🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 19 Rajab 1444 H| 10 Februari 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📕 Ahlus Sunnah Beriman Kepada Malaikat-Malaikat Allah
🔈 Audio ke-100
📖 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Kedua
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه
Anggota grup whatsaap Dirasah Islamiyyah yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Masih kita pada pasal beriman kepada malaikat.
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala, beliau mengatakan,
ومنهم ملك الموت
Ada di antara mereka yang merupakan malaikat maut, malaikat kematian
الموكل بقبض الأرواح عند الموت
Yang mereka atau dia ini (malaikat maut) ditugaskan untuk mencabut nyawa ketika ada yang meninggal dunia.
Berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla:
قُلْ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ
“Katakanlah, akan mewafatkan kalian, malaikat maut yang telah ditugaskan kepada kalian.” [QS. As-Sajdah: 11]
Ini menunjukkan bahwasanya di sana ada ملك الموت dan demikian disebutkan dalam ayat maupun hadits tanpa disebutkan nama dari malaikat ini. يا ملك الموت (malaikat kematian).
Di sana ada sebagian orang yang meyakini bahwasanya malaikat maut namanya adalah Izrail namun ini tidak ada dalilnya. Dan secara kaidah, kita tidak boleh menamakan malaikat kecuali dengan nama yang memang Allah berikan.
Adapun ada malaikat yang kita tidak mengetahui namanya kemudian kita membikin nama dari kita sendiri makanya ini tidak diperbolehkan, termasuk beriman dengan malaikat adalah meyakini nama-nama yang memang dikabarkan kepada kita.
Adapun yang tidak dikabarkan kepada kita maka kita tidak boleh memberikan nama kepada malaikat tadi dari sisi kita sendiri.
Di dalam ayat, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan,
ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا
“Allah memegang jiwa (orang) ketika mati.” [QS. Az-Zumar: 42]
Terkadang Allah menyebutkan bahwasanya Allah yang mematikan jiwa.
Dalam ayat lain,
قُلْ يَتَوَ فَّىكُم مَّلَكُ الْمَوت
"Katakanlah akan mewafatkan kalian malaikat maut.” [QS. As-Sajdah :11]
Dalam ayat yang lain Allah mengatakan,
تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
“Akan mewafatkan dia rasul-rasul Kami (yaitu malaikat-malaikat Kami) dan mereka tidak akan menyia-nyiakan”. [QS. Al-An'am :61]
Sebagian mungkin bertanya di dalam ayat yang,
- Pertama Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyebutkan bahwasanya Allah yang mematikan.
- Kedua malaikat maut.
- Ketiga ternyata banyak malaikat yang mematikan.
Maka tidak ada pertentangan di antara tiga ayat ini, karena ayat yang pertama
ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا
Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang mematikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala hakekatnya Dialah yang mematikan dan Dialah yang menghidupkan
يُحْىِۦ وَيُمِيتُ
Adapun malaikat, maka dia melakukan berdasarkan perintah dari Allah.
Kemudian ayat:
قُلْ يَتَوَ فَّىكُم مَّلَكُ الْمَوت
Katakanlah malaikat maut yang akan mewafatkan, karena dia yang يبصر العمل
Karena dia yang terjun langsung dalam mencabut nyawanya.
Adapun ayat yang lain yang menyebutkan bahwasanya yang mewafatkan adalah banyak malaikat maka di sana ada hadits, di mana ketika nyawa ini dicabut oleh ملك الموت ini langsung diambil oleh malaikat-malaikat yang ada disekitarnya.
Yang mereka mengkafani, mungkin dia adalah orang yang sholeh sehingga ia dikafani dengan kafan dari surga atau dia adalah orang yang kafir sehingga dikafani dengan kain kafan dari neraka.
Ini yang melakukan siapa? Malaikat-malaikat yang lain. Adapun ملك الموت maka dia mencabut nyawa. Ini tidak ada pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lain.
Kemudian setelahnya
ومنهم ملك الجبال الموكل بها
Di sana ada malaikat جبال yaitu malaikat gunung yang ditugaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menjaga gunung tadi dan ini disebutkan di dalam sebuah hadits yang shahih di mana nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, ketika beliau mendakwahi orang-orang thoif atau orang yang berada di sekitar.
Dan ternyata mereka menjawab dakwah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ini dengan gangguan dengan sesuatu yang menyakitkan. Mereka menyuruh anak-anak kecil mereka untuk berbuat tidak baik kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, yaitu melempari beliau sehingga sampai berdarah sebagian anggota badan beliau. Sampai akhirnya datang malaikat Jibril kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan mengatakan,
هذا ملك الجبال
Ini ada malaikat جبال yaitu malaikat gunung.
Maka perintahkanlah dia sesuai dengan kehendakmu. Kalau engkau mau dia bisa melemparkan kepada mereka gunung. Hadits ini datang malaikat جبال yaitu malaikat gunung dan mengatakan,
إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ
Kalau kamu mau aku akan menutupkan dua gunung ini kepada mereka. Akan melemparkan, menghancurkan mereka, membinasakan mereka dengan melemparkan dua gunung ini kepada mereka, الْأَخْشَبَيْنِ. Ini adalah nama dua buah gunung yang dikenal di sana.
Maka nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan,
بَلْ استأنى بهم
Beliau mengatakan استأنى بهم “aku memberikan mereka kesempatan”,
لعل الله أن يخرج من أصلابهم من يعبد الله
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mengeluarkan dari tulang-tulang sulbi mereka, orang yang menyembah kepada Allah”.
Ini Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bagaimana kesabaran beliau dalam berdakwah meskipun beliau dihina, dilempari dengan batu sampai berdarah, atau hampir pingsan dan di sini sudah ditawarkan oleh malaikat gunung tapi meskipun demikian beliau bersabar.
Dan berharap meskipun (mereka) ini tidak masuk ke dalam agama islam, berharap seandainya keluar dari mereka, orang-orang yang kelak akan masuk ke dalam agama islam. Dan tentunya ini adalah akhlak yang mulia yang harus kita tiru sebagai seorang muslim yang berdakwah dan menginginkan kebaikan dari manusia.
Supaya kita jangan mudah marah dalam berdakwah dan hendaklah kita bersabar sebagaimana bersabarnya para Rasul alaihimus salam.
Baik in sya Allah akan kita lanjutkan tentang masalah beriman kepada malaikat ini pada kesempatan yang akan datang, masih ada di sana beberapa point yang disebutkan oleh Syaikh di sini dan mungkin pada pertemuan yang akan datang.
Demikian semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya.
وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment