🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 04 Sya’ban 1444 H| 24 Februari 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📕 Rukun Iman Ketiga - Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
🔈 Audio ke-110
📖 Allah Telah Menurunkan Al-Qurān
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه، والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين و سلما تسليما كثيرا أما بعد.
Baik, In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Beliau rahimahullah mengatakan,
القرآن العظيم
Al-Qurān yang agung.
الذي أنزله الله على نبيه همحد خاتم النبيين
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menurunkan Al Quran ini kepada nabi-Nya Muhammad penutup para nabi.”
Namanya adalah Al Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam.
Dan dia adalah,
أَعْظَمُ كتب الله عز وجلى
Dia adalah kitab yang paling agung yang Allāh turunkan. Dan dia merupakan petunjuk bagi manusia bahkan seluruh manusia,
الٓمّٓۚ ¤ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ ھُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
"Alif Lam Mim. Kitab (Al-Quran) adalah kitab yang tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS Al Baqarah: 1-2]
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
“Dia adalah petunjuk bagi manusia dan بَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ di dalamnya ada sesuatu (perkara-perkara) yang jelas dari petunjuk dan juga yang membedakan antara yang benar dengan yang bathil.” [QS Al Baqarah: 185]
Jadi Al-Qurān diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam
كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ إِلَيْكَ
“Sebuah kitab yang diturunkan kepadamu yaitu pada nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.”
على نبيه محمد خاتم النبيين
“Diturunkan kepada Muhammad yang beliau adalah penutup para nabi.”
Tidak ada nabi setelah beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sehingga Al-Qurān yang diturunkan kepada beliau adalah kitab yang terakhir yang diturunkan kepada para nabi dan rasul.
Kalau ini adalah kitab yang terakhir Allāh jadikan Al-Qurān ini adalah lain daripada kitab-kitab yang lain. Dijaga oleh Allāh, tidak ada yang akan bisa merubahnya dan dia shalih li-kulli zaman wa-makan
Al-Qurān ini bisa dipraktekkan dan baik bagi manusia setiap zaman dan juga setiap tempat.
Setelah diturunkannya Al-Qurān ini, bisa diamalkan di berbagai daerah di Indonesia, di Arab, di berbagai negara, berbagai belahan dunia, baik untuk mereka semuanya karena dia adalah kitab yang terakhir. Dan nabi yang diturunkan kepadanya Al-Qurān ini adalah nabi yang terakhir.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,
إِنَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ
“Sesungguhnya Al-Quran ini menunjukkan sesuatu kepada yang paling lurus.” [QS Al-Isra : 9]
Kalau kita ingin sesuatu yang paling lurus, maka berpegang teguh dengan Al-Quran. Baik masalah aqidah, masalah ibadah, dalam masalah akhlaq, tidak ada yang lebih lurus dari apa yang disebutkan oleh Allāh di dalam Al-Quran.
Setiap orang yang sebelumnya berpegang dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi sebelumnya. Kalau sekarang dia menemui dan mendengar kedatangan nabi tersebut dan mendengar tentang kedatangan Al-Quran, maka diwajibkan dia untuk berpegang teguh dengan Al-Quran. Karena dia adalah muhaimin
فكان (مُصَدِّقًالِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَبِ وَمُهَيْمِنَا عَلَيْهِ)
Maka Al-Qurān ini adalah مُصَدِّقًۭا yaitu membenarkan apa yang datang sebelumnya berupa kitab.
Membenarkan apa yang ada di dalam Shuhuf Ibrahim, Taurat, Injil, Zabur dibenarkan oleh Al-Quran. Karena ini semuanya berasal dari Allāh, tapi maksudnya adalah Taurat yang asli yang diturunkan kepada nabi Musa, Injil yang diturunkan kepada nabi Isa, bukan Taurat dan Injil yang sudah dirubah. Dibenarkan oleh Al-Quran, tidak didustakan karena semuanya berasal dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla
يصدق بعضه بعضا
”Membenarkan satu dengan yang lain.”
وَمُهَيْمِنَا عَلَيْهِ
Dan dia adalah مهيمنا. Maksud هيمنة adalah سيطرة (menguasai), jadi Al-Qurān menguasai kitab-kitab sebelumnya. Dia (Al-Quran) adalah yang menguasai dan dialah yang menghukumi yang mengatakan ini benar, ini salah, dan dialah yang menghapus hukum-hukum yang ada dalam kitab sebelumnya. Dialah yang menguasai, sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan di sini,
وَمُهَيْمِنَا عَلَيْهِ
Maka dialah yang mengusai, dialah yang me-naskh (menghapus hukum-hukum yang ada sebelumnya).
فنسخ الله به جميع الكتب السابقة وتكفل بحفظه عن عبث العابثين وزيغ المحرفين
Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla menghapus dengan Al-Qurān ini seluruh apa yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya.
