F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-04: Materi Tematik ~ Ramadhan Bulan Ibadah Bag 04

Audio ke-04: Materi Tematik ~ Ramadhan Bulan Ibadah Bag 04
☛ Pertemuan ke-517
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS, 26 Sya'ban 1445 H / 07 Maret 2024 M
👤 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. حفظه الله تعالى
Audio https://drive.google.com/file/d/1951rMaos_J2KkRewsNwmFCqecnxpm0Lo/view?usp=sharing

💽 Audio ke-04: Materi Tematik ~ Ramadhan Bulan Ibadah Bag 04



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ . أمّا بَعْدُ

Kaum muslimin, khususnya para anggota GiS (Grup Islam Sunnah) yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang istimewa bagi setiap muslim. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam melakukan persiapan khusus untuk menyambut bulan yang mulia ini.

Maka seiring mendekatnya bulan Ramadhan, kita juga perlu menyiapkan diri. Di antaranya dengan mempelajari beberapa pembahasan yang relevan dan terkait dengan musim ibadah yang agung ini. Maka dalam kesempatan ini, kita akan belajar bersama mempelajari beberapa pembahasan seputar Ramadhan.

Barakallahu fiikum.

Jamaah anggota GiS (Grup Islam Sunnah).

Saya menyebutkan beberapa ibadah sebagai contoh, di antaranya adalah dzikir. Ya, memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik dengan hati kita maupun dengan lisan kita. Dzikir. Berdzikir memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

❲ لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ ❳
"Hendaknya lidahmu senantiasa basah dengan dzikir memuji Allah."
Ada dzikir qalbi (dzikir dari hati kita), mengingat keagungan Allah. Kita mengingat rahmat-Nya, mengingat nama-nama-Nya yang mulia, itu adalah dzikir dengan hati. Tapi kadang-kadang dzikir dengan hati tidak cukup, digabungkan dengannya dzikir dengan lisan kita.

Ada sebagian dzikir yang tidak sah kecuali kalau kita lakukan dengan mulut. Tidak cukup dengan hati saja. Misalnya saat kita membaca Al-Fatihah dalam shalat, tidak disebut membaca, tidak disebut bacaan, kecuali kalau kita mengucapkannya. Tidak cukup dibatin dalam hati kita saja.

Juga birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Kalau mereka ada di dekat kita, maka perbanyak birr (bakti) kita kepada mereka. Dengan mengunjungi mereka, memberikan hadiah, menemani mereka berbuka puasa, menyampaikan nasihat-nasihat yang baik, menegur mereka kalau ada salah. Termasuk birrul walidain adalah menegur mereka jika mereka salah. Tentunya dengan cara yang baik.

Dan kalau mereka jauh, maka alhamdulillah, kita sudah memiliki teknologi yang membantu kita untuk tetap bisa birrul walidain. Sering-sering telepon, sering-sering untuk berkirim pesan dengan mereka, video call, perlihatkan anak-anak kita. Ajak mereka untuk menghormati dan tegur sapa dengan orang tua kita. Itu adalah sesuatu yang sangat membahagiakan mereka. Mereka ingin melihat kita, mereka ingin melihat cucu-cucu mereka. Maka alhamdulillah, semuanya sudah mudah pada zaman kita ini.

Juga senyum dan ramah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

❲ لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ❳
"Jangan pernah engkau meremehkan kebaikan sedikit pun meskipun hanya dalam bentuk berjumpa, menemui saudaramu dengan wajah yang cerah."
Itu adalah ibadah dalam Islam. Itu dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, maka itu adalah ibadah. Ibadah berarti menjanjikan pahala.

Kemudian juga menuntut ilmu, menghadiri kajian, mendengarkan siraman rohani yang disampaikan oleh ustadz yang ada di masjid, ikut buka puasa bersama, mendengarkan kajian yang disampaikan dalam buka puasa bersama, kita hadir menyimak kajian.

Juga kerja bakti. Membantu kerja bakti yang diadakan oleh lingkungan kita, komplek kita, RT kita. Ini adalah ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Juga jangan lupakan menahan maksiat, menahan diri dari maksiat.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

❲ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ❳
"Dan jika seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka hendaklah dia tidak rafats."
Rafats itu tidak jimak, juga berarti tidak mengeluarkan kata-kata yang buruk.

❲ وَلاَ يَصْخَبْ ❳

Dan tidak bertengkar, tidak debat yang tak ada guna.

❲ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ ❳

Dan kalau seandainya ada orang yang memaki dia, mengumpat dia, atau memerangi dia (maksudnya memerangi dia dengan kata-kata, mengajak bertengkar), maka hendaknya dia mengatakan, "Aku adalah orang yang sedang berpuasa."

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda,

❲ مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فلَيْسَ للهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ ❳
"Barang siapa tidak meninggalkan kedustaan, barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan juga amalan dusta, maka Allah tidak butuh darinya untuk meninggalkan makan dan minum."
Makan dan minum itu adalah sesuatu yang sebelum Ramadhan halal jika kita melakukannya di siang hari. Kemudian selama bulan Ramadhan hal itu dilarang oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kita tidak boleh lagi makan dan minum di siang hari bulan Ramadhan. Tapi sebelum Ramadhan dahulu tidak masalah kita makan dan minum. Jadi ini adalah sesuatu yang awalnya boleh kemudian dilarang.

Sedangkan berdusta, berkata-kata buruk, gibah, namimah, itu adalah perkara-perkara yang dahulu, sejak awal sudah enggak boleh. Maka menjadi lebih tegas lagi di bulan Ramadhan, karena bulan Ramadhan adalah musim ibadah.

Maka kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, "Barang siapa yang tidak bisa meninggalkan, barang siapa yang belum bisa meninggalkan ucapan dusta dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh darinya untuk meninggalkan makan dan minum."

Artinya, ngapain kita meninggalkan makan dan minum. Dua hal yang pada dasarnya halal kemudian menjadi haram dilakukan di siang hari bulan Ramadhan saat kita berpuasa, sementara kita masih melakukan hal-hal yang pada dasarnya haram dari awal. Ini adalah sesuatu yang aneh.

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, Ngapain puasa kalau Anda masih berkata buruk, masih berdusta, masih gibah? Allah tidak butuh dari Anda untuk meninggalkan makan dan minum yang pada dasarnya halal.

Maka seorang muslim ketika dia sudah berpuasa, dia meninggalkan makan dan minum yang pada dasarnya halal, hendaknya dia lebih menjauhi hal-hal yang pada dasarnya haram seperti dusta dan yang lain.

Jamaah anggota GiS (Grup Islam Sunnah), barangkali ini yang bisa kita pelajari bersama pada kesempatan kali ini. Semoga yang sedikit ini diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا ، وَبَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ ، وَاللهُ تَعَالَى اَعْلَمُ
وَصَلَى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
وَاَخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.