F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-122 Allah Subhanahu wa Ta’ala Mensifati Para Nabi Dan Rasul Sebagai Hamba Bagian Pertama

Audio ke-122 Allah Subhanahu wa Ta’ala Mensifati Para Nabi Dan Rasul Sebagai Hamba Bagian Pertama
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 10 Dzulqa’dah 1444 H | 30 Mei 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📕 Rukun Iman Keempat - Beriman Kepada Rasul-Rasul Allāh
🔈 Audio ke-122

📖 Allāh Subhānahu wa Ta’āla Mensifati Para Nabi Dan Rasul Sebagai Hamba Bagian Pertama

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَمَنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صلى الله عليه وعلى آله وأَصحابه والتابعين لهم بإحسانٍ إلى يوم الدين وسلم تسلما كثيرا. أَمَّا بَعْدُ


Kita masih membahas tentang rukun iman yang keempat, yaitu beriman kepada para rasul. Kita lanjutkan penjelasan beliau tentang masalah, bagaimana cara beriman dengan para rasul alayhimussallam.

Beliau mengatakan,

وَوَصفهم بالعبودية

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mensifati mereka yaitu para nabi dan juga para rasul بالعبودية sebagai seorang hamba. Subhanallah.

Seseorang menjadi hamba makhluk ini adalah terhina. Seseorang menjadi hamba bagi makhluk yang lain ini adalah sebuah kehinaan. Tapi sebaliknya seseorang semakin menghambakan diri di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka ini adalah kemulian yang tidak ada kemulian diatasnya.

Semakin seseorang menghambakan diri kepada Allah, dia semakin nurut, semakin mendengar, semakin taat, semakin khusyu', semakin dia bertauhid, semakin dia menyerahkan diri kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka Allah semakin mengangkatnya dan ketahuilah bahwasanya para nabi dan juga para rasul, Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dia-lah yang telah mensifati mereka dengan ubudiyyah ini.

وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِيلًا
“Siapakah yang lebih benar ucapannya daripada ucapan Allah.” [QS An-Nisa: 122]
Kalau kita terkadang dengan mudah kita mengatakan, "Saya adalah hamba Allah" dan tentunya berbeda antara tingkat penghambaan kita kepada Allah dengan mereka para nabi dan juga para rasul. Terkadang ucapan kita mengatakan, "Kita adalah hamba Allah”, tapi dilihat apa yang ada di dalam hati kita, bagaimana hati kita banyak menginggat selain Allah.

Harusnya seorang hamba Allah yang sering dia ingat, yang sering dia pikirkan di dalam hatinya adalah Allah Azza wa Jalla. Hamba Allah sering menginggat Allah, suatu yang besar di dalam hidupnya.

Terkadang kita mengatakan kita hamba Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tapi amalan kita, ibadah kita, jauh dari apa yang diharapkan, malas. Padahal dia mengaku sebagai seorang hamba bagi Allah. Ketika diperintahkan oleh Allah dengan berat dia melakukan perintah tadi, ketika dia dilarang oleh Allah dengan mudah dia melanggar larangan tadi.

Belum kita melihat akhlaq yang kita miliki, padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menentukan akhlaq yang mulia, jauh dari ucapan kita dengan apa yang ada di dalam hati kita dan apa yang kita amalkan. Tapi di sini Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mensifati para rasul dengan sifat al-‘ubudiyyah dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dia-lah yang mengetahui apa yang ada di dalam hati manusia, apa yang ada di dalam amalan manusia, dan apa yang diucapkan oleh manusia.

Ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensifati mereka bahwasanya mereka adalah hamba Allah, ketahuilah bahwasanya ini sifat yang sebenarnya. Sungguh-sungguh mereka adalah hamba Allah, baik hatinya, ucapannya, maupun perbuatannya, semua menyerahkan diri kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

في أعلى مقاماتهم

Allah telah mensifati mereka dengan sifat ‘ubbudiyyah didalam maqamat yang tinggi, dalam keadaan-keadaan yang mulia.

وفي سياق الثناء عليهم

Mensifati mereka ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla sedang memuji mereka.

Menunjukkan bahwasanya sifat Al-ubbudiyyah ini adalah sifat yang terpuji, kalau ditujukan kepada Allah. Adapun penghambaan kepada harta, kepada jabatan, kepada wanita, kepada manusia, maka ini adalah kehinaan.

Karena itu seseorang bangga dan memuji Allāh Subhānahu wa Ta’āla dijadikan dia sebagai seorang hamba Allah. Alhamdulillah. Karena kita menyembah Allah Azza wa Jalla,

خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ

Yang menciptakan langit dan bumi, Dia-lah yang memberikan rejeki, Dia-lah yang memiliki nama-nama yang husna, sifat-sifat yang ulya, alhamdulillah, yang telah memberikan taufik kepada kita untuk menjadi hamba-Nya.

Kemudian beliau menyebutkan permisalan,
فقال في أولهم نوح :

Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang rasul yang pertama yaitu Nabi Nuh 'Alaihisaalam, yang sudah kita sebutkan dalil, bahwasannya beliau 'Alaihissalam adalah rasul yang pertama.

Lihat bagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensifati nabi Nuh 'Alaihissalam sebagai seorang hamba:

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَهُ كَانَ عَبْدًا شَكُرًا

Di dalam surat Al-Isra' ayat yang ke 3; keturunan orang-orang yang Kami bawa mereka bersama Nuh. Di sana ada orang-orang yang Allah Azza wa Jalla selamatkan bersama nabi Nuh 'Alaihissalam di dalam kapal beliau,

إِنَهُ كَانَ عَبْدًا شَكُرًا

Setelah itu Allāh Subhānahu wa Ta’āla memuji nabi Nuh ‘Alaihissalam, dan mengatakan, "Sesungguhnya dia (Nuh) adalah seorang hamba yang bersyukur”.

إِنَهُ كَانَ عَبْدًا
“Sesungguhnya dia adalah seorang hamba."
Di sini Allah sedang memuji nabi Nuh, bahwasanya beliau adalah benar-benar seorang hamba Allah, luar dan juga dalamnya, dhohir dan batinnya, diserahkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tidak ada yang disembunyikan, semuanya adalah lillah Azza wa Jalla. Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla memuji beliau.

Ditambah sifat yang kedua, bahwasanya beliau adalah seorang hamba yang pandai bersyukur kepada Allah atas nikmat yang Allah berikan. Mengakui dengan hatinya betapa banyak di antara kita yang lupa, terus diberikan nikmat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tapi lupa dia bersyukur dan mengucapkan pujian kepada Allah Azza wa Jalla.

Sering dia memuji Allah dengan lisannya, menggunakan nikmat yang Allah berikan di dalam perkara yang diridhoi oleh Allah Azza wa Jalla. Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla memuji nabi Nuh 'Alaihissalam, bahwasanya beliau adalah seseorang hamba Allah yang pandai bersyukur kepada Rabb-Nya, kepada yang disembah, yang diserahkan penghambaan kepada-Nya.

Ini adalah sifat yang mulia, sifat ‘ubbudiyyah dengan sifat syukur. Maka harusnya kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh nabi Nuh 'Alaihissalam. Tentunya Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika memuji nabinya yaitu nabi Nuh 'Alaihissalam, Allah senang apabila kita meniru sifat yang dimiliki oleh nabi Nuh 'Alaihissalam. Yaitu menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur kepada Allah.

Lihat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, ketika dikabarkan kepada beliau, bahwasanya diampuni dosa beliau yang telah lalu dan juga yang akan datang, dan ini adalah nikmat yang besar, berarti surga. Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ingin bersyukur kepada Allah, beribadah di waktu malam sampai pecah-pecah kaki beliau, sehingga ditanya oleh sebagian, "Ya Rasulullah kenapa engkau melakukan yang demikian, padahal sudah diampuni dosamu yang telah lalu dan juga yang akan datang".

Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan,

أفلا أكون عبدا شكورا
"Bukankah aku ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur.”[HR Bukhari: 1130, Muslim :2820]
Justru karena dikabarkan diampuni dosa yang telah lalu dan yang akan datang, harusnya menjadikan seseorang bersyukur. Semakin dia giat dalam beribadah kepada Allah.

Demikian rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjadi seorang hamba yang bersyukur kepada Allah. Berarti di sini Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensifati nabi Nuh 'Alaihissallam sebagai seorang hamba.

In sya Allah kita akan lanjutkan pembahasan ini pada kesempatan yang akan datang.

والله تعالى أعلم
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.