🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU | 25 Rabi’ul Awwal 1445 H | 11 Oktober 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-178
📖 Persaksian Untuk Orang-Orang Yang Masuk Ke Dalam Neraka Yang Disebutkan Oleh Al Quran Dan Sunnah Bagian Kelima
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah.
Beliau mengatakan Rahimahullah,
ومن الشهادة بالوصف
“Di antara contoh persaksian dengan penyebutan sifat,”
الشهادة لكل كافر أو مشرك شركاً أكبر أو منافق
“Persaksian untuk setiap orang kafir dan juga musyrik dengan kesyirikan yang besar atau dia munafik.”
Ini adalah persaksian dengan sifat. Yaitu seorang muslim bersaksi bahwasanya setiap orang yang kafir, setiap orang yang musyrik dengan kesyirikan yang besar, setiap orang yang munafik maka tempat kembali mereka adalah neraka. Dan sudah kita sebutkan firman Allah Azza wa Jalla:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari Ahlul Kitab dan juga orang-orang musyrikin mereka masuk ke dalam neraka kekal selamanya di dalamnya. Merekalah sejelek-jelek manusia.” [QS Al-Bayyinah: 6]
فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ
“Mereka di dalam jahanam.”
خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ
“Mereka kekal di dalamnya.”
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
“Merekalah sejelek-jelek manusia.”
Ini kabar dari Allah Azza Wa Jalla tentang masuknya orang-orang Ahlul Kitab maupun orang-orang musyrikin ke dalam neraka. Adapun orang-orang munafik, maka demikian pula. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengatakan,
إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱلْكَٰفِرِينَ فِى جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Sesungguhnya Allah mengumpulkan orang-orang munafik dan juga orang-orang kafir di dalam jahanam semuanya.” [QS An-Nisa: 140]
Dan ini menunjukkan kepada kita sekali lagi bahwasanya mereka, tiga golongan ini yaitu orang-orang yang kafir, orang-orang yang musyrik, dan juga orang-orang munafik. Mereka adalah telah disifati oleh Allah Azza Wa Jalla akan kekal di dalam neraka.
Maka kita katakan demikian sebagaimana Allah katakan. Adapun selain dua ini, ada orang kafir misalnya yang merupakan tetangga kita dan dia adalah orang Nasrani, atau orang Hindu, atau orang yang lain selain agama Islam maka tidak boleh kita memastikan.
Kemudian kita mengatakan si fulan termasuk penduduk neraka atau mengatakan kamu termasuk penduduk neraka kekal selamanya, karena kamu adalah kafir. Maka ini tidak yang demikian. Karena kita tidak ada yang tahu bagaimana setelahnya.
Mungkin orang tadi akan mendapatkan hidayah, terbuka hatinya sehingga dia masuk ke dalam agama Islam. Kemudian membaik keislamannya.
Dan,
الْإِسْلَامَ يَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهُ
“Yang namanya Islam itu menghilangkan apa yang sebelumnya. Maksudnya adalah menghilangkan dosa yang dilakukan sebelumnya.”
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di akhir kehidupan seseorang. Sehingga jangan sampai kita memberanikan diri mengatakan, ini adalah termasuk ahlul neraka (penduduk neraka), ia adalah pasti menjadi penduduk surga. Tidak ada yang mengetahui akhir kehidupan seseorang. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam,
اِنَّ اَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ اَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَهَا اِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ اَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا
“Sungguh salah seorang di antara kalian mengamalkan amalan penduduk surga sehingga tidak ada antara dia dengan surga kecuali satu jengkal saja kemudian ternyata didahului oleh takdir, kemudian akhirnya dia mengamalkan amalan penduduk neraka dan akhirnya masuk ke dalam neraka.”
Demikian pula sebaliknya. Terkadang salah seorang di antara kalian mengamalkan amalan penduduk neraka kemudian tidak tersisa antara dia dengan neraka kecuali satu jengkal saja. Kemudian akhirnya dia mengamalkan amalan penduduk surga dan akhirnya masuk ke dalam surga. [HR Bukhari dan Muslim]
Jadi yang bisa kita lakukan adalah menghukumi dengan penyebutan nama. Kalau memang dikabarkan oleh Allah dan juga Rasul-Nya nama tersebut. Atau yang kedua adalah mensifati dengan sifat saja.
Mensifati dengan sifat saja, bahwasanya barangsiapa demikian maka demikian. Adapun seseorang menghukumi, padahal tidak ada kabar dari Allah dan juga Rasul-Nya bahwa fulan adalah penduduk neraka. Maka ini bukan Aqidah Ahlus Sunnah dan bukan perilaku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang demikian.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan InsyaaAllah kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya. Pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment