F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-104 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Keenam - Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah

Audio ke-104 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Keenam - Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS| 25 Rajab 1444 H| 16 Februari 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-104

📖 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Keenam

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla.

Baik, In sya Allah kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.

Masih kita pada pembahasan rukun iman yang kedua tentang beriman dengan malaikat-malaikat Allah.

Beliau mengatakan:

وآخرون موكلون بسؤال الميت بعد الأنتهاء من تسليمه إلى مثواه
"Dan sebagian mereka diberikan tugas oleh Allah untuk bertanya kepada mayit, kepada orang yang meninggal dunia setelah selesai dari (diserahkan atau diantar) ke مثواه tempatnya yang terakhir.”
Maka di sana ada dua orang malaikat yang ditugaskan untuk bertanya.

Siapa mereka? Mereka adalah malaikat Munkar dan Nakir sebagaimana disebutkan dalam hadits:

إِذَا دُفِنَ أحدكم أتاه ملكان أسودان أزرقان يقال لأحدهما المنكر والآخر النكير

Apabila salah seorang di antara kalian dikuburkan maka akan datang kepadanya dua malaikat, أسودان أزرقان yang berwarna hitam dan biru.

Ada yang mengatakan jasadnya berwarna hitam adapun matanya berwarna biru, ini tentunya keadaan yang mengerikan, pemandangan yang mengerikan dan baru pertama kali dan dia dalam keadaan sendiri, kemudian setelah itu ditanya tentang pertanyaan yang dahsyat.

Ditanya tentang,
  • Siapa Rabbmu?
  • Siapa Nabimu?
  • Apa agamamu?
Yang konsekuensinya berat. Barangsiapa yang tidak bisa menjawab pertanyaan ini maka dia akan diadzab oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

يأتيه ملكان يسألانه عن ربه ودينه ونبيه
"Akan datang dua malaikat yang akan bertanya kepadanya tentang Rabbnya, agamanya dan juga nabinya.”
Ucapan beliau di sini,

من تسليمه إلى مثواه

Setelah diserahkan ke keadaan terakhirnya atau tempat terakhirnya, seperti kalau orang biasa maka di kuburan, kalau sudah dikuburkan kemudian ditinggal oleh orang yang mengantar maka datanglah dua malaikat.

Ini umumnya manusia, sehingga sebagian ulama mengatakan, kalau dia belum sampai kepada tempat dia dikuburkan yang terakhir seperti misalnya mayat yang di taruh di es atau dia masih di rumahnya misalkan, maka dalam keadaan demikian belum ditanya.

Kapan ditanya? Kalau sudah dibawa ke kuburan kemudian ditinggal oleh yang mengantar barulah setelah itu datang dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang tiga perkara tadi.

Thayyib, ditanya tentang Rabbnya, agamanya dan juga nabinya.

Siapa yang bisa menjawab? Yang bisa menjawab adalah orang-orang yang beriman.

يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّـٰلِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ
"Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menetapkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh yaitu kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) baik di dalam kehidupan dunia maupun di dalam kehidupan akhirat.” [QS Ibrahim: 27]
Orang-orang yang beriman akan dikuatkan oleh Allāh di dalam kehidupan mereka di dunia dengan kalimat. Bagaimanapun musibah dan juga ujian bertubi-tubi menimpa seseorang yang beriman, tetapi kalimat Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh, dengan sebab ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menguatkan dia dalam menghadapi seluruh perkara. Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah.

Apapun ujian yang menimpanya, maka dia kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus dia mentauhidkan Allah, tidak meninggalkan tauhid bagaimanapun keadaan yang menimpanya. Dalam keadaan dia mendapatkan kenikmatan bertauhid kembali kepada Allah, dalam keadaan dia ditimpa musibah bertauhid kembali kepada Allah.

وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ
"Demikian pula di akhirat.”
Masuk di dalamnya kehidupan di alam kubur, karena orang yang sudah meninggal dunia maka dia sudah memulai kehidupan akhirat. Awal dari kehidupan akhirat adalah ketika seseorang meninggal dunia. Itu juga akan dikuatkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ketika sakaratul maut, termasuk di antaranya adalah ketika dia ditanya oleh dua orang malaikat ini

Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menguatkan dirinya, tidak akan membiarkan dia, sehingga ketika dia ditanya, "مَنْ رَبُّكَ (siapa Rabbmu)?", dengan lantang (tegas) dia mengatakan, " رَبِّيَ اللَّهُ (Rabb-ku adalah Allah)" karena selama di dunia dia memegang teguh kalimat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ, dia praktekkan dalam kehidupan dia sehari-hari, bukan hanya sekedar ucapan yang diucapkan begitu saja.

Tapi dia berpegang teguh tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, ibadah hanya diserahkan kepada Allah, bertawakal hanya kepada Allah, menyembelih hanya untuk Allah, bernadzar hanya untuk Allah, seluruh ibadah semuanya dia jaga hanya untuk Allah. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan balasan yang baik, dikuatkan dia ketika menjawab pertanyaan tadi.

Demikian pula ketika dia ditanya tentang agamanya karena dia mengamalkan Islam, Islam bukan hanya sekedar KTP (yang ditulis di KTP) atau hanya sekedar identitas saja, tapi benar-benar dalam kehidupan sehari-hari dia amalkan Islam, dia amalkan Al-Qur'an, As-Sunnah, baik dalam aqidah, dalam muamalah, dalam ibadah, dalam akhlak, benar-benar dia berusaha untuk mengamalkan apa yang sampai kepadanya berupa agama ini.

Maka orang yang demikian ketika ditanya, " مَنْ نَبِيُّك (apa agamamu)?", karena dia di dunia bersungguh-sungguh dalam melaksanakan Islam, dia akan mengatakan," دِينِيَ الْإِسْلَامُ (agamaku adalah Islam)" karena memang dia mengamalkan agama ini dengan baik.

Dan akan ditanya tentang Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam, orang yang beriman karena dia di dunia benar-benar menjadikan Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam sebagai قُدْوَة (teladan). Yakin beliau adalah seorang Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, maka dia mengikuti Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, berusaha untuk mempelajari sunnah beliau, menjalankan sunnah beliau, yakin bahwasanya apa yang beliau sampaikan adalah dari Allah, dengan mudah dia mengatakan, " نَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (Nabi ku adalah Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam).

Jadi perkaranya di sini perlu praktek dan juga kesungguhan dalam mengamalkan ucapan ini لا إله إلا الله، محمدا رسول الله. Tidak cukup dengan menghapal.

Menghapal dengan mengatakan,

" رَبِّيَ اللَّهُ وَدِينِيَ الْإِسْلَامُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "

Perkara yang mudah, tetapi ternyata keselamatan kita di alam kubur tidak cukup dengan hanya menghapal kalimat-kalimat tadi, kalau tidak diamalkan dan dipraktekan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka yang demikian tidak akan bermanfaat.

Oleh karena itu dalam sebuah hadits ketika Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam menceritakan tentang kisah orang yang meninggal dunia, yaitu hadits Al-Bara ibnu Azib radhiyallahu 'anhu, bagaimana perjalanan arwah, maka di situ disebutkan bagaimana orang yang beriman menjawab pertanyaan, bagaimana orang yang munafik dan orang yang kafir mereka menjawab pertanyaan.

Orang yang munafik hapal لا إله إلا الله، محمدا رسول الله, tetapi ketika ditanya oleh malaikat dia mengatakan ha...ha.. لَا أَدْرِي (saya tidak tahu) padahal mungkin dia pernah hapal, pernah mengucapkan dan mungkin beribu-ribu kali dia mengucapkan, tapi karena dia munafik (menampakkan keislaman menyembunyikan kekufuran), maka dia tidak akan bisa menjawab saat itu.

Tidak ada yang bisa menipu Allah Azza wa Jalla, mereka menipu diri mereka sendiri, merugikan diri mereka sendiri.

وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّـٰلِمِينَ
"Dan Allah akan menyesatkan orang-orang yang zhalim.”
Masuk di dalamnya adalah orang-orang yang munafik karena mereka telah menzhalimi diri mereka sendiri, masuk di dalamnya adalah orang-orang yang kufar yang mereka menzhalimi diri mereka sendiri.

وَيَفْعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ
"Dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.”
Memberikan hidayah, menyesatkan, kembali kepada masyiatullah, tidak ada yang bisa melawan apa yang sudah Allah putuskan dan Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam apa yang dilakukan pasti di sana ada keadilan dan di sana ada hikmah.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allah kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.