musim dingin, musim panas. Di negeri kita, kita mengenal ada musim buah. Ada musim durian, musim rambutan, musim mangga, musim semangka, dan seterusnya.

Kenapa disebut musim? Karena musim itu memiliki masa-masa tertentu yang kemudian akan habis dan lewat. Ada bulan-bulan tertentu yang disebut sebagai musim hujan, atau musim durian, di mana pada hari-hari itu, pada bulan-bulan itu, kita dengan mudah bisa mendapatkan hujan. Tiap hari atau hampir tiap hari, kita dengan mudah bisa mendapatkan durian. Tapi kalau musim hujan atau musim durian ini sudah lewat, maka kita tidak menemui hujan lagi, kita tidak bisa mendapatkan durian lagi dengan mudah. Mungkin ada, tapi berasal dari luar negeri atau dari pulau yang lain, yang barangkali memiliki musim yang berbeda dengan daerah atau pulau yang kita tempati atau negara yang kita tinggali.

Jadi itulah kenapa para ulama menyebut musim-musim ibadah ini sebagai musim ibadah, karena waktunya terbatas, suatu saat waktunya akan lewat. Jadi selagi musim ibadah itu hadir dan datang menjumpai kita, maka hendaknya seorang muslim ingat dengan tujuan utama kehidupan dia di atas muka bumi.

Oh iya, saya diciptakan agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Alhamdulillah, Allah tidak membebani saya untuk terus kencang beribadah sepanjang tahun. Tapi Dia (Allah) mensyari'atkan dengan hikmah dan iradah-Nya, Dia (Allah) mensyari'atkan musim-musim ibadah. Maka aku yang seharusnya menjadikan ibadah sebagai keseharianku. Aku yang sudah dijelaskan, sudah paham, bahwasanya tujuan utama kehidupanku di atas muka bumi adalah agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka alhamdulillah, sekarang menjelang musim ibadah (yang) akan segera datang, maka hendaknya aku bersiap untuk menghadapi musim ibadah ini, dan aku akan kencangkan ibadahku selama musim ibadah ini, dan tidak masalah nanti ketika masanya sudah lewat, musimnya sudah habis, saya bisa mengendurkan intensitas ibadah saya lagi.

Nah itu adalah sebuah prinsip yang seharusnya diyakini oleh setiap muslim dan diamalkannya. Memang seharusnya seperti itu. Umat Islam semuanya harus seperti itu. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pun juga seperti kita. Ada masanya ibadah Beliau lebih kencang daripada ibadah Beliau di waktu-waktu yang lain.

Tentunya tidak sama antara ibadah kita dengan ibadahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Jauh, sangat jauh! Beliau adalah orang yang paling sempurna dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tapi dalil-dalil menunjukkan bahwasanya intensitas ibadah Beliau tidak rata sepanjang tahun. Intensitas ibadah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak konstan sepanjang tahun, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Aisyah radhiyallahu 'anha.

Jadi seorang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, grafik ibadah Beliau tidak lurus dan konstan sepanjang tahun, tapi naik turun dan mencapai puncaknya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ini dijelaskan oleh hadits Aisyah radhiyallahu 'anha.

[ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ ]

Dalam sebuah riwayat yang lain disebutkan,

[ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَجْتَهِدُ فِيْ رَمَضَانَ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ وَكَانَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْهُ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهَا ]
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam ibadah di bulan Ramadhan yang tidak Beliau lakukan di bulan-bulan yang lain. Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh di sepuluh terakhir bulan Ramadhan yang tidak Beliau lakukan di sepuluh pertama atau sepuluh yang kedua."
Jadi begitu juga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau adalah contoh terbaik, Beliau adalah teladan kita dalam segala hal, termasuk dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka inilah yang telah Beliau contohkan. Itulah yang dituntut dari kita. Kita tidak dituntut untuk terus kencang beribadah sepanjang tahun. Tapi kapan musim ibadah tiba, ayo kita singsingkan lengan baju! Ayo kita gunakan waktu yang pendek ini untuk sebanyak mungkin, seoptimal mungkin, semaksimal mungkin, beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Toh, waktunya tidak panjang, hanya beberapa pekan, atau kadang hanya beberapa hari. Dan di antara musim-musim ibadah itu adalah bulan Sya'ban dan bulan Ramadhan. Bulan Sya'ban adalah waktu persiapan, bulan Ramadhan adalah puncaknya. Dan lebih puncak lagi adalah sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Ini semuanya adalah musim ibadah, yang hendaknya kita sebagai umat Islam, kalau kita paham dengan apa yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, kita bisa mengikuti apa yang telah Beliau contohkan.

Jamaah anggota GiS (Grup Islam Sunnah), barangkali ini yang bisa kita pelajari bersama pada kesempatan kali ini. Semoga yang sedikit ini diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا ، وَبَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ ، وَاللهُ تَعَالَى اَعْلَمُ
وَصَلَى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
وَاَخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.