F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-83 Seluk Beluk Poligami Bagian Pertama - Kewajiban Berbuat Adil Dalam Pembagian Hari

Audio ke-83 Seluk Beluk Poligami Bagian Pertama - Kewajiban Berbuat Adil Dalam Pembagian Hari - Fiqih Nikah / Baiti Jannati
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 23 Rabi’ul Akhir 1444H /| 18 November 2022M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
📗 Fiqih Nikah / Baiti Jannati
🔈 Audio ke-083

📖 Seluk Beluk Poligami Bagian Pertama


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد

Kaum muslimin anggota grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Masih kita berbincang-bincang tentang berbagai seluk beluk poligami, pada sesi sebelumnya Imam Al-Muallif (Imam Abu Syuja') berbicara tentang kewajiban berbuat adil dalam pembagian hari.

Adil itu berarti Anda memberikan kedua istri Anda atau masing-masing istri Anda kesempatan untuk bisa bersama dengan Anda, Anda menemani mereka, Anda hidup bersama mereka dalam porsi yang sama tanpa ada pilih kasih, tanpa ada perbedaan antara istri tua dengan istri muda, istri pertama dengan istri kedua, istri ketiga, dan seterusnya.

Tanpa ada beda istri pertama mempunyai banyak anak atau mempunyai sedikit anak, atau bahkan istri pertama tidak mempunyai anak, sedangkan istri kedua memiliki banyak anak. Tidak ada bedanya, karena yang menjadikan mereka memiliki hak untuk Anda beri bagian hari adalah karena hubungan pernikahan antara Anda dengan dia, bukan karena anak-anak Anda, bukan karena dia memiliki anak atau tidak memiliki anak. Ikatan pernikahan yang telah menyatukan Anda berdua, yang menjadikan mereka memiliki hak atas Anda.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman,

وَلَهُنَّ مِثْلُ ٱلَّذِى عَلَيْهِنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌۭ

"Mereka (istri-istri), وَلَهُنَّ memiliki hak setimpal dengan kewajiban yang harus mereka jalankan." [QS Al-Baqarah; 228]
Sebagaimana dalam persepsi seorang suami, seorang suami pasti menginginkan agar masing-masing istrinya tunduk dan patuh, taat, berbakti, melayani, membahagiakan suaminya, dengan cara-cara yang sama.

Istri tua ataupun istri muda, Anda juga mengharapkan agar mereka sama, taatnya kepada Anda, tunduk patuhnya kepada Anda sebagai suami. Maka demikian pula sebaliknya masing-masing dari mereka mengharap agar Anda memberikan porsi yang sama, perhatian yang sama, kepedulian yang sama, terutama dalam masalah pembagian hari.

Karenanya, Imam Al-Muallif (Abu Syuja') lebih lanjut mengatakan,

ولا يدخل على غير المقسوم لها لغير حاجة

Di saat Anda sedang menggilir salah satu istri Anda, maka tidak sepatutnya Anda pergi ke rumah istri Anda yang lain, walaupun sekedar untuk mengunjunginya, kecuali bila memang ada keperluan yang tidak bisa ditunda, keperluan mendesak, keperluan yang penting,

Seperti Anda ketinggalan HP di sana karena diperlukan sebagai alat komunikasi, atau ketinggalan sebagian peralatan pekerjaan yang Anda butuhkan, atau mungkin Anda ingin mengambil dokumen, atau yang lainnya yang memang Anda butuhkan.

Maka saat itu Anda dibolehkan, namun sebatas itu saja. Tidak kemudian Anda memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk kemudian berdalih ada keperluan, akhirnya Anda singgah di sana.

Suatu hari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sedang berada di dalam rumahnya Aisyah (sedang berselimut) kemudian di saat beliau mulai mempersiapkan untuk tidur, beliau mengira Aisyah sudah terlelap tidur. Tiba-tiba malaikat Jibril dari luar rumah memanggil Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk menyampaikan wahyu (wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla).

Malaikat Jibril tidak ingin masuk ke dalam rumah Nabi di saat Nabi telah berada dalam selimut bersama istri beliau. Maka Jibril memanggil beliau dari luar rumah, dan secara perlahan Nabi keluar dari dalam selimut kemudian bergegas ke luar rumah.