Jadi yang memang dia beriman kepada Allāh harus beriman dengan semuanya. Kalau memang sebelumnya dia beriman dengan taurat, injil dan sekarang dia tahu bahwa Allāh menurunkan kitab setelah taurat dan injil yang menghapus kitab-kitab sebelumnya, maka dia harus beriman dengan Al-Quran.
Kalau memang dia beriman kepada Allāh, beriman kepada hari akhir, beriman kepada nabi yang diutus sebelumnya dan masing-masing dari mereka menyuruh umatnya untuk beriman kepada nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Disebutkan bahwasanya nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah melihat Umar Ibnu Khattab membawa lembaran-lembaran yang dia dapatkan dari ahlul kitab. Maka nabi Shallallahu alaihi wa Sallam berubah wajahnya seperti marah. Kemudian beliau mengatakan kepada Umar,
أَمُتَهَوِّكُونَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ
Apakah engkau bingung wahai Ibnul Khattab?
Masih melihat lembaran-lembaran yang diturunkan kepada ahlul kitab. Cukup dengan Al-Quran, kenapa membuka apa yang diturunkan kepada umat sebelum kita? Apa yang ada di dalam Al-Qurān sudah ada kecukupan dan lebih baik
Apakah engkau bingung wahai Ibnul Khattab?
Maka nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengatakan, "Seandainya nabi Musa alaihissalam hidup sekarang, tidak ada pilihan bagi dia kecuali ingin mengikuti diriku”.
[HR al Imam Ahmad bin Hanbal dalan Musnadnya (3/387) no. 14623]
Nabi Musa alaihissalam saja, seandainya beliau sekarang hidup dan kepada beliaulah diturunkan taurat, seandainya beliau hidup sekarang maka beliau harus mengikuti nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam. Mengikuti Al-Quran, tidak boleh dia mengikuti taurat.
Lalu bagaimana masih ada sebagian orang yang dia justru malah berusaha untuk mencari petunjuk dari kitab-kitab yang ada sebelumnya yang kita tidak tahu apakah itu masih asli, termasuk wahyu atau itu termasuk yang diubah.
Kemudian beliau mengatakan,
وتكفل بحفظه عن عبث العابثين
Dan Allāh telah menjaga Al-Qurān ini dari orang-orang yang ingin merusaknya
عبث العابثين
Ingin mempermainkan Al-Quran.
Ada sebagian orang di sana yang ingin main-main dengan Al-Quran, diubah ditambah dikurangi, baik lafadz maupun maknanya
وزيغ المحرفين
Dan penyimpangan orang-orang yang menyimpang.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah berjanji untuk menjaga Al-Qurān dari penyimpangan, baik penyimpangan dalam lafadz maupun dalam maknanya.
Dalilnya apa?
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” [QS Al-Hijr: 9]
Sesungguhnya Kami akan menjaga adz-dzikro (Al-Quran) karena kita mengingat Allāh dengan Al-Qurān ini. Dia yang mengingatkan kita kepada Allāh dan kepada hari akhir.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ
“Karena Kami yang menurunkan Al-Quran.”
وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ
"Dan Kamilah yang akan menjaganya.”
Ini adalah tanggungan dan jaminan Allāh untuk menjaga Al-Quran. Sehingga sampai detik ini, dan sampai إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ tidak mungkin ada yang bisa merubah Al-Quran.
Seandainya di sana ada orang yang berusaha merubah Al-Qurān dan dia sembunyi di tempat yang sangat tersembunyi di dalam gunung, atau di mana saja berusaha untuk merubah Al-Qurān pasti Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan membongkarnya. Allāh sediakan di sana orang-orang pilihan, yang Allāh jadikan mereka penghafal Al-Quran.
Dan setiap generasi ke generasi ribuan orang yang menghafal Al-Qurān dari anak-anak kecil sampai dewasa bahkan orang tua. Jadi pecinta Al-Qurān dimana saja sehingga seandainya di sana ada orang yang berusaha merubah Al-Quran, maka pasti akan tersingkap, pasti akan kelihatan.
Ada kisah, ulama ahlul kitab yang dia masuk islam gara-gara ini. Ia datang kepada ulama yahudi dan membawa taurat yang dia ubah. Kemudian dia bawa kepada ulama yahudi ternyata mereka membenarkan, padahal sudah diubah.
Mengubah injil, diberikan kepada pendeta nasrani dan mereka membenarkan. Ketika dia mengubah Al-Quran, membawanya kepada ulama kaum muslimin ternyata langsung diketahui. Oleh karena itu dia beriman kemudian masuk ke dalam agama islam. Karena Al-Qurān yang dia ubah, memang dijaga oleh Allāh. Ada saja di sana orang-orang yang mengetahui makar dan berusaha untuk mengubah Al-Qurān
Baik In sya Allāh kita akan lanjutkan tentang beriman kepada kitab pada pertemuan selanjutnya karena di sana ada beberapa ayat yang berkaitan dengan kitab. Insya Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan yang akan datang.
والله تعلى أعلم
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment