F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Halaqah 23 ~ Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Pembatal Keislaman Kesepuluh

Halaqah 23 ~ Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Pembatal Keislaman Kesepuluh
🆔 Group WA HSI AbdullahRoy
🌐 edu.hsi.id
🔊 Halaqah 23 ~ Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Pembatal Keislaman Kesepuluh
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Halaqah 23 ~ Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Pembatal Keislaman Kesepuluh

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

Halaqah yang ke dua puluh tiga dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Nawaqidul Islam yang ditulis oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.

Berkata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah,

العَاشِرُ:
الإِعْرَاضُ عَنْ دِينِ اللهِ تعالى لَا يَتَعَلَّمُهُ وَلَا يَعْمَلُ بِهِ

وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى
(وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِـَٔایَـٰتِ رَبِّهِۦ ثُمَّ أَعۡرَضَ عَنۡهَاۤۚ إِنَّا مِنَ ٱلۡمُجۡرِمِینَ مُنتَقِمُونَ)
“Yang ke sepuluh adalah berpaling dari agama Allah. Tidak mempelajarinya dan tidak mengamalkannya.
Dalilnya adalah firman Allah yang artinya “Dan siapa yang lebih dzalim daripada orang-orang yang diingatkan dengan ayat-ayat Rabb-nya kemudian dia berpaling dari ayat-ayat Allah. Sesungguhnya kami akan mengadzab orang-orang yang mujrimin.” [As Sajdah 22]”
Seseorang apabila dia sungguh-sungguh dalam bersyahadat, sungguh-sungguh secara dhohir dan batin dan mengatakan,

أَشْهَدُ أَنّ لَّا إِلَٰهَ إِلَّإ الله وأَشْهَدُ ان محمداً رسول الله
“Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah”
Maka persaksian tersebut akan menggerakkan dia untuk mempelajari makna dua kalimat syahadat tersebut.

Syahadat yang pertama:

Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah.

Maka dia harus mengetahui makna ibadah, macam-macamnya, supaya dia menyerahkan seluruh ibadah tadi hanya kepada Allah.

Dan juga harus mempelajari macam-macam kesyirikan, supaya tidak terjerumus ke dalam kesyirikan yang merupakan perkara yang bertentangan dengan لا إله إلا الله

Orang yang mengatakan,

أَشْهَدُ ان محمداً رسول الله

Apabila dia yakin dan percaya bahwasanya Muhammad adalah seorang utusan Allah, maka yang namanya utusan pasti membawa sesuatu dari yang mengutus, sehingga dia harus mempelajari apa yang Beliau bawa dari Allah.

Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu adalah wajib atas setiap muslim.” [Hadits shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah]
Dan ilmu yang dimaksud di dalam Al Qur’an dan juga Sunnah adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang diamalkan oleh orang yang memilikinya. Bukan hanya sekedar pengetahuan.

Orang yang berilmu dan dia tidak mengamalkan ilmunya, maka dia seperti orang-orang Yahudi.

Dan orang yang beramal tanpa berdasarkan ilmu, maka ini seperti orang-orang Nasrani.

Ucapan Syeikh,
لَا يَتَعَلَّمُهُ وَلَا يَعْمَلُ بِهِ
“Tidak mau mempelajari agama Allah dan tidak mau mengamalkan agama Allah.”
Berpaling, maksudnya adalah tidak mau mempelajari Islam, tidak peduli dengan agamanya, tidak mau mempelajari akidah, mempelajari tauhid, hal-hal yang diwajibkan di dalam agama Islam.
وَلَا يَعْمَلُ بِهِ
“Dan dia tidak mengamalkannya.”
Tidak mau mengamalkan apa yang ada di dalam agama Islam sama sekali. Maka orang yang perbuatannya demikian, dia telah keluar dari agama Islam.

Seandainya persaksian dia jujur secara dhohir dan batin, tentunya dia akan mempelajari agama Allah sesuai dengan kemampuan dia dan akan mengamalkan agama Allah sesuai dengan kemampuan dia.

Beliau mendatangkan firman Allah,

(وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِـَٔایَـٰتِ رَبِّهِۦ ثُمَّ أَعۡرَضَ عَنۡهَاۤۚ إِنَّا مِنَ ٱلۡمُجۡرِمِینَ مُنتَقِمُونَ)
“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang diingatkan dengan ayat-ayat Allah (diingatkan dengan Al Qur’an, diingatkan dengan hadits) kemudian dia berpaling dari ayat-ayat Allah. Sesungguhnya kami akan mengadzab orang-orang yang mujrimin.”[Surat As-Sajdah 22]
Al Mujrimun di dalam ayat ini adalah orang-orang kafir.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman di dalam ayat yang lain,

وَٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ عَمَّاۤ أُنذِرُوا۟ مُعۡرِضُونَ
“Dan orang-orang yang kafir, mereka berpaling dari apa yang diingatkan kepada mereka.”[Surat Al-Ahqaf 3]
Di dalam ayat yang lain, Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman,

(قُلۡ أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡكَـٰفِرِینَ)
“Katakanlah, hendaklah kalian taat kepada Allah dan juga Rasul. Apabila kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang kafir"[Surat Ali Imran 32]
Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

بِاللَّهِ التَّوْفِيْقِ وَ الْهِدَايَةِ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ ووَبَرَكَاتُهُ

Saudaramu,
‘Abdullāh Roy
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.