🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 29 Shafar 1445 H | 15 September 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-160
📖 Keimanan Dengan Adanya Ash-Shirāth (Jembatan) Yang Membentang Di Atas Neraka Jahanam Bagian Pertama
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu ta'ala.
Beliau mengatakan,
ونؤمن بالصراط المنصوب على جهنم يمر الناس عليه على قدر أعمالهم
"Dan kami (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) beriman meyakini adanya jembatan الصراط (Ash-Shirāth) yang akan dipasang di atas Jahanam".
Di mana manusia akan melewati jembatan tersebut. Yang dimaksud manusia di sini adalah orang-orang yang beriman di antara mereka.
على قدر أعمالهم
Sesuai dengan kadar amalan mereka. Sesuai dengan amalan mereka di dunia. Orang yang di dunianya dia berpegang teguh dengan agamanya, bersegera di dalam beramal shalih, menjauhi kemaksiatan.
Maka semakin dia berpegang teguh dengan agamanya, semakin dikuatkan oleh Allah ﷻdi atas jembatan tersebut. Semakin dia bersegera, beriman dan beramal shalih di dunia, maka akan semakin cepat pula perjalanan dia di dalam melewati jembatan tadi.
Semakin dia menjauhi kemaksiatan dan juga dosa, maka akan semakin selamat dia dari perkara-perkara yang menghalangi yang bisa menyeret dia yang bisa menjerumuskan dia ke dalam neraka saat itu.
فيمر أو لهم كالبرق ثم كمر الريح ثم كمر الطير وأشد الرجال،
"Maka yang pertama kali akan melewati adalah yang berjalan secepat kilat.”
Jadi melewati jembatan tersebut secepat kilat dan tentunya jembatan tersebut tidak pendek seperti yang ada di dunia. Karena Jahanam ini adalah makhluk yang besar sehingga jembatan yang ada di atasnya adalah jembatan yang panjang.
Ada di antara mereka yang berjalan seperti kilat. Kemudian ada di antara mereka yang berjalan seperti berjalannya angin, sehingga secepat angin. Dan ada di antara mereka yang melewati jembatan tersebut seperti berjalannya atau seperti berlalunya seekor burung.
وأشد الرجال
"Dan ada di antara mereka yang melewati jembatan tersebut seperti seorang laki-laki yang sangat kuat di dalam berjalan.”
Ini menunjukkan perbedaan kecepatan mereka di dalam melewati jembatan tadi, karena kecepatan ketika melewati jembatan tadi adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Bagaimana tidak, ini bukan jembatan biasa dan akan disebutkan bahwa jembatan ini jembatan yang sangat kecil.
Disebutkan di dalam ucapan seorang sahabat dan hukumnya ini adalah hukum marfu' sebenarnya. Bahwasanya jembatan Shirāth ini adalah lebih kecil daripada rambut. Jangan dibayangkan itu adalah jembatan yang besar tapi dia adalah jembatan yang sangat kecil.
Kalau dia (jembatan) sebesar rambut itu sudah kecil sekali, lalu bagaimana kalau dia (jembatan) lebih kecil daripada rambut. Yang kalau di dunia mungkin kita tidak melihat, bagaimana seseorang melewati jembatan yang hampir-hampir dia tidak melihatnya atau dia tidak melihatnya. Ini ujian yang besar.
Ditambah lagi bukan hanya sangat kecil tapi dia lebih tajam daripada pedang. Kita akan melewati sesuatu yang tajam, allahu mustaan
Akan melewati sesuatu yang tajam, bukan hanya kecil dan sangat kecil, tapi dia adalah sesuatu yang tajam. Seandainya kita disuruh melewati pedang, ujian yang berat. Apalagi ini lebih tajam daripada pedang, kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Dan dia bukan hanya satu meter, dua meter, tidak. Dia adalah jembatan yang panjang dan Jahanam adalah makhluk yang besar. Semakin panjang jembatan yang sangat kecil dan sangat tajam tadi, tentunya ini adalah ujian. Ujian bagi seseorang.
Semakin panjang jembatannya semakin besar ujiannya. Ditambah lagi di sekitar jembatan tadi ada benda-benda yang siap menebas dia, yang siap mengait dia, sesuai dengan perintah Allah ﷻ.
Semoga nanti pada pertemuan yang akan datang kita bisa sebutkan tentang adanya pengait dari besi yang dia menyambar-nyambar orang yang sudah diperintahkan oleh Allah untuk disambarnya, dan ini ujian tersendiri.
Seseorang berjalan di atas jembatan yang demikian sifatnya yang panjang, kemudian di sebelah kanan dan juga kirinya ini ada penganggu. Kemudian ditambah lagi di bawah dia ini adalah Jahanam (neraka) yang berkobar-kobar, bukan kasur yang empuk, bukan air yang luas yang dalam, tapi di bawahnya adalah Jahanam.
Sekali jatuh tidak ada yang menolong kecuali Allah, dan dia adalah jarak yang sangat jauh antara atas, antara Shirāth sampai dasar Jahanam. Dan ini adalah jarak yang jauh. Orang yang berjalan di atas jembatan tadi dengan keadaan yang demikian, tentunya ini adalah perkara yang sangat mengerikan.
Saat itu manusia tidak ingat kecuali dirinya sendiri, tidak ingat tentang keluarganya, tidak ingat tentang siapa saja, yang dia ingat adalah dirinya sendiri. In syaa Allah kita akan sebutkan lebih terperinci tentang dalil-dalilnya dan penjelasan selanjutnya dari Syaikh yang berkaitan dengan masalah Ash- Shirāth ini.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menguatkan kita di atas agama-Nya, menghidupkan kita di atas Islam, menghidupkan kita di atas iman, dan mematikan kita di atas Islam dan juga iman
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya.
وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment