▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TSALATSATUL USHUL 📖 Khasyah dan Inabah adalah Ibadah
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
Sahabat Belajar Islam yang semoga dirahmati oleh Allah Rabbul alamin. Kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Kali ini membahas tentang Khasyyah dan Inaabah sebagai bagian daripada ibadah. Jadi masih membahas macam-macam ibadah atau di antara macam-macam ibadah.
Khasyyah dan Inaabah adalah Ibadah
Penulis Rahimahullah berkata,
وَدَلِيلُ الْخَشْيَةِ: قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي﴾
“Adapun dalil tentang khasyyah (rasa takut) adalah firman Allah Ta'ala (yang artinya), ‘Maka janganlah kamu merasa takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku (saja).’ (QS. Al-Baqarah: 150).”
وَدَلِيلُ الإِنَابَةِ: قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ﴾
“Dan dalil dari inaabah (kembali kepada Allah) adalah firman Allah Ta'ala (yang artinya), ‘Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya’. (QS. Az-Zumar: 54)
Sahabat sekalian ada beberapa faedah dari perkataan penulis di atas.
Khasyyah
1. Apa itu khasyyah dan apa dalilnya sehingga khasyyah termasuk dalam ibadah yang tidak boleh kita lakukan kecuali kepada Allah.
Khasyyah sama dengan Khauf (rasa takut), hanya saja khasyyah ini lebih tinggi, hal itu karena khasyyah adalah rasa takut yang disertai dengan ilmu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama"(QS. Fatir: 28)
Jadi rasa takut dalam ayat ini diungkapkan oleh Allah dengan kata "Yakhsya dari kata khasyyah". Khasyyah ini rasa takut yang hanya dimiliki oleh para ulama (orang-orang yang berilmu). Khasyyah adalah ibadah, dalilnya ayat yang dibawakan oleh penulis dalam Surah Al-Baqarah ayat 150 di mana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي
"Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku saja". (QS. Al-Baqarah: 150)
Dalam ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan agar kita khasyyah (takut) hanya kepada-Nya artinya takut kepada Allah itu amalan hati yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena dicintai maka khasyyah termasuk ibadah (dimana definisi ibadah yaitu nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah).
2. Khasyyah itu mengandung raja' (rasa harap) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia tidak hanya takut tapi juga ada rasa harap kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu al Fatawa beliau berkata, khasyyah itu selamanya mengandung raja'(harap) kepada Allah jika tidak mengandung raja' maka itu namanya putus asa.
Sebagaimana raja' (rasa harap) pun mengandung rasa takut jika tidak demikian maka namanya merasa aman, yang ini bentuknya berbahaya karena rasa aman seperti ini bisa menjadi tipuan diri atas dirinya sendiri sehingga dia celaka, dia merasa aman sehingga dia tidak takut sama sekali akan agama Allah.
Orang yang takut kepada Allah dan berharap kepada-Nya adalah ahli ilmu yang dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ketundukan kepada Allah pada asalnya muncul dari khasyyah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah".(QS. Az-Zumar: 23)
Karena Al-Quran kulit orang-orang yang takut kepada Allah itu bergetar kemudian hati dan kulit mereka menjadi tenang, tunduk di waktu mereka berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi ketundukan (bergetar hati) itu muncul karena rasa takut (khasyyah) seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi semakin seseorang itu merasa takut kepada Allah maka semakin dia akan tunduk kepada Allah.
Selanjutnya barang siapa yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala niscaya dia akan hidup mulia antara makhluk Dan hidup dengan bahagia. Maka ingatlah Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memperhatikanmu dan takutlah, jangan merasa aman dari siksa-Nya, perbanyaklah ketaatan agar anda mendapatkan rasa takut kepada-Nya karena hanya Allah yang paling berhak ditakuti, bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita takut kepada-Nya.
Inaabah
Apa itu inaabah dan apa dalilnya sehingga Inabah termasuk dalam ibadah yang tidak boleh kita lakukan kecuali kepada Allah saja.
Al Imam Ibnu Qoyyim Al Jauzi dalam kitabnya Al Fawaid, beliau berkata, 'Inabah adalah menetapnya hati kepada Allah seperti menetapnya badan didalam masjid ketika seseorang itu i'tikaf. Jadi i'tikafnya hati kepada Allah seperti orang yang i'ktikaf di masjid. Hakikatnya adalah "berdiamnya hati dalam bentuk mencintai-Nya, mengingat dengan memuliakan-Nya, demikian pula menetapnya hati dengan mentaati-Nya, dengan ikhlas untuk-Nya, dengan mengikuti Rasul-Nya".
Jadi keterikatan hati yang sangat kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dia betul-betul mencintai, mengingat, memuliakan-Nya, mentaati-Nya dan seterusnya.
Inabah sebenarnya hampir sama dengan tobat hanya saja inabah ini lebih tinggi. karena kalau tobat hanya sebatas meninggalkan perbuatan dosa. Setelah orang berbuat dosa lalu dia tinggalkan itu tobat. Dia bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, menyesali perbuatan dosa yang telah ia lakukan, kemudian jika dia terus dengan kualitas ibadah yang sama (tidak meningkat) maka itu namanya tobat. Adapun jika dia meningkatkan ibadahnya setelah tobat seperti rajin membaca Alquran dan bersedekah padahal sebelumnya tidak demikian, nah itu namanya Inabah.
Jadi Inabah itu adalah tobat plus, dia tobat dengan meninggalkan maksiat menyesal dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi plus tambahan, dia tingkatkan kualitas ibadah dan ketaatan kepada Allah. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Abdul Muhsin bin Muhammad Al Qasim dalam kitabnya Taisirul Wushul ila Tsalatsatil Ushul.
Kemudian dalil inabah merupakan ibadah diantaranya adalah ayat yang dibawakan oleh penulis yaitu Surah Az-Zumar ayat 54, Allah berfirman,
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
"Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya"
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ "dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu" Ini perintah, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk inabah. Ini menunjukkan bahwa inabah adalah amalan hati yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Al Imam Ibnu Qayyim al-Jauzi menjelaskan tentang inabah ini dalam kitabnya yang lain Madarijus salikin beliau berkata, " Inabah para wali Allah (kekasih Allah) adalah inabah pada ilahiyahnya Allah dengan penuh penghambaan dan kecintaan kepada-Nya, maka ia mencakup empat perkara:
- Cinta kepada Allah
- Tunduk kepada Allah
- Menghadap Allah
- Berpaling dari selain Allah
Jadi tidak mungkin seorang dinamakan al-munib (yang kembali) kecuali terkumpul padanya empat perkara diatas.
Inabah (kembali) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah pencegah adzab Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan dalam ke lanjutan surah az Zumar ayat 54 tadi. Allah berfirman,
وَاَنِيْبُوْٓا اِلٰى رَبِّكُمْ وَاَسْلِمُوْا لَهٗ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ
"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi".
Para pendengar yang dimuliakan Allah Rabbul alamin, sahabat BiS yang semoga diberkahi oleh Allah, demikian materi yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat
Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment