🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT | 17 Jumadal Ula 1445 H | 01 Desember 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-10
📖 Bab Siwak (Bag. 2) - Tiga Kondisi Yang Lebih Ditekankan Untuk Bersiwak
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.
Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.
Beliau menjelaskan
وَهُوَ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا
Dan siwak ini lebih dianjurkan lagi, lebih disunnahkan lagi pada 3 kondisi. Sudah kita jelaskan bahwasanya siwak atau bersiwak itu disunnahkan atau dilakukan dalam kondisi apapun.
Namun ada beberapa kondisi yang membuat siwak lebih dianjurkan.
عِنْدَ تَغَيُّرِ الْفَمِ مِنْ أَزْمٍ وَغَيْرِهِ
1. Yaitu dalam kondisi perubahan mulut atau adanya bau yang berlebih pada mulut karena azam (أَزْمٌ) yaitu karena terlalu lama diam.
Ketika orang terlalu lama diam, maka ada tingkat keasaman yang tinggi pada mulutnya sehingga menimbulkan bau. Maka di sini kita ditegaskan lagi untuk membersihkan gigi dan mulut kita.
اَوْ غَيْرِهِ
Atau kondisi yang lain mungkin perubahan mulut menjadi tidak normal lagi baunya.
Baunya menjadi lebih menyengat lagi, baik karena lama diam ataupun misalnya karena kita makan makanan-makanan yang bisa menimbulkan bau yang kuat.
Seperti bawang atau bawang merah, bawang putih, jengkol, pete, dan yang semacamnya. Ini kalau kita makan makanan yang seperti ini kita dianjurkan untuk segera bersiwak setelah itu.
Kemudian yang kedua,
وَعِنْدَ اسْتَيقَاظِ مِنَ النَّوْمِ
2. Ketika kita baru bangun dari tidur.
Ketika kita tidur, mulut kita juga lama tertutup. Ini bahkan berjam-jam bisa di waktu yang sangat lama. Maka kita sangat dianjurkan untuk bersiwak setelah kita bangun dari tidur kita.
Dalam sebuah hadits riwayat shahihain, riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan,
كان رَسُولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم إذا اسْتَيقَظَ ليلًا يَشُوصُ فَاه بِالسِوَاكِ
Rasulullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam itu kalau Beliau bangun di malam hari, maka Beliau bersiwak. shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Ini menunjukkan bahwasanya kondisi ini lebih dianjurkan untuk membersihkan gigi dan mulut kita.
Kemudian yang ketiga adalah,
وَعِنْدَ الْقِيَامِ إِلَى الصَّلَاةِ
3. Yaitu saat kita akan berangkat untuk shalat.
Saat kita shalat, kita akan berbicara kepada Allāh subhānahu wa ta’ālā, kita akan bermunajat kepada Allāh subhānahu wa ta’ālā, maka alangkah baiknya seorang muslim menyiapkan dirinya untuk shalat dengan persiapan yang sempurna, dengan persiapan yang matang di antaranya dengan membersihkan mulut dan giginya. Dan Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
Kalau seandainya tidak memberatkan ummatku maka niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak dalam setiap shalat.(Muttafaqun ‘alaih)
Dalam satu riwayat disebutkan
عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ
Saat setiap wudhu.
Beliau ingin memerintahkan ummat Islam untuk bersiwak. Yaitu mewajibkannya kepada mereka. Namun Beliau khawatir hal tersebut memberatkan ummat Islam, maka Beliau tidak mewajibkan hal ini. Maka hukumnya adalah mustahab, sunnah saja. Namun kondisi sebelum shalat adalah kondisi yang dianjurkan atau ditegaskan untuk melakukan siwak ini.
Barangkali ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat. wallāhu ta'ālā a'lam.
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه وسلم.وآخر دعونا ان الحمدالله رب العالمين
•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment