F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-151 Keimanan Kepada Timbangan Di Hari Akhir Bagian Pertama

Audio ke-151 Keimanan Kepada Timbangan Di Hari Akhir Bagian Pertama
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN| 18 Shafar 1445H| 04 September 2023M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-151

📖 Keimanan Kepada Timbangan Di Hari Akhir Bagian Pertama

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه أمام بعد


Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah.

Masih kita pada pembahasan beriman dengan Hari Akhir. Dan kita terakhir sudah membahas tentang pembagian buku catatan amalan. InsyaaAllah pada hari ini kita lanjutkan dengan keimanan terhadap timbangan amal di hari kiamat.

Beliau mengatakan Rahimahullahu Ta'ala,

ونؤمن بالموازين

Dan kami yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah berkeyakinan atau mengimani dengan adanya الموازين (timbangan-timbangan amal). Ini adalah di antara Aqidah dan keyakinan kita berdasarkan dalil yang shahih baik dari Al-Qur'an maupun dari As-sunnah tentunya. Maka Ahlus Sunnah beriman dengan adanya timbangan amal di hari kiamat.

توضع يوم القيامة

Yang akan diletakkan di hari kiamat untuk menimbang amalan manusia karena mereka diberi kesempatan oleh Allah di dunia ini untuk beramal. Ada di antara mereka yang bisa memanfaatkan dengan baik usia mereka dan umur mereka. Dan ada di antara mereka yang lalai. Maka di hari kiamat akan ditimbang amal sholeh tersebut, dan juga akan ditimbang amal kejelekan yang mereka lakukan di dunia.

Dan ini adalah bentuk keadilan Allah ﷻ.

فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا
“Tidak ada sebuah jiwa yang dizhalimi sedikitpun.” (QS Al-Anbiya: 47)
Semuanya akan mendapatkan keadilan. Tidak mungkin seseorang yang beramal shaleh di dunia, sekecil apapun amal sholeh tersebut, tidak mungkin akan dilupakan oleh Allah. Akan didatangkan oleh Allah ﷻ dan akan ditimbang sekecil apapun amal sholeh tersebut. Tidak akan ada yang dizhalimi.

Demikian pula dosa dan juga maksiat. Akan didatangkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan tidak mungkin ada seseorang yang di dunia, dia tidak melakukan kemaksiatan tersebut, dosa tersebut kemudian datang di hari kiamat. Ternyata ada amal kejelekan yang ditimbang, padahal tidak pernah dilakukan. Ini tidak mungkin.

فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا
“Tidak ada sebuah jiwa yang dizhalimi meskipun hanya شيئاً (sedikitpun).” [QS Al-Anbiya: 47]
Karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
"Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi meskipun hanya sebesar dzarrah (sebesar semut kecil) tidak akan dizhalimi oleh Allah ﷻ.” [QS An-Nisa: 40]
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٍ لِّلْعَبِيدِ
"Dan tidaklah Rabbmu menzhalimi hamba-hambaNya.” [QS Fushshilat: 46]
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,

يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا
"Wahai hamba-hambaKu sesungguhnya Aku telah mengharamkan atas diriKu kedzaliman. Dan Aku telah menjadikan kedzaliman tersebut diharamkan atas kalian.Maka janganlah kalian saling menzhalimi satu dengan yang lain." (HR Muslim 2577)
Allah akan timbang amal shaleh dan Allah akan timbang amal yang jelek. Dan tidak ada seorangpun orang yang dizhalimi oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian di sini Beliau mendatangkan beberapa ayat yang menunjukkan tentang keyakinan Ahlus Sunnah tadi. Beliau mengatakan, menyebutkan firman Allah.

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ (٧) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ (٨)
[QS Al-Zalzalah ayat 7-8]

Maka barangsiapa yang mengamalkan sebuah kebaikan meskipun itu hanya sebesar مِثْقَالَ ذَرَّةٍ (seberat semut kecil). Maksudnya di sini adalah bukan pembatasan. Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla ingin menunjukkan sekecil apapun. Seandainya di sana ada amal sholeh lebih kecil daripada semut kecil maka juga akan يَرَهُ (orang yang mengamalkan itu) akan melihatnya.

Yang dimaksud dari "meskipun hanya sebesar semut kecil" tadi adalah maksudnya sekecil apapun amal shaleh dilakukan oleh seseorang, kebaikan yang dilakukan oleh seseorang, maka dia akan melihatnya. Tidak akan disia-siakan oleh Allah.

Oleh karena itu seseorang bersemangat untuk beramal shaleh sesuai dengan kemampuan dia. Dan jangan dia menganggap atau menganggap kecil diri. Tidak harus seseorang memiliki amalan yang besar.

Seandainya kita ingin bershadaqah dan yang ada di kantong kita hanya seribu, hanya dua ribu silahkan bershadaqah sesuai dengan kemampuan. Kalau kita benar-benar ikhlas, ikhlas, shadiq, beriman dengan Hari Akhir semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla melipatgandakan infaq yang hanya sedikit tadi.

Jangan kita menunggu berinfaq kalau menjadi orang yang kaya raya misalnya. Yang jelas kita dianjurkan dan diperintahkan dan didorong untuk memperbanyak amal sholeh.

Maka ayat ini di antara ayat yang mendorong untuk beramal shaleh tadi. Barangsiapa yang mengamalkan sebuah kebaikan sekecil apapun, maka dia akan melihatnya. Akan dibalas oleh Allah.

Sebaliknya,

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

Dan barangsiapa yang mengamalkan sebuah kejelekan, sebuah dosa, sekecil apapun, meskipun amalannya sebesar atau seberat semut kecil maka يَرَهُ dia akan melihatnya. Akan didatangkan oleh Allah ﷻ. Dan ini adalah juga tahdzir (peringatan) kepada setiap orang yang bermudah-mudahan di dalam masalah maksiat.

Maka jangan dia melihat kepada kecil dan juga besarnya kemaksiatan tersebut tapi hendaklah dia melihat kepada siapa dia berbuat maksiat itu. Yaitu kepada Allah, Al-Adzim, Al-Kabir.

Oleh karena itu, seorang yang sempurna atau mendekati kesempurnaan keimanannya dia merasa takut untuk berbuat maksiat kepada Allah meskipun dengan صغائر ( dengan dosa-dosa yang kecil)

Maka ini adalah tahdzir dan juga peringatan bagi kita semuanya. Jangan sampai seseorang menganggap remeh dosa-dosa yang kecil tadi. Karena, di dalam sebuah hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengatakan,

إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ

Hati-hati kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan oleh manusia,

فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ

Karena dosa-dosa yang kecil tadi apabila ia terus menerus dilakukan dan kumpul (bersatu) pada diri seseorang maka dia akan menghancurkan orang tersebut. Yaitu menghancurkan agamanya.

Kemudian di sini mungkin maksud Syaikh kenapa mendatangkan? firman Allah,

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

Karena disini ada مِثْقَالَ ,مِثْقَالَ artinya adalah berat.

مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
Meskipun hanya seberat semut kecil.
Dan berat ini sesuai dengan timbangan. Timbangan adalah untuk menimbang berat. Jadi mungkin itu maksud dari Syaikh Rahimahullah mendatangkan ayat ini ketika menyebutkan tentang imannya Ahlus Sunnah terhadap timbangan amal di hari kiamat.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan insyāAllāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.