F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-154 Keimanan Kepada Timbangan Di Hari Akhir Bagian Keempat

Audio ke-154 Keimanan Kepada Timbangan Di Hari Akhir Bagian Keempat
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS| 21 Shafar 1445 H | 07 September 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-154

📖 Keimanan Kepada Timbangan Di Hari Akhir Bagian Keempat

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه أمام بعد

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin Rahimahullahu.

Masih kita pada pembahasan beriman dengan hari akhir, insyāAllāh pada hari ini kita lanjutkan dengan keimanan terhadap timbangan amal di hari kiamat.

Apa yang sebenarnya ditimbang. Apakah yang ditimbang adalah amal atau lembaran catatan atau orangnya?

Kita katakan bahwasanya dalil-dalil menunjukkan bahwasanya tiga perkara ini kelak akan ditimbang oleh Allah ﷻ, baik amalan, orang yang mengamalkan, maupun lembaran catatan yang digunakan untuk mencatat amalan tersebut.

Kita sebutkan di sini dalilnya. Adapun amalan itulah yang akan ditimbang maka disebutkan dalam hadits bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan,

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ، خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ
“Dua kalimat yang sangat dicintai oleh Allah (Ar-Rahman) dan dia ringan di lisan manusia tapi berat timbangannya di dalam Al Mizan.” [HR Bukhari: 7563]
Di sini disebutkan al-mizan yaitu satu timbangan maksudnya adalah jenis. Apa itu? Dua kalimat tadi,

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Ini adalah dua kalimat yang disifati oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dua kalimat yang sangat berat timbangannya di dalam Al Mizan. Berarti ini dalil bahwasanya amal sholeh itu akan ditimbang.

Apakah itu mungkin? Padahal itu adalah sesuatu yang maknawi, kita katakan

ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ

Allāh Subhānahu wa Ta’āla itu Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu, menjadikan ٱلْمَوْت dalam bentuk kambing, Allah Maha Mampu untuk melakukannya. Tidak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah.

Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh sebagian orang yang mereka mendahulukan akalnya, kemudian mengatakan dan mengingkari adanya mizan di hari kiamat, ini adalah suatu yang sangat mengherankan. Apakah dia lupa bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang,

ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ

Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu, sehingga dia merasa ini adalah sesuatu yang mustahil, Allah bisa menimbang sesuatu yang pada asalnya itu adalah suatu yang maknawi.

Kemudian dalil bahwasanya orang yang mengamalkan juga akan ditimbang oleh Allah ﷻ adalah kisah dari Abdullah bin Mas'ud.

Di mana suatu hari ketika beliau berjalan tersingkap kedua kaki beliau karena kena angin dan manusia melihat bagaimana kecilnya betis dari Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'ud bukan orang yang tinggi besar. Manusia melihat tentang kecilnya betis yang dimiliki oleh Abdullah bin Mas'ud.

Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beliau mengatakan, “Dua betis yang kalian lihat itu adalah betis yang kecil, maka itu di sisi Allah yaitu di Mizan, itu seberat gunung Uhud”.

Dengan sebab apa? Dengan sebab amalan yang dilakukan oleh Abdullah bin Mas'ud. Jadi kembalinya tetap kepada amal. Hadits ini menunjukkan bahwasanya orang yang mengamalkan akan ditimbang.

Dan timbangan orang tersebut, berat orang tersebut tergantung dari amal sholeh bukan dilihat dari banyak makannya, banyak minumnya, bukan. Itu kita di dunia. Tapi kalau di akhirat berat badan kita itu sesuai dengan amalan.

Seadainya dia adalah orang yang gemuk, yang tinggi besar di dunia, tapi kalau dia tidak beramal sholeh, jelek amalannya maka dia tidak akan memiliki timbangan yang berat di hari tersebut.

Disebutkan dalam hadits akan didatangkan orang samīn (gemuk) tapi ternyata beratnya tidak akan seberat sayap seekor nyamuk. Ia akan didatangkan seorang yang gemuk tapi ternyata dia sangat ringan timbangan kebaikannya.

Jadi jangan kita merasa bangga dengan fisik kita yang gede, besar tapi kita harus memperhatikan amal sholeh sudahkah kita dengan fisik yang besar tersebut kita beriman dan juga beramal sholeh. Ini yang akan bermanfaat di hari kiamat.

Adapun tentang ditimbangnya kitab (catatan) maka ini disebutkan dalam hadits bithoqoh. Hadits bithoqoh ini adalah hadits yang isinya akan didatangkan seseorang kemudian dinampakkan kepadanya 99 kitab catatan amal. Yang semuanya berisi tentang dosa-dosa dia, kemudian besar satu catatan amal tersebut sejauh mata memandang.

Menunjukkan tentang besarnya buku tersebut dan menunjukkan tentang banyaknya dosa yang dia lakukan sehingga 99 kitab catatan amal tadi semuanya penuh dengan dosa.

Kemudian ditanya, "Apakah engkau memiliki kebaikan?" Dia mengatakan, "Tidak." Dikatakan kepadanya bahkan engkau memiliki kebaikan. Akhirnya didatangkan bithoqoh (kartu) yang bertuliskan dua kalimat syahadat, maka laki-laki ini mengatakan, "Ya Allāh, apa fungsi dan faedah dari kartu ini dibandingkan dengan 99 kitab yang isinya adalah dosa dan juga maksiat.

Apa faedah dan fungsi dari kartu ini, sangat kecil dibandingkan dengan 99 kitab yang besar, sangat berat. Dikatakan kepadanya,

إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ.
Engkau tidak akan dizhalimi hari ini.
Maka ditaruhlah 99 kitab tadi, dalam daun timbangan dan ditaruh kemudian kartu yang berisi tentang dua kalimat syahadat ini, karena orang ini adalah orang muslim. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat, ditaruh dalam daun timbangan yang lain maka tiba-tiba melesatlah 99 kitab.

Melesat ke atas, menunjukkan tentang beratnya dua kalimat syahadat yang ada di dalam kartu tadi. Ini dikenal dengan haditsul bithoqoh (hadits yang berkaitan dengan kartu). Jadi menunjukkan tentang keutamaan dua kalimat syahadat.

Dan ini sangat-sangat berat timbangannya di sisi Allah. Maka pelajarilah tentang makna dari dua kalimat syahadat ini. Kalau kita pelajari dengan baik dengan pemahaman yang benar, kemudian kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka insyāAllāh, biidznillah ini akan menjadi timbangan yang sangat berat bagi kita di hari kiamat.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan insyāAllāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.