F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-88 Ketika Istri Tidak Taat kepada Suami Bagian Kedua

Audio ke-88 Ketika Istri Tidak Taat kepada Suami Bagian Kedua
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 01 Jumadal Ula 1444H| 25 November 2022M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-088

📖 Ketika Istri Tidak Taat kepada Suami Bagian Kedua

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد

Kaum muslimin anggota grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kita sampai pada pernyataan Al Imam Al Mualif Abu Syuja' Rahimahullahu Ta'ala yang menyatakan,

وإذا خاف نشوز المرأة وعظها فإن أبت إلآ النشوز هجرها فإن أقامت عليه هجرها وضربها

Artinya, bila seorang suami mulai melihat ada tanda-tanda indikasi-indikasi نشوز المرأة (istrinya itu tidak patuh, istrinya mulai keluar dari ketaatan, bersikap tidak santun, mengabaikan perintah ataupun larangan suami, istri mulai menduakan suaminya dengan berbagai aktivitasnya), bisa jadi dengan gadgetnya, bisa jadi dengan kawan-kawannya, bisa jadi dengan keluarganya dia atau bisa jadi dia hidup sendiri. Dia menuruti maunya sendiri (keinginan sendiri). Ini yang disebut نشوز.

Ketika seorang istri tidak tunduk dan tidak patuh menjadikan suami sebagai orang kedua, bukan menjadi orang pertama yang harus dia dengar perintah dan dia patuhi larangannya.

Atau seorang istri telah menduakan suaminya sehingga dia lebih memprioritaskan komunitasnya, lebih mendengar saran (nasehat) orang lain dibanding suaminya atau bisa jadi istri mulai bawaannya baper kata orang zaman sekarang, suudzan (berburuk sangka) kepada suami.

Sehingga alih-alih dia memprioritaskan suami, tunduk dan patuh terhadap perintah suami ataupun larangan suami, justru yang terjadi dia mengorek dan mengorek mencari-mencari. Yang terjadi adalah dia selalu membawa penafsiran yang negatif atas tindakan ucapan suaminya. Ini disebut dengan نشوز.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala begitu sayangnya kepada kita (kepada umat Islam), sehingga urusan keluarga yang berada dalam kondisi yang sensitif, ada ancaman serius untuk terjadinya kerusakan, keretakan bahkan hancurnya rumah tangga.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak ingin hal itu menimpa keluarga umat Islam karena memang Allah Subhanahu Wa Ta'ala menginginkan keharmonisan dan bahkan Allah Subhanahu Wa Ta'la telah menetapkan terjalinnya hubungan pernikahan suami istri itu adalah salah satu dari tanda keagungan Allah.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. [QS Ar-Rum: 21]
Dan di antara tanda keagungan Allah adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan dari diri kalian أَزْوَاجًا (pasangan-pasangan kalian, istri-istri kalian). Agar apa?

لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
Supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. [QS Ar-Rum: 21]
Agar kalian mendapatkan sakinah (kedamaian, ketentraman, keharmonisan, kasih sayang, kelembutan, perhatian). Dari siapa? Dari masing-masing pasangannya.

وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً

Allah Subhanahu Wa Ta'ala ingin menyayangi hamba-Nya, menyayangi kaum laki-laki dengan diberi pasangan istri yang sholehah, menyayangi wanita dengan diberi suami yang sholeh. Karenanya bila rumah tangga itu sampai pada kondisi yang kurang harmonis, bukan malah semakin sayang tapi justru semakin suudzan.

Maka Allah Subhanahu Wa Ta'la memberikan arahan (bimbingan) kepada kita agar kita bisa keluar dari masalah ini dan mempertahankan keharmonisan, kasih sayang setelah terjalin antara suami dan istri.

Karena perlu dipahami harus atau arah angin telah berbalik, bila kemarin antara anda dengan istri anda sebelum terjalin hubungan pernikahan, setan menghembuskan kepentingan setan dan tuntunan syari'at bisa sejalan. Islam menginginkan anda menikah, memotivasi anda untuk menikah dan setan pun menginginkan agar anda segera berinteraksi dengan lawan jenis.

