F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-155 Keimanan Kepada Syafaat Al Udzma

Audio ke-155 Keimanan Kepada Syafaat Al Udzma
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 22 Shafar 1445 H | 08 September 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-155

📖 Keimanan Kepada Syafaat Al Udzma

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه أمام بعد

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah.

Masih kita pada pembahasan beriman dengan hari akhir, setelah beliau membahas tentang masalah timbangan amal di hari kiamat yang sudah kita sebutkan, satu atau dua permasalahan yang berkaitan dengan timbangan amal.

Maka sekarang beliau ingin membahas tentang masalah syafaat. Beliau mengatakan,

ونؤمن بالشفاعة العظمى
“Kita beriman dengan الشفاعة العظمى yaitu syafaat yang paling besar.”
Ahlus Sunnah wal Jama'ah mereka beriman dengan syafaat. Adanya syafaat di hari kiamat berdasarkan tentunya Al-Quran dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat radhiyallahu ta'ala anhum, sehingga mereka meyakini adanya syafaat di hari kiamat. Ini adalah bagian dari aqidah kami (Ahlussunnah wal Jamaah).

Di antara syafaat yang kita yakini kita menyakini adanya Syafaat Al-Udzma (syafaat yang paling besar)

لرسول الله ﷺ خاصة
“Yang dimiliki oleh rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam secara khusus.”
Artinya ini kekhususan beliau dan tidak dimiliki oleh yang lain. Nabi-nabi yang lain mereka tidak memiliki syafaatul udzma.

Kenapa dinamakan syafaatul udzma? Syafaat yang paling besar, karena syafaat ini akan dirasakan oleh seluruh manusia.

من ٱلْأَوَّلِينَ إلى ٱلْـَٔاخِرِينَ
“Dari orang yang terdahulu sampai yang terakhir.”
Semuanya akan merasakan dampak dan hasil dari syafaatul udzma ini. Sehingga dia dinamakan dengan syafaatul udzma (syafaat yang paling besar). Apa yang dimaksud dengan syafaatul udzma secara terperinci maka di sini beliau akan menyebutkan tentang kisah.

يشفع عند الله تعالى بإذنه
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam akan memberikan syafaat di sisi Allah dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta’āla, karena saat itu beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebelum memberikan syafaat beliau bersujud dan memuji Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan pujian yang lama. Baru setelah itu diizinkan oleh Allah untuk mengangkat kepala, diizinkan untuk memberikan syafaat barulah beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam memberikan syafaat.

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Tidak ada yang memberikan syafaat disisi Allah kecuali setelah diizinkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla”
Kalau tidak diizinkan maka beliau tidak akan memberikan syafaat. Ketika diizinkan barulah beliau memberikan syafaat. Apa isi syafaat ini?

ليقضي بين عباده حين يصيبهم من الهم والكرب مالا يطيقون

Meminta supaya Allah segera memberikan keputusan di antara para hambaNya, supaya Allah segera menghisab mereka dan menentukan siapa di antara mereka yang masuk ke dalam surga dan siapa di antara mereka yang masuk ke dalam neraka. Karena saat itu,

حين يصيبهم من الهم والكرب مالا يطيقون
Kenapa beliau meminta kepada Allah supaya disegerakan? Karena manusia saat itu tertimpa kegelisahan dan kesusahan

مالا يطيقون

Sesuatu yang mereka tidak mampu karena mereka berada di padang mahsyar dan di dalam waktu yang lama sekali. Kemudian mereka datang ke sana dalam kedaan mereka tidak memakai pakaian, dalam keadaan mereka tidak beralas kaki, dalam keadaan mereka tidak berkhitan.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mendekatkan matahari di atas mereka, dengan jarak yang sangat dekat dalam keadaan mereka tidak memakai pakaian dan dalam keadaan mereka tidak memakai alas kaki.

Anda dan antum semuanya bisa bayangkan di dunia seandainya seseorang tidak berpakaian dan dalam keadaan dia tidak beralas kaki, kemudian ada panas matahari yang sangat, maka kalau hanya sebentar mungkin, tapi ini dalam waktu yang sangat lama, ribuan tahun dan manusia saat itu mereka berkeringat sesuai dengan kadar dosanya.

Dan tentunya dalam keadaan demikian mereka ingat dosa-dosanya dan dalam keadaan takut apa yang akan mereka hadapi di sana? Oleh karena itu

فيذ هبون إلى آدم ثم نوح ثم إبراهيم ثم موسى ثم عيسى

Akhirnya apa yang dilakukan oleh manusia? mereka berinisiatif untuk mendatangi Adam (bapak mereka). Setelah memuji beliau dan memohon kepada beliau supaya berdoa kepada Allah meminta supaya disegerakan hari pembalasan.

Maka Nabi Adam 'alaihissalam beliau minta udzur, merasa dirinya dulu pernah berdosa, padahal dulu beliau sudah bertobat kepada Allah, tapi kejadian tersebut sangat membekas dalam hati beliau, sehingga beliau malu kepada Allah dan mengatakan kepada manusia, "Pergilah kalian kepada Nuh." Mengatakan kepada anak keturunannya tadi, "Pergilah kalian kepada Nuh."

Kemudian datanglah mereka kepada Nabi Nuh Alaihissalam, meminta kepada beliau untuk memberikan syafaat karena beliau adalah Rasul yang pertama yang diutus kepada penduduk bumi atau kepada kaumnya, maka ternyata Nabi Nuh juga meminta udzur karena merasa beliau dahulu pernah meminta kepada Allah sesuatu yang tidak berhak, malu kepada Allah.

Akhirnya beliau mengatakan kepada manusia, "Pergilah kalian kepada Ibrahim". Ibrahim juga demikian, beliau meminta udzur kepada manusia karena merasa dirinya pernah berbohong tiga kali, padahal apa yang beliau lakukan bukan termasuk bohong yang dianggap dan dimasukan itu adalah dosa tapi itu adalah tauriyah (mengucapkan sebuah ucapan dipahami oleh orang lain dengan pemahaman yang lain).

Dan dia tidak berdusta tapi karena kesempurnaan iman yang dimiliki oleh Ibrahim, beliau merasa ini adalah suatu yang kurang, merasa bersalah karena telah melakukan yang demikian. Maka beliaupun meminta udzur kepada manusia dan menyuruh mereka untuk mendatangi Nabi Musa.

Nabi Musa juga demikian, beliau merasa tidak berhak karena dahulu pernah membunuh tanpa sengaja seorang manusia padahal itu dilakukan oleh beliau tanpa sengaja, tidak ada keinginan untuk membunuh, tapi qadarullah pukulan beliau ini menjadikan dia meninggal dunia, sehingga beliaupun merasa tidak pantas dan tidak berhak, menyuruh manusia untuk mendatangi Nabi Isa.

Nabi Isa juga demikian beliau juga meminta udzur tidak bisa memberikan syafaat akhirnya beliau mengatakan kepada manusia menyuruh mereka untuk mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

حتى تنتهي إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم

Sehingga manusia mendatangi rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika diminta beliau mengatakan,

أَنَا لَهَا, أَنَا لَهَا

Akulah yang berhak, akulah yang berhak”, kemudian beliau bersujud di hadapan Allah dan memuji Allah dengan pujian yang banyak sampai Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyuruh beliau untuk mengangkat kepalanya. Allah mengatakan,

يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وسَلْ تُعْطَهْ و اشْفَعْ تُشَفَّعْ.
Wahai Muhammad angkatlah kepalamu dan mintalah maka engkau akan diberi dan berikanlah syafaat niscaya engkau akan diizinkan untuk memberikan syafaat.
Ketika beliau (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) sudah mengetahui telah diizinkan untuk memberikan syafaat akhirnya beliau memberikan syafaat bagi manusia seluruhnya supaya Allāh Subhānahu wa Ta’āla segera menghukumi di antara mereka. Sehingga manusia saat itu mereka memuji Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Dan inilah yang dimaksud dengan مقاما محمودا (kedudukan yang dipuji) karena di situ baik orang yang awal maupun orang yang akhir mereka memuji Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Dan ini adalah di antara syafaat yang khusus bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan seluruh aliran, mereka semuanya menyepakati, semuanya mengimani tentang syafaatul udzma.

Tidak ada di antara mereka yang mengingkari dan adapun syafaat yang lain nanti kita akan jelaskan insyāAllāh pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Di sana ada jenis syafaat yang diingkari oleh sebagian aliran yang sesat dan insyāAllāh pembahasan tersebut akan kita bahas Insya Allah pada kesempatan yang akan datang dan semoga Allah ﷻ memberikan kita umur panjang di dalam amalan-amalan yang berbarokah sehingga kita bisa lebih banyak belajar dan tentunya lebih banyak mengamalkan apa yang ada di dalam agama ini.

Kiranya sampai di situ yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan alhamdulillah kita sudah membahas pembahasan yang sangat penting yang berkaitan dengan beriman kepada hari akhir ini yaitu tentang masalah Al-Mizan, tentang iman kita terhadap timbangan amal.

Dan kita harapkan tentunya pelajaran-pelajaran seperti ini kita ikuti dengan amal kalau kita memang beriman adanya mizan, maka harus shodiq (jujur), kita laksanakan apa yang sudah kita pelajari. Beriman dengan timbangan, ya kita beramal untuk memenuhi timbangan tadi.

Kemudian kita pada hari ini tentunya sudah bahas tentang masalah syafaatul udzma (syafaat yang paling besar), dan ini adalah syafaat yang dikhususkan untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tidak diberikan kepada yang lain dan inilah yang dimaksud dengan مَقَامًا مَّحْمُوْدًا yang disebutkan dalam hadits dan juga dalam ayat yaitu dalam firman Allah ﷻ

عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Semoga Rabb mu membangkitkan dirimu pada kedudukan yang terpuji. (QS Al Isra': 79)
و الله تعالى أعلم

Dan sampai bertemu kembali pada kesempatan yang akan datang.

وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.