F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-163 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirath (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam 04

Audio ke-163 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirath (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam Bagian Keempat
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU| 04 Rabi’ul Awwal 1445 H | 20 September 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-163

📖 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirāth (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam Bagian Keempat

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu ta'ala.

Beliau mengatakan,

وفي حافتي الصراط
Dan di samping kiri dan juga kanan Ash Shirath (الصراط)

كلاليب
Ada besi-besi pengait

معلقة مأمورة
Dia tergantung di sebelah kanan dan kiri atau sebelah samping, di kedua samping Ash Shirath (الصراط) tergantung,
مأمورة
“Dan dia diperintahkan.”
تأخذ من أمرت به
“Dia akan menyambar orang yang memang diperintahkan untuk disambar.”
Jadi كلا ليب (besi-besi pengait) tadi diperintahkan. Dia akan menyambar orang yang memang Allah perintahkan untuk disambar. Dia tidak akan melakukan lebih daripada itu. Diperintahkan dia akan menyambar, kalau tidak maka dia tidak akan menyambar.

Dan tentunya ini adalah sesuatu yang semakin menyulitkan seseorang ketika melewati jembatan Ash Shirath (الصراط) ini dalam keadaan dia takut, bukan hanya kecilnya, tajamnya, panjangnya, bawahnya yang sangat mengerikan, tapi di sana ada كلاليب (besi-besi pengait).

Bagaimana nasib orang-orang yang beriman?

فمخدوش ناج ومُكَرْدَس في النار

Ada di antara mereka yang مكردس terkena sambaran tadi tapi dia masih selamat, terkoyak sebagian anggota badannya tapi dia masih selamat, masih bisa sampai ke seberang.

ومُكَرْدَس في النار
Dan ada di antara mereka yang tersambar dan terjatuh ke dalam neraka.
Ini dua keadaan orang yang tersambar, jadi ada yang tersambar dan dia selamat dengan koyakan yang ada, dengan cabikan yang ada, tapi ada di antara mereka yang tersambar dan terjatuh ke dalam neraka.

Dan di sana ada golongan yang lain yang mereka benar-benar selamat, bersih tidak tersambar sedikit pun dan tidak tercabik sedikitpun, tentunya mereka adalah para Nabi dan juga para Rasul, para shiddiqin.

Ini disebutkan dalam hadits Abu Said Al Khudri radhiyallahu ta’ala 'anhu yang panjang disebutkan di situ tentang tiga golongan ini. Jadi ada orang-orang yang benar-benar selamat melewati jembatan tersebut tanpa terkena sambaran. Ada di antara mereka yang selamat melewati neraka tetapi dengan koyakan yang ada di tubuhnya dan ada di antara mereka yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.

Di dalam sebuah hadits Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya beliau yang pertama kali akan melewati jembatan tersebut. Dan doa para Rasul adalah, "Ya Allah selamat, selamatkan".

وَبِهِ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ
“Di sana ada besi-besi pengait seperti duri sa’dan.”
أَمَا رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ؟
“Apakah kalian pernah melihat apa itu duri sa’dan?"
قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Mereka mengatakan, "Ya Rasulullah”.”
قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ
“Besi-besi pengait tadi seperti duri-duri sa’dan.”

غَيْرَ أَنَّهَا لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ.
“Kecuali besi tadi adalah besi yang sangat besar, tidak mengetahui tentang besarnya kecuali Allah, ini semakin mengerikan yang demikian.”
Jadi besi-besi pengait tadi adalah besi-besi yang sangat besar, jauh lebih besar daripada kita, tidak mengetahui tentang besarnya kecuali Allah. Jembatannya sangat kecil dan kitanya jauh lebih besar daripada jembatan tadi, ternyata besi-besi pengait tadi jauh lebih besar daripada kita.

Allahu Musta'an, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita semua, melindungi kita semuanya, memasukkan kita semuanya ke dalam surga-Nya,

فَتَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ مِنْهُمْ الْمُوبَقُ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُخَرْدَلُ ثُمَّ يَنْجُو

Maka besi-besi tadi akan menyambar manusia dengan amalan mereka sesuai dengan amalan mereka. Ada di antara mereka yang celaka dan binasa akhirnya terjatuh ke dalam neraka, dan ada di antara mereka yang tersambar kemudian dia selamat.

Maka ini semua menunjukkan tentang pentingnya kita mempersiapkan diri untuk hari tersebut jangan kita lalai dengan dunia kita. Kita harus memiliki bekal dan bekal kita ke akhirat bukan bekal makanan, bukan bekal minuman, bukan bekal jabatan dan juga harta dunia tapi ketaqwaan kepada Allah.

وَتَزَوَّدُوا

Hendaklah kalian berbekal. Karena perjalanan akhirat adalah perjalanan yang panjang.

وَتَزَوَّدُوا
Hendaklah kalian berbekal

فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوى
Karena sesungguhnya bekal yang paling baik di dalam perjalanan menuju Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah ketakwaan.
Oleh karena itu dalam sebuah ayat,

ثُمَّ نُنَجِّى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ
Semuanya akan melewati jembatan Ash Shiraath (الصراط) tapi Allah akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa,
ثُمَّ نُنَجِّى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ
Kemudian Kami akan selamatkan orang-orang yang bertakwa,
وَّنَذَرُ ٱلظَّـٰلِمِينَ فِيہَا جِثِيًّ۬ا ( مريم: ٧٢)
Dan Kami akan biarkan orang-orang yang zhalim berada di dalam neraka dalam keadaan mereka berlutut.
Itu adalah yang berkaitan dengan masalah Ash Shirath (الصراط) dan hendaklah kita juga hati-hati dengan dosa dan juga maksiat, karena dengan sebab dosa dan juga maksiatnya ini seseorang bisa tersambar, terkoyak, tercabik oleh كلا ليب (besi-besi pengait) yang besar.

Kenapa seseorang disambar? Kenapa seseorang dikoyak dengan sebab dia melakukan dosa di dunia.

Kemudian beliau mengatakan,

ونؤمن بكل ماجاء في الكتاب والسنة من أخبار ذلك اليوم وأهواله أعاننا الله عليها

Dan kita (Ahlus Sunnah) beriman dengan seluruh apa yang datang di dalam Al Qur’an dan sunnah. Di antara kabar-kabar yang terjadi di hari tersebut, karena di sana ada kabar-kabar yang terperinci, lebih dari apa yang disebutkan oleh Syaikh di sini.

Maka beliau perlu untuk menyebutkan keimanan kita secara global karena untuk menyebutkan secara terperinci di dalam kitab yang ringkas ini tentunya akan memakan banyak halaman sehingga Syaikh di sini memberikan keimanan secara global.

Secara umum kita (Ahlu Sunnah) beriman dengan seluruh apa yang datang di dalam Qur'an dan sunnah berupa kabar-kabar yang terjadi di hari tersebut.

وأهواله
Dan kabar-kabar tentang kejadian-kejadian besar di hari tersebut

أعاننا الله عليها

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menolong kita, memudahkan kita untuk menghadapi hari tersebut, Āmīn.

Ini adalah keimanan secara global yang disebutkan oleh Syaikh, karena beliau tahu adanya perkara-perkara yang terperinci yang tentunya tidak bisa beliau sebutkan satu persatu.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menguatkan kita di atas agama-Nya, menghidupkan kita di atas Islam, menghidupkan kita di atas iman dan mematikan kita di atas Islam dan juga iman.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.