🆔 Group WA HSI AbdullahRoy
🌐 edu.hsi.id
🔊 Halaqah 11 ~ Penjelasan Kaidah Pertama Kitab Al-Qawa'id Al-'Arba' Bagian 03 Dari 03
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Halaqah 11 ~ Silsilah Qawaidul Arba | Penjelasan Kaidah Pertama Kitab Al-Qawa'id Al-'Arba' Bagian 03
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-11 penjelasan kitab Al-Qawa’idul Arba’ karangan Asy-Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah.
Apa yang memasukan seseorang ke dalam agama Islam?
Apa yang membedakan antara orang Islam dengan orang-orang musyrikin tersebut?
Apabila dalam masalah penciptaan, masalah pengaturan rezeki ternyata sama antara kita dengan mereka. Lalu apa yang membedakan antara diri kita dengan mereka?
Apa yang di inginkan oleh Rasulullah ﷺ dari orang-orang musyrikin tersebut?
Yang beliau ingin bukan hanya mereka mengakui bahwasanya Allah Yang Pencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta, tetapi yang di inginkan oleh Allah dan Rasul-Nya dari orang-orang musyrikin tersebut adalah supaya mereka meng-Esa-kan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wa ta'ala Inilah yang di inginkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Allah dan Rasul-Nya menginginkan dari orang-orang musyrikin tersebut selain mereka mengakui bahwasanya Allah yang mencipta, mengatur alam semesta dan memberikan rezeki, diinginkan dari mereka supaya mereka meng-Esa-kan ibadah hanya untuk Allah.
Orang-orang musyrikin tidak meng-Esa-kan Allah didalam ibadahnya, Inilah yang membedakan antara kita dengan mereka.
Terkadang mereka melakukan ibadah untuk Allah, seperti ketika haji-an karena ibadah haji, ini sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim ‘alayhissallam kemudian dilanjutkan Nabi Isma’il dan seterusnya dan orang-orang Quraisy mereka adalah keturunan Nabi Ism’ail ibni Ibrahim.
Ibadah haji masih mereka pegang sampai di zaman Rasulullah ﷺ, oleh karena itu setiap tahun mereka senantiasa melakukan ibadah haji dan ini di lakukan untuk Allah Subhanahu wa ta'ala kita membaca di dalam kitab-kitab sirah tentang perjanjian ‘Aqabah yang pertama maupun yang kedua, Bai’at antara Rasulullah dengan kaum Anshar, kapan terjadi?
Ketika musim-musim haji, ketika orang-orang Arab, orang-orang Quraisy dan orang orang arab yang ada disekitar melakukan ibadah haji menuju ke Mekkah, disanalah pertemuan Rasulullah ﷺ dengan orang-orang Anshar
Terkadang mereka beribadah kepada Allah dan terkadang mereka beribadah kepada selain Allah, sehingga ketika terjadi musibah misalnya diantara mereka ada sebagian yang datang kepada Jin atau ada di antara mereka ketika ingin berperang dan ingin menang menaruh senjata-senjata mereka di gantungkan di sebuah pohon tertentu dengan keyakinan bahwasanya itu akan membawakan barakah, terkadang mereka menyembah kepada Allah beribadah kepada Allah semata dan terkadang mereka serahkan sebagian ibadah mereka kepada selain Allah.
Inilah yang membedakan antara diri kita (orang Islam) dengan orang-orang musyrikin tersebut. Kalau meyakini bahwasanya Allah yang mencipta satu-satunya, memberikan rezeki satu-satunya dan mengatur alam semesta satu-satunya.
Seharusnya keyakinan ini menjadikan mereka hanya menyembah kepada Allah.
Bagaimana kita menyembah sesuatu yang tidak mencipta…
Bagaimana seseorang menyembah sesuatu yang tidak memberikan rezeki baik dari langit maupun dari bumi sedikit pun…
Bagaimana seseorang menyembah sesuatu yang tidak mengatur alam semesta…
Bahkan mereka diciptakan, mereka diberikan rezeki, mereka diatur oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, kenapa mereka tidak menyembah saja Dzat yang telah menciptakan benda-benda tersebut, yang telah menciptakan makhluk-makhluk tersebut.
Oleh karena itu Allah mengatakan :
فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْن
“Lalu katakan kepada mereka kenapa mereka tidak takut dan takwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala”
Inilah yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ini ditolak dan diingkari oleh orang-orang Quraisy, ketika mereka di dakwahi
لا إله إلا الله
”Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah”
Mereka semuanya memahami bahwasanya makna kalimat ini berarti saya harus meninggalkan seluruh sesembahan selain Allah yang selama ini aku sembah, dan hanya menyembah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala
Orang-orang Quraisy dan orang-orang kafir Quraisy, orang-orang musyrikin mereka semuanya memahami kalimat ini karena mereka adalah orang-orang Arab dan sangat mengenal makna kalimat (لا إله إلا الله) ada diantara mereka yang menerima dan langsung masuk Islam dan ada diantara mereka yang menolak tidak mau mengucapkan (لا إله إلا الله) Bahkan mereka sombong
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
“Sesungguhnya mereka (kata Allah) apabila dikatakan kepada mereka diajak untuk mengucapkan (لا إله إلا الله) mereka sombong, menolak kebenaran tidak mau mengucapkan (لا إله إلا الله)
Karena mereka tahu tentang tuntutan dari kalimat ini, kalau saya mengucapkan kalimat ini berarti saya harus masuk Islam, sesembahan yang begitu banyak aku tinggalkan dan hanya menyembah kepada Allah yang satu, tidak boleh berdoa kepada selain Allah, tidak boleh aku beristi’anah, beristhigasah kepada selain Allah, oleh karena itu mereka (يستكبرون) mereka sombong dan tidak mau mengucapkan kalimat ini
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
“Dan mereka mengatakan, apakah kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami hanya karena seorang tukang syair yang gila”
Selain mereka menolak mereka juga menghina Rasulullah ﷺ mengatakan bahwasanya Rasulullah ﷺ adalah tukang syair, padahal beliau adalah orang yang tidak mengetahui tentang syair, dan mengatakan bahwasanya beliau adalah seorang yang gila
Semuanya ini adalah menunjukkan kesombongan mereka, selain menolak dakwah beliau, mereka juga berusaha untuk merendahkan beliau supaya manusia tidak mengikuti dakwah beliau
Di dalam ayat yang lain mereka mengatakan
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak ini hanya menjadi tuhan yang satu, sesungguhnya ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan”
Ini adalah kesombongan orang-orang Quraisy, orang-orang musyrikin Quraisy mereka tidak mau mengatakan kalimat (لا إله إلا الله) karena inilah yang akan memasukkan mereka ke dalam agama Islam
Inti dari Qa’idah yang sudah kita sampaikan ini :
1. Bahwasanya orang-orang musyrikin yang diperangi Rasulullah ﷺ sama dengan kita mengakui bahwasanya Allah yang telah menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, mengatur alam semesta ini, dan sesungguhnya ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam.
Kemudian yang kedua Apa sebenarnya yang memasukkan seseorang ke dalam agama Islam :
2. Apabila seseorang hanya meng-Esa-kan Allah di dalam beribadah, hanya menyerahkan kepada Allah. Adapun seseorang hanya meyakini Allah yang mencipta, Allah yang memberikan rezeki, Allah yang mengatur alam semesta, maka ini belum membedakan antara dia (Islam) dengan orang musyrikin.
3. Hendaknya seseorang didalam berdakwah atau mendakwahi manusia kedalam agama islam, tidak mencukupkan diri hanya mengenalkan mereka bahwa Allah yang menciptakan, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta, karena ini tidak membedakan antara kita dengan yang lain.
Karena sebagian, ketika berdakwah dan mengajak orang kepada islam hanya mengingatkan tentang perkara-perkara ini, padahal disana ada sesuatu yang lebih penting dari itu, atau yang setelahnya yang harus yang dia sampaikan, bukan hanya menyampaikan tentang Rububiyah, keyakinan bahwasanya Allah yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta. Tapi juga harus di sampaikan bahwasanya keyakinan ini menuntut kita untuk hanya meng-Esa-kan Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam ibadah.
Dan insya Allah qa’idah ini akan diperjelas pada qa’idah-qa’idah selanjutnya
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Saudaramu,
Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
Post a Comment