🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU| 06 Shafar 1445 H| 23 Agustus 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-143
📖 Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Peristiwa Yang Terjadi Di Antara Para Sahabat
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله رب العالمين، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه والتابعين لهم بإحسانٍ إلى يوم الدين وسلم تسلما كثيرا. أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla kembali kita dipertemukan kembali oleh Allah ﷻ dalam pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Dan masih kita pada pembahasan beriman kepada para Rasul yang merupakan rukun iman yang keempat dan kita berada di akhir-akhir pembahasan ini. Masih berkaitan dengan keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah terhadap para sahabat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Beliau mengatakan rahimahullah,
ونعتقد أن ماجرى بين الصحابة رضي الله عنهم من الفتن فقد صدر عن تأويل اجتهدوا فيه فمن كان منهم مصيبا كان له أجران ومن كان منهم مخطئا فله أجرواحد وخطؤه مغفورله
Beliau mengatakan (rahimahullah), "Dan kita Ahlus Sunnah berkeyakinan bahwasanya apa yang terjadi di antara para sahabat berupa fitnah-fitnah, maka ini terjadi karena takwil”.
Beliau ingin menyebutkan kepada kita tentang sikap Ahlus Sunnah terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhum. Ini perlu disebutkan karena adanya aliran-aliran yang sesat yang mereka keliru dan salah di dalam mensikapi apa yang terjadi di antara para sahabat.
Bagaimana sikap kita Ahlus Sunnah kalau terjadi peperangan dan fitnah di antara para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum, maka keyakinan kita bahwasanya fitnah tersebut terjadi karena takwil, yaitu tafsir dan salah di dalam memahami sebuah dalil.
اجتهدوا فيه
Takwil tersebut (kesalahan) terjadinya setelah terjadi ‘ijtihad, jadi kesalahan tersebut bukan terjadi karena kebodohan bukan, itu semua fitnah tersebut adalah setelah mereka ber'ijtihad, bersungguh-sungguh untuk mencari kebenaran.
Kita sudah mengetahui tentang keutamaan para sahabat yang dipuji oleh nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, dipuji keilmuannya, dipuji amalannya, dipuji keikhlasannya, dipuji siddiq (kejujurannya).
Maka masing-masing dari mereka sudah berusaha, masing-masing ber'ijtihad, cuma seperti yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, terkadang ijtihad tersebut benar dan terkadang ijtihad tersebut salah, dan ini terjadi kepada para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhu.
Ada yang di antara mereka ber'ijtihad kemudian benar dan mendapatkan dua pahala, dan ada di antara mereka yang ber'ijtihad kemudian salah dan mendapatkan satu pahala.
Di dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan,
إِذَا َاجْتَهَدَ الْحَاكِمُ فَأَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذَا اجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
"Apabila seorang hakim ber'ijtihad kemudian dia benar di dalam 'ijtihadnya maka dia mendapatkan dua pahala, dan kalau dia ber'ijtihad kemudian dia salah maka dia mendapatkan satu pahala" [HR Bukhari dan Muslim]
Jelas menunjukan kepada kita tentang keadaan orang yang ber'ijtihad dan para sahabat adalah أفظل الناس (sebaik-baik manusia). Merekalah orang yang paling memiliki syarat-syarat untuk ber'ijtihad. Merekalah orang-orang yang paling berhak untuk memiliki sifat-sifat untuk ber’ijtihad. Oleh karena itu beliau mengatakan setelahnya.
فمن كان منهم مصيبا كان له أجران
“Barangsiapa di antara mereka yang benar (di dalam 'ijtihadnya). Maka dia mendapatkan dua pahala.”
ومن كان منهم مخطئا فله أجرواحد
“Dan barangsiapa di antara mereka yang salah maka mendapatkan satu pahala.”
Orang yang benar mendapatkan dua pahala karena pahala yang pertama adalah pahala ber'ijtihad dan ini diberikan ganjaran oleh Allah, sekedar dia bersungguh-sungguh diberikan ganjaran oleh Allah. Kemudian yang kedua adalah pahala benarnya.
Kemudian, أجرواحد (pahala yang satu), yaitu dia mendapatkan pahala ber'ijtihad. Adapun kesalahan tentunya dia tidak mendapatkan pahalanya.
وخطؤه مغفورله
Dan orang yang ber'ijtihad kemudian salah tadi, dia mendapatkan satu pahala dan kesalahan dia adalah diampuni.
Apa yang terjadi di antara para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhum, sekali lagi kita yakini itu adalah 'ijtihad dari mereka, dan orang yang benar di dalam 'ijtihadnya mereka mendapatkan dua pahala, dan orang yang salah di dalam 'ijtihadnya maka dia mendapatkan satu pahala.
Demikian yang bisa kita sampaikan.
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment