F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-162 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirath (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam 03

Audio ke-162 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirāth (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam Bagian Ketiga
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 03 Rabi’ul Awwal 1445 H | 19 September 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-162

📖 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirāth (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam Bagian Ketiga

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه

Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan kitab 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhillatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu ta'ala.

Beliau mengatakan:

فيمر أولهو كالبرق
Orang yang pertama melewati Ash Shirath (الصراط) akan melewati Ash Shirath (الصراط) seperti Al Barq (البرق) yaitu seperti kilat yaitu sangat cepat. Secepat cahaya.
Tentunya ini adalah kenikmatan yang luar biasa yang Allah berikan kepada seseorang, bisa melewati jembatan yang sangat berbahaya tadi, sangat kecil, bahkan lebih kecil daripada rambut dan dia tajam bahkan lebih tajam daripada pedang. Dan dia adalah jembatan yang panjang.

Kita tahu bahwasanya jahannam ini adalah makhluk Allah yang besar, jembatan yang menghubungkan dari ujung ke ujungnya, ini bukan jembatan yang pendek tetapi dia adalah jembatan yang panjang dan di bawah Ash Shiraath (الصراط) ini bukan sesuatu yang empuk, air (misalnya) atau kasur (misalnya). Tidak!

Di bawahnya adalah api yang menyala-nyala, jahannam yang sangat dalam dan tidak ada di sekitar Ash Shirath (الصراط ) sesuatu yang bisa digunakan untuk dipegang bahkan di sekitar jembatan tersebut ada besi-besi pengait yang menyambar orang yang diperintahkan oleh Allah untuk disambar.

Ini bukan perkara yang ringan, ini keadaan yang sangat menakutkan, seseorang di saat itu tidak mengingat kecuali dirinya sendiri.

Maka apabila Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kenikmatan dijadikan dia melewati jembatan tersebut seperti Al Barq (البرق) seperti kilat. Tentunya ini adalah kenikmatan yang sangat besar.

Subhanallah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’alaa memudahkan kita semua untuk bisa melewati jembatan ini. Bisa melewati jembatan ini dengan cepat, tidak ada rasa takut, tidak ada kegelisahan.

Ada di antara mereka,

ثم كمر الريح

Ada di antara mereka yang melewati jembatan Ash Shirath (الصراط) itu seperti lewatnya atau berjalannya angin.

Menunjukkan tentang cepatnya juga, tapi lebih lambat daripada yang pertama. Namun ini adalah kenikmatan juga, dijadikan seseorang melewati jembatan yang sangat mengerikan tadi dengan (seperti) angin yang berhembus.

ثم كمر الطير
Kemudian ada yang seperti terbangnya seekor burung.

وأشد الرجال

Dan ada seperti orang yang berjalan cepat seperti orang yang kuat. Yaitu orang atau laki-laki yang kuat dia berjalan. Ada di antara orang-orang yang beriman yang demikian keadaannya.

Inilah yang disebutkan oleh Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, dan ini juga tersebutkan di dalam hadits Abu Said Al Khudri.

Ada yang berjalan melewati jembatan Ash Shirath (الصراط) seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang seperti angin, ada yang seperti burung, ada yang seperti larinya kuda, ada yang seperti larinya unta dan ada di antara mereka yang sangat lambat. Sehingga dia melewati jembatan tersebut dalam keadaan dia menyeret dirinya.

والنبي ﷺ قائم على الصراط

Dan Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam beliau berdiri di atas Shirath (صراط) di dekat Shirath (صراط):

يقول: يا رب سلم, سلم
Beliau mengatakan (berdoa kepada Allah), "Ya Rabb (wahai Rabbku) berikanlah keselamatan, berikanlah keselamatan"
Beliau shallallahu 'alayhi wa sallam mengucapkan ucapan tersebut mengetahui tentang keadaan yang sangat genting, keadaan yang sangat berbahaya, tergelincir sedikit masuk ke dalam jahannam. Disiksa di dalam jahannam.

Maka beliau shallallahu 'alayhi wa sallam mengatakan:

يا رب سلم, سلم
"Wahai Rabb, berikanlah keselamatan, berikanlah keselamatan"
فاقوا : أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
Disebutkan dalam, yaitu hadits Abu Hurairah radhiyallahu ta'ala 'anhu. Beliau mengabarkan bahwasanya, "Aku adalah yang pertama kali melewati".
Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, beliaulah yang pertama kali akan melewati jembatan Ash Shirath (الصراط) tadi, dan beliau mengatakan bahwasanya doa para rasul يَوْمَئِذٍ (saat itu ) adalah:

اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
“Ya Allah, berikanlah keselamatan, ya Allah, berikanlah keselamatan.”
Jadi yang mengucapkan ucapan ini, yang mendoakan bukan hanya Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, tetapi seluruh rasul yang mereka adalah orang-orang yang sangat menginginkan keselamatan manusia. Sayang kepada umatnya sehingga mereka berdoa dengan doa ini.

حتى تعجز أعمال العباد فيأتي من يزحف

Sehingga amalan-amalan hamba lemah.

Ada di antara mereka yang datang dalam keadaan يزحف (dia menyeret dirinya sendiri). Menunjukkan bahwasanya ada di antara orang yang beriman sangking lemahnya iman yang dia miliki, sangking kurangnya iman yang dia miliki, sehingga dia datang dalam keadaan menyeret dirinya.

Tentunya masing-masing dari kita ingin apabila saat kita melewati jembatan tersebut, dalam keadaan kita tenang, dalam keadaan kita selamat, cepat melewati jembatan tersebut.

Maka ketahuilah bahwasanya itu semuanya tergantung dari amalan kita di dunia. Kalau kita di dunia menjadi orang yang cepat di dalam kebaikan. Datang perintah dari Allāh, cepat kita melaksanakan. Datang larangan dari Allāh, segera kita tinggalkan.

سَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
Sebagaimana sifat para nabi, mereka adalah orang-orang yang bersegera di dalam kebaikan.
Kalau kita cepat di dunia di dalam melaksanakan ketaatan kepada Allāh, maka insya Allah, kita akan cepat di dalam melewati jembatan tersebut.

الجزاء من جنس العمل
"Balasan itu sesuai dengan amalan.”
Kalau kita di dunia, berpegang teguh, kuat di dalam memegang prinsip yang ada di dalam agama kita. Berpegang teguh dengan Al Qur'an, As Sunnah dengan pemahaman para sahabat, bersabar menghadapi gangguan manusia, gangguan keluarga, gangguan tetangga, tidak goyah dengan fitnah syahwat dan juga fitnah syubhat.

Kalau kita kuat, maka insya Allah (biidznillah) di atas jembatan Ash Shirath (الصراط) kita juga akan dikuatkan oleh Allah.

Sesuai dengan kadar tamassuk kita, berpegangnya kita terhadap agama Allah, di situlah Allah akan menguatkan hati kita, menguatkan diri kita ketika menyeberangi jembatan ini. Jadi semua kembali kepada diri kita masing-masing, apa yang kita inginkan. Kalau kita beramal shalih untuk diri kita sendiri.

Kalau kita berpaling dari agama ini, kemudian sibuk dengan hawa nafsu kita, mengikuti syahwat kita melakukan berbagai kemaksiatan, tidak peduli dengan keadaan dia dan nasibnya di hari akhir, maka terancam orang tersebut. Di atas jembatan tadi juga akan mudah goyah, mudah tergelincir.

الجزاء من جنس العمل
"Balasan itu sesuai dengan jenis amalan.”
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menguatkan kita di atas agama-Nya, menghidupkan kita di atas Islam, menghidupkan kita di atas iman, dan mematikan kita di atas Islam dan juga iman.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, dan sampai bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.