🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 24 Dzulqa’dah 1444 H | 13 Juni 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-132
📖 Beriman Kepada Para Rasul Bagian 02
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه
Alhamdulillah, anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah yang semoga dimuliakan oleh Allah Ta’ala. Kita kembali bertemu dalam pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh fadhilatu syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Masih kita pada pembahasan beriman kepada para rasul. Kemudian di sini beliau menyebutkan dalil bahwasanya orang yang mengkufuri satu orang rasul sama saja dia telah mengkufuri semua rasul.
لقو له تعالى : كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan, "Kaum Nabi Nuh telah mendustakan para rasul”. [QS Asy Syu'ara: 105]
Padahal kita tahu bahwasanya nabi Nuh Alaihissalam ini adalah rasul yang pertama, belum ada rasul sebelum beliau. Tapi di sini Allah mengatakan bahwasanya, "Kaum nabi Nuh telah mendustakan para rasul"
Di sini beliau mengatakan,
فجعلهم مكذبين لجميع الرسل مع أنه لم يسبق نوحا رسول
Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan mereka, menamakan mereka, mendustakan seluruh rasul padahal tidak ada rasul yang mendahului nabi Nuh 'Alaihissalam.
Kenapa demikian? Rahasianya adalah seperti tadi yang kita sebutkan. Mendustakan nabi Nuh sama saja dia telah mendustakan para rasul.
Seandainya para rasul hidup di jaman nabi Nuh dan mereka mendakwahkan seperti yang didakwahkan oleh nabi Nuh, bisa mereka juga akan didustakan oleh kaum tersebut. Sehingga Allah mengatakan, "Kaumnya Nuh telah mendustakan para rasul semuanya".
Dan di dalam ayat yang lain Allah juga menyebutkan tentang hal ini bukan hanya tentang kaum nabi Nuh saja, Allah mengatakan,
كَذَّبَتْ عَادٌ ٱلْمُرْسَلِينَ
“'Aad telah mendustakan para rasul.” [QS Asy Syu'ara: 123]
Padahal tidak diutus kepadanya kecuali Hud dan Allah mengatakan,
كَذَّبَتْ ثَمُودُ ٱلْمُرْسَلِينَ
"Kaum Tsamud telah mendustakan para rasul.” [QS Asy Syu'ara: 141]
Padahal tidak diutus kepada mereka kecuali Sholeh dan Allah mengatakan.
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ ٱلْمُرْسَلِينَ
“Kaum Luth telah mendustakan para rasul.” [QS Asy Syu'ara: 160]
Dan tidak diutus kepadanya kecuali nabi Luth 'Alaihissalam.
Ini semua disebutkan Allah di dalam surat Asy Syu’ara. Menunjukkan kepada kita tentang tadi apa yang disebutkan oleh Syaikh bahwasanya orang yang mendustakan satu orang rasul sama saja dia telah mendustakan para rasul yang lain.
Makanya orang yang tidak percaya di antara orang-orang nasrani dan mendustakan nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, pada hakikatnya mereka telah mendustakan nabi Isa 'Alaihissalam, karena nabi Isa telah memberikan kabar gembira.
Ketika mereka tidak beriman dengan nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, berarti mereka telah mendustakan nabi mereka sendiri. Ini adalah kekufuran, sehingga nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam di dalam sebuah hadits beliau mengatakan,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, tidaklah mendengar tentang kedatanganku seorangpun dari umat ini, baik dia orang yahudi maupun dia adalah orang nasrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa kecuali dia termasuk penduduk neraka.”[HR Muslim, nomor 153, dari Abu Huroiroh]
Orang yahudi mengaku beriman dengan Nabi Musa 'Alaihissalam, beriman dengan Ibrahim, beriman dengan Ishak, seandainya mereka sudah mendengar kedatangan nabi Muhammad, dan orang-orang nasrani mengaku beriman dengan nabi Isa, seandainya mereka mendengar tentang kedatangan nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, meninggal dunia dan tidak beriman dengan beliau maka tempat kembali mereka adalah neraka.
Ini juga memperkuat apa yang sudah kita sampaikan tadi. Tidak beriman dengan nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, maka sama saja dia tidak beriman dengan seluruh para rasul.
Kita Ahlussunnah beriman kepada semuanya, kaum muslimin beriman kepada semuanya, dari rasul yang pertama sampai rasul yang terakhir. Makanya,
وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ باِللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَالْمَلَئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّنَ
“Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.“ [QS Al Baqarah: 177]
Dan para nabi tidak hanya satu kita beriman seluruh nabi. Dan di dalam hadits nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya.”
Beriman dengan para rasul-Nya, kita beriman dengan seluruh rasul, termasuk kepada nabi Isa, nabi Musa kita beriman, kita yakini bahwasanya mereka adalah rasulullah untuk kaumnya. Ini secara global.
Adapun beriman secara terperinci yang kita ikuti syariatnya maka kita mengikuti syariatnya nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Demikian kaum muslimin dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah mereka tidak membedakan di antara para rasul. Di dalam ayat,
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ
“Kami tidak membeda-bedakan di antara para rasul-Nya, semuanya kami beriman.” [QS Al Baqarah: 285]
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini.
والله تعلى أعلم
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment