F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-149 Manusia Akan Mendapatkan Catatan Amal Dan Akan Dihisab Bagian Pertama

Audio ke-149 Manusia Akan Mendapatkan Catatan Amal Dan Akan Dihisab Bagian Pertama
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS| 14 Shafar 1445 H| 31 Agustus 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-149

📖 Manusia Akan Mendapatkan Catatan Amal Dan Akan Dihisab Bagian Pertama

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه أمام بعد

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah.

Masih kita pada pembahasan beriman kepada Hari Akhir. Di antara keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah,

ونؤ من بصحا ىٔف الأ عمال تعُطى باليمين أو من ورءا الظهو ر با لشمال
Dan kita (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah) beriman dengan lembaran-lembaran amal. Kita tahu bahwasanya apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan dicatat. Dan tidak ada sesuatu yang ditinggalkan. Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan [QS Qaf:18],
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tidak ada sebuah ucapan kecuali ada di sana رَقِيبٌ عَتِيدٌ, ada di sana ملك (malaikat yang senantiasa mengawasi, mencatat).

Oleh karena seseorang berhati-hati dengan ucapannya. Ucapan yang keluar dari lisan kita dicatat oleh malaikat dalam lembaran-lembaran. Janganlah dia berbicara kecuali kebaikan atau kalau tidak mampu berbicara dengan kebaikan maka diam.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” [Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari 6018; Muslim 47]
Hendaklah dia berbicara yang baik supaya ditulis oleh malaikat dengan kebaikan, أَوْ لِيَصْمُت (atau hendaklah dia diam), supaya tidak dicatat dengan ucapan yang kotor.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan [QS Al Kahf: 49],

فَتَرَى ٱلْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلْكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا ۚ وَوَجَدُوا۟ مَا عَمِلُوا۟ حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Maka engkau akan melihat orang-orang yang مجرم (Mujrim), mereka dalam keadaan takut dengan apa yang ada di dalam lembaran-lembaran tersebut. Ternyata اجرم dia (dosa-dosa dia) semuanya ditulis. Sehingga mereka ketakutan ketika melihat lembaran-lembaran catatan tadi.

Kemudian mereka mengatakan يَٰوَيْلَتَنَا (celaka kami).

مَالِ هَٰذَا ٱلْكِتَٰبِ

Bagaimana dengan kitab ini? Ternyata dia,

لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا

Ternyata dia tidak meninggalkan sesuatu yang kecil maupun yang besar kecuali ditulis semuanya. Lengkap, tidak ada yang ketinggalan. لَا يُغَادِرُ (tidak meninggalkan sesuatu apapun).

Ini menunjukkan bahwasanya amalan-amalan seseorang nanti akan ditulis di dalam shahahif (صححف). Maka kita beriman. Ahlus Sunnah beriman bahwasanya amalan-amalan kita tertulis di dalam shahahif tadi. Di dalam kitab-kitab, di dalam lembaran-lembaran.

Di sana ada malaikat yang bertugas untuk menulisnya. Dan mereka sangat teliti, dan tidak menzhalimi meskipun sedikit. Apa yang diperintahkan untuk di tulis, maka ditulis.

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَٰفِظِينَ (.١) كِرَامًا كَاتِبِينَ (١١) [QS Al-Infitar: 10-11]

Dan sesungguhnya pada kalian itu ada yang menjaga. Dan mereka adalah,

كِرَامًا كَاتِبِينَ

Mereka adalah malaikat-malaikat yang mulia dalam keadaan mereka menulis.

تعُطى باليمين أو من ورءا الظهو ر با لشمال

Lembaran-lembaran tadi, di antara keyakinan Ahlus Sunnah, bahwasanya kelak dia akan dibagikan, tidak disembunyikan, tapi akan dibagikan kepada mereka. Masing-masing kitabnya, masing-masing lembaran catatan tadi akan dibagikan kepada manusia. Kepada masing-masing di antara mereka.

Dan kita meyakini bahwasanya saat itu mereka berbeda-beda dengan tangan apa mereka menerima lembaran-lembaran tadi. Sebagaimana Allah kabarkan. Ada di antara mereka yang menerima lembaran-lembaran tadi dengan tangan kanannya, dan ada diantara mereka yang menerima lembaran-lembaran tadi,

من ورءا الظهو ر با لشمال

Dengan tangan kirinya dan dari arah belakangnya.

Jadi bukan dengan tangan kiri kemudian dari depan, tidak. Dengan tangan kiri adalah kehinaan, ditambah lagi diberikan kitab tadi dari belakangnya. Dan ini adalah kehinaan yang lain. Kehinaan di atas kehinaan.

Diberikan kitab dari arah belakangnya. Ini bukan penghargaan, tapi ini adalah penghinaan kepada orang tersebut. Karena dia telah menghinakan dirinya di dunia dengan kekufuran, menghinakan dirinya dengan kesyirikan. Maka Allah hinakan dia di hari kiamat.

Kemudian Beliau menyebutkan dalil,

فَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖۙ [QS Al-Insyiqaq: 7]
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya.”
Menunjukkan bahwasanya di sana ada orang yang diberikan kitab dengan tangan kanannya. Maka, merekalah orang yang beriman.

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا [QS Al-Insyiqaq: 8]
“Dia akan di hisab dengan hisab yang mudah.”
Diberikan kitab, dia di suruh membaca sendiri. Melihat sendiri, memuroja'ah sendiri. Kemudian di sana ada نقاش (niqasy = ada perdebatan). Adapun orang yang beriman maka hisab mereka adalah hisab yang mudah.

Setelah mendapatkan kitab, dihisab mereka dengan hisab yang mudah. Disebutkan dalam hadits, Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menutupi mereka sehingga tidak di lihat oleh orang lain yang ada di Padang Mahsyar. Kemudian Allah menampakkan kepadanya, dosa-dosanya.

أتعرف ذنب كذا ؟

Apakah engkau tahu dosa ini? Dia mengatakan iya.

أتعرف ذنب كذا ؟

Apakah engkau mengetahui dosa ini? Dia mengatakan iya.

Terus, sampai dia merasa bahwasanya dirinya akan binasa. Disebutkan dosa-dosanya. Apakah para malaikat telah menzhalimi dirimu? Dia mengatakan, tidak.

Sehingga ketika dia sudah merasa dirinya akan binasa dan hancur dengan dosa-dosanya tadi, Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,

قد سترتها عليك في الدنيا
”Yaa Fulan (, aku telah menutupi dosa-dosa tadi untukmu di dunia.“
وأنا اغفرها لك اليوم
”Dan aku akan mengampuni dosa-dosa tadi untukmu di hari ini.“
Jadi ditampakkan dosanya sampai dia merasa sedih, merasa dia akan binasa kemudian diberikan oleh Allah kabar gembira bahwasanya Allah mengampuni dosa-dosa tadi. Bahkan dia diampuni dosanya sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla menutupi dosa-dosa tadi di dunia.

Sehingga seorang yang beriman, jangan sampai dia mudah mengumbar dosanya dan menceritakannya kepada orang lain dengan harapan kalau kita tidak mengumbar dan menceritakan dosa tadi kepada orang lain, semoga ini adalah termasuk dosa yang kelak akan diampuni oleh Allah ﷻ.

Maka ini adalah hisab, ini adalah perhitungan. Ditunjukkan kepada mereka kitab mereka dan ditanya, apakah ini dosa yang pernah engkau lakukan dan seterusnya. Namun setelah itu diampuni oleh Allah. Maka hisab yang demikian dinamakan dengan حِسَابًا يَسِيرًا (hisab yang mudah).

Kemudian akhirnya,

وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا [QS Al-Insyiqaq: 9]
“Akhirnya dia kembali bertemu dengan keluarganya dalam keadaan مَسْرُورًا (dalam keadaan dia bergembira)”.
Alhamdulillah. Berati setelahnya dia akan tinggal di negeri yang semuanya adalah nikmat tidak ada kesusahan dan musibah setelahnya. Ini adalah kesuksesan yang besar, inilah keberuntungan yang besar.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan InsyaaAllah kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.