F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-166 Keimanan Dengan Surga Dan Neraka Bagian Kedua

Audio ke-166 Keimanan Dengan Surga Dan Neraka Bagian Kedua
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 09 Rabi’ul Awwal 1445 H | 25 September 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-166

📖 Keimanan Dengan Surga Dan Neraka Bagian Kedua


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه


Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allah.

Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.

Masih kita pada pembahasan tentang rukun iman yang kelima yaitu beriman dengan Hari Akhir. Kita ulangi sebentar apa yang sudah disampaikan oleh beliau tentang masalah beriman tentang surga dan juga dengan neraka.

Beliau mengatakan, Rahimahullahu Ta’ala:

ونؤ من بالجنة والنار،
Dan kami (Ahlus Sunnah) beriman dengan surga dan juga neraka.
Berkeyakinan bahwasanya kelak Allah Subhanahu wa Taala akan membalas orang yang beriman dengan surga dan akan membalas orang yang kafir dan tidak beriman dengan neraka. Selain adanya kebangkitan, hisab dan seterusnya maka kelak di sana ada جزاء (balasan) bagi manusia.

Balasan tersebut mungkin berupa surga dan mungkin berupa neraka. Maka Ahlus Sunnah beriman dengan surga dan neraka.

فالجنة دار النعيم
Maka surga adalah negeri kenikmatan.
Sebuah negeri yang dinamakan negeri kenikmatan karena di dalamnya adalah semuanya adalah nikmat. Tidak ada sedikitpun di dalam surga ini kelelahan, kesusahan, kesedihan, yang ada adalah nikmat semua. Sehingga dinamakan dengan دار النعيم - negeri kenikmatan.

Orang yang masuk ke dalamnya maka dia akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kesempurnaan nikmat yang Allah berikan kepada mereka, tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan-kenikmatan, kelezatan-kelezatan yang ada di dunia ini.

التي أعدها الله تعالى للمؤمنين المتقين
Allah Subhanahu wa taala menyediakan دار النعيم (surga) ini, Allah sediakan untuk orang-orang yang beriman dan orang-orang yang bertakwa.
Merekalah orang-orang yang akan dimasukkan oleh Allah Azza wa Jalla di dalam negeri yang penuh dengan kenikmatan tersebut.

Iman dan takwa ini apabila digabungkan menjadi satu, ada yang mengatakan bahwasanya maksudnya iman adalah menjalankan perintah, dan bertakwa maksudnya adalah menjauhi larangan. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [QS Yunus: 62]
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ
“Orang-orang yang beriman dan mereka bertakwa.” [QS Yunus: 63]
Allah mengatakan,

وَلَوْ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟
“Seandainya mereka beriman dan bertakwa.” [QS Al-Baqarah: 103]
Ada yang mengatakan bahwasanya iman adalah إمتثال أوامر (menjalankan perintah), adapun bertakwa maka maksudnya adalah menjauhi larangan.

Allah sediakan دار النعيم bagi orang yang taat kepada Allah di dunia, orang yang mau menjalankan perintah Allah. Dan perintah Allah yang paling besar adalah tauhid, mendirikan shalat, membayar zakat, melakukan puasa di bulan ramadhan, berhaji bagi orang yang mampu. Ini adalah termasuk rukun Islam.

Dan dia adalah di antara perintah yang paling besar dalam Islam ini dan dia adalah orang yang bertakwa yaitu orang yang menjauhi larangan. Larangan yang paling besar adalah untuk melakukan kesyirikan. Maka merekalah orang-orang yang berhak untuk memasuki negeri tersebut.

Balasan dari Allah Azza wa Jalla atas amalan yang mereka lakukan, karena mereka di dunia tunduk kepada Allah, beriman dan juga bertakwa kepada Allah, meninggalkan syahwat mereka, meninggalkan kesenangan dan hawa nafsu mereka. Kemudian mereka tundukkan diri mereka hanya kepada Allah.

Maka Allah akan membalas mereka dengan balasan yang jauh lebih baik daripada amalan yang mereka lakukan. Amalan yang kita lakukan di dunia dibandingkan dengan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kita di dunia maka amalan kita ini tidak ada apa-apanya.

Lalu bagaimana dengan dibandingkan amalan kita dengan balasan yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman di dalam surga?

Apa yang kita lakukan berupa amalan itu hanyalah sebab, "sebab kita masuk ke dalam surga", bukan sebagai pengganti dari amalan yang sudah kita lakukan di dunia. Balasan yang ada di dalam surga bukanlah pengganti.

Dan kalau maksudnya pengganti? Apa perbandingan antara amalan yang kita lakukan dengan luar biasanya nikmat yang Allah sediakan bagi orang-orang yang beriman. Apalagi kita mengetahui amalan yang kita lakukan penuh dengan kekurangan dari sisi niat, dari sisi متابعة.

Bagaimana surga bisa menjadi pengganti untuk amalan-amalan tersebut. Amalan-amalan kita hanyalah sebagai sebab dan masuknya kita ke dalam surga adalah karena rahmat Allah.

Sebagaimana dalam sebuah hadits bahwasanya kalian tidak masuk ke dalam surga dengan amalan-amalan kalian.

Kemudian para sahabat mengatakan,

وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Apakah engkau juga tidak demikian yaa Rasulullah?”
وَلاَ أَنَا
“Aku juga demikian.”
إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ .
“Tapi Allah Subhanahu wa Taala Dialah yang memberikan rahmat.”
Ini adalah kelebihan kasih sayang Allah kepada kita semuanya sehingga Allah Subhanahu wa Taala memasukan kita dengan sebab amalan kita, masuk ke dalam surga.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan insya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.