Aisyah yang belum sepenuhnya terlelap tidur sebagai istri, sebagai manusia biasa, mulai pikiran (khayalan) beliau (Aisyah) mulai dibayang-bayangi oleh pemikiran negatif. "Jangan-jangan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam akan pergi ke rumah istri beliau yang lain", maka beliaupun (Aisyah) segera mempersiapkan untuk membuntuti ke mana Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pergi.

Namun ternyata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bukan pergi menuju salah satu rumah istrinya, beliau pergi ke kuburan Baqi' karena ternyata beliau mendapatkan perintah dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk mendoakan kebaikan bagi penghuni kuburan Baqi' dan menurut penjelasan sebagian ulama kejadian ini terjadi pada akhir-akhir hayat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Seakan-akan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mulai mempersiapkan diri, diperintahkan untuk mempersiapkan diri menyapa para penghuni kuburan Baqi' seakan-akan beliau ingin berkata kepada mereka, "Sesaat lagi aku akan tiba, sesaat lagi aku akan bergabung dengan kalian, sesaat lagi aku akan berjumpa kembali dengan kalian wahai para penghuni kuburan Baqi'."

Maka ketika Aisyah menyadari kesalahan persepsi beliau, beliau segera berbalik dan kembali (tidak ingin ketahuan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwa beliau membuntutinya). Namun ternyata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak terlalu lama dalam mengunjungi kuburan Baqi' dan beliau tidak mendoakan terlalu panjang.

Sehingga beliau juga bergegas pulang dan beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam sempat menyaksikan sekelebat hitam di depannya, yang kemudian terus berusaha menghindar dan menjauh, sampai akhirnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengikuti bayang-bayang hitam tersebut, ternyata itu menuju rumah Aisyah radhiyallāhu ta'āla 'anhā.

Namun Aisyah terlebih dahulu masuk ke dalam rumah dan pura-pura tidur. Namun apa daya nafas, tidak bisa berdusta, nafas tidak bisa diajak berpura-pura, walaupun beliau (Aisyah) telah berada di bawah selimut, namun nafas beliau masih terengah-engah.

Kemudian Nabi pun kemudian bertanya kepada Aisyah, "Wahai Aisyah, itu kah engkau yang aku lihat dari kejauhan hitam-hitam dari kejauhan yang aku saksikan dari sejak aku dikuburkan Baqi"

Aisyah mengatakan, "Betul, ya Rasulullah, itulah aku".

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,

أتغارين يا عائشة

"Apakah engkau cemburu wahai Aisyah?"
Aisyah kemudian menjawab,

وكيف لا يغارُ مثلي على مثلكَ يا رسول الله !

"Mana mungkin ada istri seperti aku ini tidak khawatir, tidak cemburu dengan suami yang seperti engkau, suami yang menjadi mimpi, suami yang senantiasa dicintai, diharapkan kehadirannya oleh setiap wanita!"
Setiap wanita mengharapkan agar Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam melamar dirinya menjadi suaminya. Sehingga wajar seorang istri protektif, seorang istri merasa cemburu khawatir.

Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian mengingatkan satu fakta yang sempat terlupakan oleh Aisyah, “Bila Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagai suami sudah berada di rumah istrinya dan kemudian dengan sengaja pergi ke istri yang lain, maka ini adalah sebuah pengkhianatan, sedangkan suami beliau adalah seorang Rasul, tidak mungkin melakukan hal itu (berkhianat) walaupun kepada istri sendiri, itu adalah dosa besar”.

Sehingga seharusnya sebagai seorang istri, dia pun harus sadar tentang dirinya sebagai seorang muslimah, seorang mukminah harus senantiasa ingat bahwa suaminya adalah seorang Rasul tidak mungkin berkhianat, pola pikir itu atau perilaku itu bisa jadi terjadi pada suami yang lain, tapi tidak untuk Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kenapa? Karena beliau seorang Rasul (ma'shum) Allāh lindungi dari dosa, sehingga seharusnya tidak boleh ada dalam pikiran istri beliau (Àisyah radhiyallāhu ta'āla 'anhā). Namun itulah manusia, itulah dinamika poligami.

Allāh sengaja membiarkan itu terjadi pada keluarga Nabi sebagai teladan, sebagai contoh agar kita semuanya, bagi yang ingin meneladani Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan berpoligami harus sadar bahwa salah satu bagian dari dinamika berpoligami adalah adanya kecemburuan, adanya sikap-sikap yang protektif dari masing-masing istri, adanya persaingan yang bisa jadi dikatakan persaingan yang sering kali keluar dari nalar sehat karena dasarnya hanya faktor kecemburuan su'udzhan belaka.

Sehingga ini menjadi teladan bagi kita, bahwa seorang suami sepatutnya sadar bahwa dia menjadi bagian dari perebutan istri-ìstrinya. Dan satu hal yang sulit untuk dihindari sampai pun oleh istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, adanya rasa cemburu, adanya rasa ingin memonopoli, ada rasa ingin menjadi istri yang paling dicintai. Itu wajar tidak bisa dihindari!

Sehingga bila Anda termotivasi untuk berpoligami maka katakan kepada diri Anda sendiri selamat datang kecemburuan, selamat datang su'udzhan, selamat datang sikap-sikap yang kadang memang tidak rasional. Kenapa? Karena yang terjadi adalah sikap-sikap emosional, makanya Anda harus sadar itu.

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengingatkan,

أَنْ يَحِيفَ اللهُ وَرَسُولُهُ عَلَيْكِ؟

"Wahai Aisyah, sejauh itukah engkau mengira dengan diriku sebagai seorang Rasul, bahwa engkau akan dikhianati oleh Allāh dan Rasul-Nya? Apakah engkau mengira bahwa Allāh akan membiarkan aku berkhianat kepadamu sehingga Allāh membiarkan aku tidak menegurku, pergi ke istriku yang lain di malam yang ini merupakan malam milikmu wahai Aisyah?".
Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengingatkan kepada Aisyah,

أَقَدْ جَاءَكِ شَيْطَانُكِ؟

"Wahai Aisyah apakah engkau sadar bahwa engkau sedang dikuasai setanmu, sehingga muncul pemikiran negatif, engkau hanyut dalam su'udzhan, hanyut dalam tindakan dan persepsi yang emosional, lepas dari rasional."
Seharusnya seorang muslimah, seorang yang berilmu, istri seorang Rasul, seharusnya bisa mengendalikan diri bersikap secara rasional berdasarkan ilmu dan keimanan yang dimiliki, bukan menuruti hawa nafsu, menuruti selera ataupun perasaan. Karena memang perasaan itu buta tidak ada ukurannya tidak ada kendalinya, dan itu sarat dengan bisikan-bisikan setan.

Makanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan,

أَقَدْ جَاءَكِ شَيْطَانُكِ؟

"Wahai Aisyah, apakah setanmu sudah datang lagi menguasai dirimu, menggodamu?"
Maka Asiyah tersadarkan seakan tersentak beliau dengan teguran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan satu pelajaran.

Beliau menusuk dadaku dengan ujung jarinya sebagai bentuk hardikan, bentuk pembelajaran dan teguran keras kepada istri yang ternyata telah hanyut dalam emosionalnya, hanyut dalam pikiran-pikiran negatifnya yang itu tidak boleh ada seharusnya pada istri seorang Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Karena secara ideologi keimanan ilmu Aisyah sudah mengetahui bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak mungkin berkhianat, Allāh juga tidak mungkin membiarkan Rasul-Nya berbuat dosa besar. Seharusnya ini lebih dikedepankan, tapi itulah fakta wanita.

Walaupun sudah berilmu sering kali hanyut dalam emosinya, hanyut dalam perasaannya, bertindak di luar kewajaran nalar dan ilmu yang telah dipahami ataupun dipelajari. Tapi itulah wanita. Kalau boleh dikata di situlah letaknya keindahan poligami.

Jadi kalau Anda berpoligami, Anda ingin mulia, Anda harus berkata, "Selamat datang kecemburuan buta, selamat datang tindakan-tindakan yang tidak rasional namun emosional, dan selamat datang kecurigaan-kecurigaan yang dasarnya murni su'udzhan". Anda harus siap, kalau Anda tidak siap dengan hal ini, maka tutup rapat-rapat opsi poligami dalam diri Anda!

Anda akan lebih sengsara, Anda akan tersiksa, justru bukannya Anda ingin memiliki istri lebih dari satu, yang terjadi Anda hanya ingin gonta-ganti pasangan.

Anda akan emosi, Anda akan marah, merasa dicurigai, disu'udzhani, tidak dipercaya oleh istri, Anda merasa terhina dengan sikap istri yang terus menuntut, hanyut dalam emosi, hanyut dalam kecemburuan. Maka Anda akan tersiksa bukan bertambah bahagia.

Ini yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini, kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.