F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-116 Allah Subhanahu wa Ta’ala Mengutus Para Rasul Kepada Makhluk-Nya

Audio ke-116 Allah Subhanahu wa Ta’ala Mengutus Para Rasul Kepada Makhluk-Nya
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 02 Dzulqa’dah 1444 H | 22 Mei 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📕 Rukun Iman Keempat - Beriman Kepada Rasul-Rasul Allāh
🔈 Audio ke-116

📖 Allah Subhanahu wa Ta’ala Mengutus Para Rasul Kepada Makhluk-Nya

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله رب العالمين، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صلى الله عليه وعلى آله وصحبه والتابعين لهم بإحسانٍ إلى يوم الدين وسلم تسلما كثيرا. أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah kembali kita dipertemukan pada kesempatan kali ini, in sya Allah akan kita lanjutkan tentang rukun iman yang keempat, yaitu beriman kepada Rasul Allah.

Beliau mengatakan rahimahullah,
فصل

ونؤ من بأن الله تعالى بعث إلى خلقه رسلا

Kami (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) di antara keyakinan kami, aqidah kami dan ini adalah pokok di antara pokok-pokok aqidah kami.

Bahwasanya kami beriman bahwa Allah mengutus kepada makhluk-Nya para rasul. Yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla, bukan hanya menciptakan mereka kemudian membiarkan mereka: tidak ada perintah, tidak ada larangan, tidak ada syariat. Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan hikmah-Nya dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menginginkan kebaikan kepada mereka supaya mereka hidup dengan damai, dengan tenang, dan kelak di akhirat mereka mendapatkan pahala yang besar, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutus kepada mereka رسلا (utusan-utusan).

Utusan-utusan ini memberikan kabar gembira, dan peringatan, menegakkan hujjah atas mereka, sebagaimana firman Allah,

مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

[QS An-Nisā: 165]

Mereka adalah para rasul yang memberikan kabar gembira. Kepada siapa? kepada setiap orang yang taat beriman kepada rasul tadi. Maka mereka akan mendapatkan ganjaran yang besar, akan mendapatkan pahala yang besar, kebahagiaan di dunia dan di akhirat. وَمُنذِرِينَ , dan mereka juga memberikan peringatan.

Sebaliknya orang yang tidak beriman kepada para rasul maka dia akan celaka. Jadi dia akan tersiksa di dunia maupun di akhirat.

لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ

Selain memberikan kabar gembira, peringatan, supaya manusia tidak memiliki hujjah atas Allah. Supaya mereka tidak bisa membantah, supaya mereka tidak memiliki alasan, datang di hari kiamat mengatakan, "yaa... Allah Engkau belum mengutus kepada kami seseorang, sehingga kami tahu mana yang benar mana yang salah".

Supaya tidak ada ucapan ini maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutus kepada mereka utusan-utusan. Yang mereka مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ dan utusan-utusan ini sebaik-baik manusia dipilih oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla

ٱللَّهُ يَصۡطَفِي مِنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلٗا وَمِنَ ٱلنَّاسِۚ
Allah memilih di kalangan malaikat, para rasul dan juga di kalangan manusia, mereka adalah manusia yang paling mulia. [QS Al Hajj: 75]
Dari sisi nasab, dari sisi fisik mereka, akhlak mereka, dikenal mereka kebaikannya oleh kaumnya supaya tidak ada alasan bagi manusia.

رسلاً: مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ

Dan ketika mereka ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah, menyampaikan wahyu, maka mereka menyampaikan dengan sebaik-baiknya, sejelas-jelasnya. البلغ المبين, menjelaskan dengan penjelasan sejelas-jelasnya

فَهَلْ عَلَى ٱلرُّسُلِ إِلَّا ٱلْبَلَـٰغُ ٱلْمُبِينُ
“Tidak ada bagi para rasul kecuali menjelaskan dengan sejelas-jelasnya.” [QS An-Nahl: 35]
Dan nabi shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan:

إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ
“Sesungguhnya tidak ada nabi sebelumku kecuali wajib baginya untuk memberitahukan kepada ummat kebaikan yang dia tahu dan melarang ummat kejelekan yang dia tahu.” [HR Muslim: 1844]
Ini merupakan kewajiban dan ini adalah bagian dari بلغ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
“Wahai rasul sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu dengan sejelas-jelasnya mereka menyampaikan sesuai yang diperintahkan oleh Allah“. [QS Al Maidah: 67]
وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dia lah yang Maha perkasa lagi maha bijaksana.” [QS Al-Fath: 4]
Dari ayat ini kita bisa mengambil faidah bahwasanya adalah:
  • Bantahan kepada orang-orang jabriyah yang mengatakan, bahwasanya manusia ini dipaksa atas amalannya.
  • Kemudian ayat ini juga menjadi dalil bahwasanya kebodohan ini merupakan udzur. Jadi orang yang jahil maka ini معذر dia diberikan udzur oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Makanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla di sini menyampaikan (menyebutkan) bahwasanya Allah mengutus para rasul supaya tidak ada hujjah bagi mereka. Karena kalau mereka jahil tidak mengetahui risalah maka ini adalah hujjah bagi mereka. Ini adalah udzur bagi mereka.

Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla utus para rasul tadi supaya mereka tidak mengatakan, "Kami jahil, kami tidak tahu, tidak datang kepada kami para rasul". Maka ayat ini menjadi dalil bahwasannya (الجهل) itu merupakan udzur.

Kebodohan itu merupakan udzur, sehingga para ulama menyebutkan apabila seseorang hidup dan tidak sampai kepadanya risalah. Misalnya orang yang hidup di antara dua risalah, hidup di jaman fatrah (فَتْرَةٍ ) tidak menemui rasul yang sebelumnya dan tidak menemui rasul yang setelahnya.

Maka orang yang demikian kelak di hari kiamat akan diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Mungkin dia sukses dalam ujiannya mungkin tidak. Kalau dia sukses maka dia akan masuk ke dalam surga, kalau dia tidak sukses maka dia akan bersama orang-orang yang masuk ke dalam neraka.

Di dalam ayat yang lain, Allah mengatakan:

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
“Kami tidak akan mengadzab sampai Kami mengutus seorang rasul.” [QS. Al-Isra': 15]
Rasul yang mengajarkan kepada mereka. Kalau mereka sudah tahu kemudian mereka membangkang, membantah itu baru kena adzab. Tapi kalau mereka tidak tahu, belum sampai kepada mereka risalah, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan mengadzabnya.

Baik In sya Allah itu yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga apa yang kita sampaikan ini bermanfaat

وبا الله توفك والهديه
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.