F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-83 Pembahasan Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Akan Dilihat Di Hari Kiamat

Audio ke-83 Pembahasan Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Akan Dilihat Di Hari Kiamat
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU| 13 Jumadal Ula 1444 H| 07 Desember 2022 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-83

📖 Pembahasan Bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla Akan Dilihat Di Hari Kiamat

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه، ومن والاه

Alhamdulillah segala puji bagi Allāh, pada kesempatan kali ini, kembali kita dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk kembali melanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.

Dan kitab ini sebagaimana judulnya berisi tentang Aqidah (keyakinan-keyakinan) yang dimiliki oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang berdasarkan Al-Qurān dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhu.

Kita akan lanjutkan masih berkaitan dengan beriman kepada Allāh.

Beliau rahimahullahu ta'ala menyebutkan tentang bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla dilihat dihari kiamat.

Beliau rahimahullah mengatakan,

ونؤمن بأن الله تعالى : لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ

Dan kami (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) kita beriman bahwasanya Allāh sebagaimana dalam ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak diliputi oleh penglihatan-penglihatan. Dan Dialah yang meliputi penglihatan-penglihatan

وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ
“Dan Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang Maha Mengetahui.”
[QS. Al-An'am: 103]
Ayat ini menunjukan kepada kita bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan diliputi oleh penglihatan-penglihatan. Karena Allāh mengatakan,

لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ
“Penglihatan-penglihatan tidak akan mungkin meliputi Allāh.”
Bagaimana bisa mereka meliputi Allāh Azza wa Jalla, sedangkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang Maha Besar. Dialah yang Maha Agung sementara penglihatan makhluk adalah penglihatan yang lemah.

Jangankan melihat keseluruhan dari Allāh, meliputi Allāh, mata kita melihat apa yang ada di sekitar kita. ini tidak bisa meliputi semuanya. Kita tidak bisa melihat sesuatu yang ada di belakang studio atau apa yang ada di belakang layar. Itu yang dekat dengan kita. Itu saja tidak bisa kita liputi, bagaimana seseorang bisa meliputi dan melihat seluruh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka Allāh mengatakan,

لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ

Penglihatan-penglihatan tidak bisa meliputi Allāh.

Kenapa di sini beliau mendatangkan ayat ini? Ayat ini menunjukkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla bisa dilihat يوم القيامة (hari kiamat).

Kenapa dan bagaimana kok bisa demikian? Ya ketika Allāh mengatakan,

لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ

“Penglihatan-penglihatan tidak bisa meliputi Allāh.”

Menunjukkan bahwasanya Allāh dilihat, Allāh dilihat tetapi tidak bisa diliputi. Mereka melihat Allāh tetapi mereka tidak bisa meliputi dan tidak bisa melihat seluruh diri Allāh Azza wa Jalla. Makanya Allāh mengatakan,

لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ

“Dan Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang meliputi seluruh penglihatan. Allāh yang Maha Melihat dan seluruh penglihatan manusia, makhluk, diliputi oleh Allāh Azza wa Jalla”. [QS Al-An'am: 103]
Ayat ini justru menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwasanya Allāh akan dilihat di يوم القيامة (hari kiamat).

Jadi yang dinafi’kan di sini bukan رؤية - nya tapi yang dinafi’kan oleh Allāh di sini adalah ادرك - nya.

Lain antara ادرك dengan رؤية. Ru'yah= melihat, ادرك = meliputi. Yang dinafi’kan di sini adalah ادرك -nya adapun رؤية -nya maka ini ditetapkan oleh Allāh Azza wa Jalla. Tidak harus orang yang melihat itu bisa meliputi. Kita melihat Allāh di يوم القيامة tapi kita tidak bisa meliputi Allāh.

Para ulama mendatangkan firman Allāh Azza wa Jalla kisah tentang Nabi Musa 'alaihi salam bersama kaumnya ketika dikejar oleh Fir’aun:

فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ

“Ketika kedua golongan ini saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". [QS. Asy-Syuara: 61]
Golongan yang pertama adalah Firaun dengan bala tentaranya, golongan yang kedua Musa dan kaumnya. Mereka berusaha untuk mengejar Nabi Musa 'alaihi Salam.

Ketika kedua kelompok ini saling melihat dan di depan Musa dan juga kaumnya ini laut, di belakang mereka Firaun dan bala tentaranya yang sudah siap-siap untuk membinasakan dan menghabisi Musa dan juga kaumnya. Mereka sudah saling melihat, artinya sudah dekat:

قَالَ أَصْحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
“Berkata pasukan nabi Musa atau kaumnya nabi Musa 'alaihi Salam, “sungguh kita akan didapatkan (akan dikejar)”.
Menunjukkan kepada kita bahwasanya tidak ada keharusan رؤية (melihat) berarti bisa meng - ادرك (meliputi). Tidak ada keharusan.

Kemudian setelahnya Nabi Musa 'alaihi salam mengatakan,

قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ
“Tidak akan, sesungguhnya bersamaku adalah Allāh yang akan memberikan petunjuk kepadaku.” [QS. Asy-Syuara: 62]
Artinya tidak ada keharusan untuk saling melihat mereka bisa mengejar kita. Berarti tidak ada talazum (tidak ada kelaziman) antara رؤية dengan ‘meliputi’.

In sya Allāh itu yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan taufik dan istiqomah kepada kita semuanya dan sampai bertemu kembali pada kesempatan yang akan datang.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.