F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-6: Hakikat Puasa Ramadhan - Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi

Audio ke-6: Hakikat Puasa Ramadhan - Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-289
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS 08 Ramadhan 1444 H 30 Maret 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Abu Ya'la Kurnaedi, Lc. حفظه الله تعالى

💽 Audio ke-6: Hakikat Puasa Ramadhan

بِسْمِ ٱللهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
ٱلْحَمْدُ لِله رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, wa bilkhusus anggota Grup GiS.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan membahas tentang Hakikat Puasa Ramadhan.

Ashiyaam الصِّيَامُ (puasa) artinya menahan diri. Ini secara bahasa.

Adapun menurut syariat adalah,

❲ التَّعَبُّدُ لِلهِ بِالْإِمْسَاكِ عَنِ الْمُفْطِرَاتِ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ إِلَى غُرُوبِ الشَّمْسِ ❳
Artinya: "Puasa adalah beribadah kepada Allah dengan cara menahan diri dari pembatal-pembatal puasa, dari terbit fajar sampai terbenam matahari."
Definisi ini merupakan definisi jasmani. Tetapi perlu dipahami bahwa hakikat puasa selain seseorang berpuasa dengan puasa jasmani, ia pun harus berpuasa dengan puasa maknawi. Artinya, hendaknya ia menahan dirinya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Al-Baqarah ayat 183 menginginkan dari puasa kita agar kita bertakwa.

{ ..لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ }

Mudah-mudahan kalian bertakwa.

Rasul kita Shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari,

❲ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِله حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ ❳
Yang artinya: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan zur, perbuatan zur, dan kejahilan, maka Allah tidak membutuhkan ia meninggalkan makan dan minumnya."
Di hadits tersebut ada tiga hal yang perlu kita perhatikan:

1) Perkataan zur.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu Ta'ala menjelaskan bahwa perkataan zur artinya seluruh perkataan yang haram, seperti bersaksi dusta, ghibah, mengadu domba, memaki, mencela. Dan semua perkataan yang haram itu masuk dalam kategori zur ( القَوْلَ الزُّورِ ).

2) Perbuatan zur.
Yaitu semua perbuatan yang haram.

3) Jahl (kebodohan).
Yang dimaksud di sini adalah menzalimi dan menganiaya manusia.

Dari ayat yang telah disebut dan hadits ini, maka kita mengetahui bahwa puasa hakikatnya adalah selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari, kita pun dituntut untuk menahan diri dari perbuatan maksiat.

Wallahu a'lam bisshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ.وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.