🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 08 Shafar 1445 H| 25 Agustus 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-145
📖 Wajib Untuk Tidak Menyebutkan Kejelekan Para Sahabat Bagian Kedua
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله رب العالمين، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه والتابعين لهم بإحسانٍ إلى يوم الدين وسلم تسلما كثيرا. أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kembali kita di pertemukan oleh Allah ﷻ dalam pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Dan masih kita pada pembahasan beriman dengan para Rasul, yang merupakan rukun iman yang keempat. Dan kita berada di akhir-akhir pembahasan ini. Masih berkaitan dengan keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah terhadap para sahabat Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kemudian Beliau mendatangkan firman Allah ﷻ,
وقال الله تعالى فينا،
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan firman-Nya tentang diri kita. Kalau tadi tentang keutamaan para sahabat. Kemudian Allah menyebutkan tentang bagaimana orang-orang yang datang setelah para sahabat. Kaum muslimin yang datang setelah para sahabat. Bagaimana keyakinan mereka tentang para sahabat.
Di dalam QS Al-Hasyr ayat 10,
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ (١٠)
Allah mengatakan, menceritakan tentang orang-orang yang datang setelah para sahabat. Kaum muslimin yang datang setelah para sahabat, apa yang mereka ucapkan? Apa yang mereka lakukan? Apa yang mereka yakini tentang para sahabat yang telah mendahului mereka dengan keimanan?
Allah mengatakan, “Dan orang-orang yang datang setelah mereka”,
مِنۢ بَعْدِهِمْ
Setelah mereka disini adalah setelah para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhu. Karena di dalam ayat sebelumnya, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berbicara tentang mereka. Yaitu berbicara tentang para sahabat. Dan orang-orang yang datang setelah mereka.
Di dalam QS Al-Hasyr ayat 8,
لِلْفُقَرَآءِ ٱلْمُهَٰجِرِينَ (٨)
Yaitu untuk orang-orang fakir di antara orang-orang Muhajirin.
Di dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 8-9,
لِلْفُقَرَآءِ ٱلْمُهَٰجِرِينَ ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأَمْوَٰلِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا وَيَنصُرُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ (٨) وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (٩)
Ini Allah berbicara tentang para Sahabat dari kalangan Muhajirin dan juga Anshar. Baru setelah itu Allah mengatakan,
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ
Berarti orang-orang yang datang setelah para sahabat,
يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا
Wahai Rabb kami ampunilah dosa-dosa kami,
Mendoakan diri sendiri sebelum orang lain.
وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ
Dan ampunilah dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan keimanan.
Siapa mereka? Para sahabat. Karena yang mendahului mereka dengan keimanan adalah para sahabat. Al Muhajirun dan juga Al Anshar.
وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا
Dan janganlah Engkau jadikan yā Allah, di dalam hati-hati kami غِلًّا perasaan yang tidak baik kepada para sahabat. Suuzhan, kebencian dan lain-lain. Jangan jadikan di dalam hati kami, غِلًّا
لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
“Kepada orang-orang yang beriman.”
Dan masuk di dalam orang-orang yang beriman di sini, orang-orang yang beriman yang telah mendahului mereka maupun orang-orang beriman yang datang setelah mereka.
رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
Ini adalah ucapan yang diucapkan oleh orang-orang yang datang setelah para sahabat, yang Allah telah bersihkan hati mereka dari kebencian dan suuzhan kepada para sahabat. Mereka mengucapkan ucapan ini. Memohonkan ampun.
Kalau mereka dengan ucapan mereka mengatakan,
رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
Mereka memohonkan ampun untuk para sahabat. Seandainya terjadi kesalahan, kekeliruan, dosa yang dilakukan oleh seorang sahabat maka mereka memohonkan ampun untuk para sahabat tadi.
Lalu bagaimana orang yang demikian keadaannya rela dan ridho untuk membicarakan kejelekan para sahabat? Dosanya saja, dia berusaha untuk memohonkan ampun kepada Allah. Semoga Allah mengampuni para sahabat. Lalu bagaimana dia membicarakan kejelekan para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhum?
Ini menunjukkan tentang bersihnya hati mereka dan bersihnya lisan mereka. Dan ini adalah keadaan Ahlus Sunnah. Ucapan mereka, bersih. Tidak membicarakan kejelekan para sahabat. Justru malah memohonkan ampun kepada Allah untuk para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhum.
Kemudian yang kedua, hati mereka dalam keadaan bersih. Dengan doa,
وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami غِلًّا (perasaan yang tidak benar) terhadap para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhu.
Demikian yang bisa kita sampaikan. Dan dengan berakhirnya halaqah ini, berarti kita sudah menyelesaikan rukun iman yang keempat. Yang berkaitan dengan beriman dengan Para Rasul.
InsyaaAllah akan kita lanjutkan pada Beriman Kepada Hari Akhir. Wallahu Ta'ala A'lam.
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment