F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Halaqah 9 ~ Pengantar 09: Tiga Perkara Yang Wajib Dipelajari Dan Diamalkan 04

Halaqah 9 ~ Pengantar 09: Tiga Perkara Yang Wajib Dipelajari Dan Diamalkan 04
🆔 Group WA HSI AbdullahRoy
🌐 edu.hsi.id
🔊 Halaqah 9 ~ Pengantar Al Ushulu AtsTsalatsah Bagian 09: Tiga Perkara Yang Wajib Dipelajari Dan Diamalkan (Bagian 4)
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Halaqah 9 ~ Pengantar Al Ushulu AtsTsalatsah Bagian 09: Tiga Perkara Yang Wajib Dipelajari Dan Diamalkan (Bagian 4)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Kemudian beliau mengatakan :
الثالثة : أن من أطاع الرسول ووحد الله لا يجوز له موالاة من حاد الله ورسوله، ولو كان أقرب قريب

Bahwasanya orang yang taat kepada Rasul ﷺ dan mentauhidkan Allah maka tidak boleh baginya bermuwalah mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan juga RasulNya meskipun dia adalah orang yang paling dekat dengannya.
Apabila seseorang taat kepada Rasul ﷺ dan dia mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala dan mengesakan Allah didalam beribadah secara dhohir dan batin maka tidak boleh baginya untuk bermuwalah (berloyalitas) mencintai dan juga menolong didalam agama orang yang memusuhi Allah dan RasulNya.

Seperti orang-orang kafir yang jelas-jelas memerangi Allah dan Rasulnya, tidak boleh menolong mereka dan mencitai mereka karena agama mereka, meskipun dia adalah kerabat yang paling dekat dengan seseorang (bapaknya, anaknya, atau saudaranya atau ibunya) apabila dia adalah termasuk musuh Allah, memerangi Allah dan juga RasulNya, membantu orang-orang kafir untuk memerangi kaum muslimin. Maka tidak boleh seseorang bermuwalah/berloyalitas kepada orang tersebut.

Kemudian beliau mengatakan :
والدليل قوله تعالى:
۞ لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْأِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
سورة المجادلة 22

Engkau tidak akan menemukan sebuah kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang mereka mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan RasulNya, meskipun mereka adalah bapak-bapak mereka atau anak-anak atau saudara mereka atau keluarga-keluarga mereka yang lain. Merekalah orang-orang yang telah Allah tulis didalam hati mereka keimanan dan kuatkan hatinya dengan pertolongan dari Allah dan merekalah yang akan Allah masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya, Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah. Merekalah golongan Allah Subhanahu wa Taala ketahuilah bahwasanya orang-orang yang termasuk didalam golongan Allah. Merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Al Mujadilah: 22)
Ini adalah dalil tentang kewajiban berloyalitas kepada Allah dan RasulNya dan larangan untuk berloyalitas kepada musuh-musuh Allah Subhanahu wa Taala.

Orang yang taat kepada Rasul dan mengesakan Allah Subhanahu wa Taala maka harus berloyalitas kepada Allah dan RasulNya dan ini bukan berarti seorang muslim dan juga muslimah kemudian dia tidak berbuat adil kepada orang yang kafir atau tidak berbuat baik kepada mereka atau sama sekali tidak mendakwahi mereka. Bukan berarti orang yang tidak berloyalitas kepada orang-orang yang memusuhi Allah kemudian kita tidak boleh berbuat baik kepada orang-orang kafir.

Didalam Al-Quran Allah Allah Subhanahu wa Taala mengatakan

۞ لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
الممتحنة/8 .
Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik kepada orang-orang yang tidak memerangi kalian didalam agamanya dan mereka tidak mengeluarkan kalian dari daerah-daerah kalian dari kampung-kampung, Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik kepada mereka dan berbuat berbuat adil kepada mereka.(QS. Al Mumtahanah: 8)
Apabila mereka tidak memerangi kaum muslimin dan tidak mengeluarkan kita dari kampung-kampung kita dari daerah kita, maka kata Allah tidak ada larangan kalian untuk berbuat baik kepada mereka, mungkin seseorang memiliki tetangga yang kafir yang non muslim boleh untuk berbuat baik kepada dirinya, mengirimkan makanan, mengirimkan hadiah, sebagaimana dahulu Rasulullah ﷺ berbuat baik kepada tetangganya yahudi.

Dan boleh seseorang dengan seorang non muslim berjual beli, berhutang piutang. Demikian pula Rasulullah ﷺ ketika meninggal dunia ternyata beliau pernah menggadaikan sebagian barang beliau kepada seorang yahudi.

Bukan berarti seseorang ketika diperintahkan membenci seorang yang kafir yang memusuhi Allah dan RasulNya bukan berarti diperbolehkan untuk berbuat dholim kepada mereka bahkan kita diperintahkan untuk berbuat adil.

۞…وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَن صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَن تَعْتَدُوا ۘ …
Jangan sampai kebencian kalian kepada sebuah kaum yang telah menghalangi kalian dari al Masjidil Harom menjadikan kalian berbuat dholim kepada mereka.(QS Al-Maidah: 2)
Orang-orang Quraisy dahulu menghalangi kaum muslimin dari Masjidil Harom, melarang mereka untuk memasuki kota Mekkah sebagaimana yang terjadi pada tahun ke 6 Hijriyyah. Tapi Allah melarang kaum muslimin karena kebencian mereka kepada orang-orang yang melarang mereka dari rumah Allah jangan sampai menjadikan mereka mendholimi orang-orang tersebut.

Demikian pula didalam Al-quran Allah Subhanahu wa Taala menyebutkan untuk berbakti kepada orang tua baik yang muslim maupun yang kafir, namun apabila orang tua memerintahkan kepada kesyirikan maka kita dilarang oleh Allah Subhanahu wa Taala didalam perintah yang isinya kesyirikan tersebut. Adapun didalam perintah-perintah yang lain selama itu tidak berupa kemaksiatan kepada Allah dan RasulNya maka kita diperintahkan untuk mentaati.

Mentaati orangtua meskipun ia adalah seorang yang kafir

۞ وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
Apabila kedua orangtuamu memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu dengannya maka janganlah engkau mentaati keduanya tetapi temanilah meraka berdua, berbuat baktilah kepada mereka didunia dengan baik. (QS. Lukman: 15)
Artinya kita tetap diperintahkan untuk bermuamalah berakhlak kepada orang tua kita meskipun dia adalah seorang yang musryik/ kafir, namun kalau sudah waktunya orang tua kita ternyata memerintahkan kita untuk kufur atau berbuat syirik maka tidak halal untuk mentaati orang tua kita didalam kesyirikan dan juga kekufuran.

Menunjukan kepada kita tentang makna dari loyalitas tersebut, yang dilarang adalah kita mencintai orang kafir karena agama yang dia anut adapun karena hanya sekedar mencintai karena tabiat seperti seseorang mencintai orang tuanya dan ini adalah tabiat manusia karena dia adalah orang tuanya tapi kalau dia mencintai orang kafir karena kekafirannya maka ini yang tidak dibolehkan didalam agama.

Demikian pula berlepas diri dari orang-orang musyrikin bukan berarti tidak boleh kita mendakwahi orang-orang musyrikin. Nabi Ibrahim alaihi salam bapak beliau adalah orang yang kafir dan beliau adalah orang yang paling berbaroah (berlepas diri) dari orang-orang memusuhi Allah dan RasulNya, namun beliau alaihi salam mendakwahi bapaknya dengan baik dipanggil denga ya Abi (wahai bapakku) dan dengan sabar beliau mendakwahi bapaknya

۞ وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dan ketika Ibrahim berkata bapaknya – آزَرَ -apakah engkau wahai bapakku menjadikan berhalaberhala sebagai sesembahan-sesembahan selain Allah.(QS. Al-Anam: 74)
Beliau alaihi salam sangat mencintai Allah mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala tetapi tidak mencegah beliau untuk mendakwahi bapaknya.

Demikian pula Rasulullah ﷺ bagaimana usaha beliau untuk mendakwahi Abu Tholib dan Abu Tholib meninggal dalam keadaan syirik kufur kepada Allah Subhanahu wa Taala, ketika Abu Tholib akan meninggal dunia dalam keadaan sakaratul maut masih didakwahi Rasulullah ﷺ ,

أَىْ عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ
Wahai pamanku ucapkanlah kalimat Laillahaillah sebuah kalimat yang aku akan berhujjah/membela kamu dihadapan Allah Subhanahu wa Taala
Namun ternyata Abu Tholib meninggal dalam keadaan kesyirikan dan enggan untuk mengucapakan Laillahaillah. Rasulullah ﷺ adalah orang yang sangat mentauhidkan Allah Subhanahu wa Taala akan tetapi ini tidak mencegah beliau melarang beliau untuk mendakwahi orang-orang Musyrikin.

Inilah yang ingin disampaikan oleh Syaikh rahimahullah didalam muqoddimah dan insyaAllah akan kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

بِاللَّهِ التَّوْفِيْقِ وَ الْهِدَايَةِ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ ووَبَرَكَاتُهُ

Saudaramu,
‘Abdullāh Roy
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.