Anda menjalin hubungan dengan lawan jenis anda, termasuk dengan calon istri anda. Karena setan punya kepentingan, yaitu agar anda berzina. Sehingga di sini ada irisan antara ajaran syari'at yang mengajarkan agar anda segera menikah.

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ
Wahai para pemuda, siapapun dari kalian yang mampu untuk membiayai, menanggung tanggung jawab rumah tangga segeralah menikah. (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya)
Setan juga punya kepentingan agar anda lepas kontrol, segera melampiaskan nafsu tanpa sabar menunggu proses yang sebenarnya (proses yang halal). Sehingga anda buru-buru didorong oleh setan agar segera berinteraksi, berhubungan dengan calon istri anda. Terjadilah perzinahan.

Namun, tatkala anda berhasil menyelamatkan diri dan akhirnya anda menjalin hubungan dengan istri Anda melalui prosedur yang sesuai dengan syari'at (anda menikah), maka tentu utuhnya rumah tangga, terwujudnya keharmonisan dalam rumah tangga, kasih sayang yang berimbal balik, istri yang patuh, suami yang tanggung jawab, suami yang mencukupkan dirinya dengan istri.

Istri yang senantiasa menundukkan pandangan, menjaga auratnya kecuali dari suaminya. Ini mengancam kepentingan setan. Maka setan sekarang berbalik arus, ia tidak senang bila anda menjalin hubungan yang harmonis dengan istri anda. Setan berkepentingan agar terjadi keretakan, kerenggangan antara anda dengan istri anda.

Maka terus setan akan membisikkan dan menghembuskan baik pada diri anda wahai para suami ataupun pada diri anda wahai para istri. Karena kepentingan setan sekarang berada di arah yang berbeda. Bukan membangun hubungan antara anda dengan dia tetapi merusak hubungan anda dengan dia.

Mewujudkan, memercikkan api-api atau benih-benih (menabur benih-benih perpecahan), permusuhan, kebencian, dendam kesumat, suudzan dan permusuhan.

Maka Allah kisahkan, bahwa sejak terjadinya hubungan nikah yang syar'i, arus setan telah berbalik arah yang ingin merusak hubungan anda. Setelah kemarin setan punya kepentingan masih bisa sejalan dengan syari'at.

Anda digambarkan, dia adalah wanita yang paling cantik, wanita yang paling supel, wanita yang paling cocok. Sebagaimana setan yang juga menggambarkan dihadapan istri anda atau calon istri anda kemarin. Bahwa anda lelaki yang paling idaman, lelaki yang paling supel, lelaki yang paling bertanggung jawab, lelaki yang paling tampan dan seterusnya. Untuk apa? Agar anda lepas kontrol, terjadi hubungan di luar nikah.

Tatkala ternyata anda mampu mengontrol diri, dan akhirnya pernikahan terjadi maka hubungan anda halal. Setan ingin merusak, sehingga setan menumbuhkan pada diri masing-masing (diri anda) bahwa ternyata rumput tetangga anda lebih hijau.

Suami tetangga ternyata lebih tampan, lebih bertanggungjawab, penghasilannya lebih besar, lebih harmonis, lebih peduli, lebih care. Istrinya pun demikian, setan berkepentingan untuk menumbuhkan benih-benih kebencian pada suami, bahwa istri tetangga ternyata lebih cantik, lebih dermawan, lebih peduli, lebih pandai mengurus rumah, lebih pandai mengurus suami dan seterusnya, lebih nerimo.

Sehingga yang ada seringkali yang terus diinventaris, yang terus diingat, terus dituntut adalah kekurangan. Bila kemarin yang nampak pada diri anda adalah cantiknya wanita tersebut, manisnya, senyumnya yang begitu manis, kepeduliannya dan lain sebagainya, kerajinannya dia mengaji, membaca Al-Qur'an, menghadiri majelis ta'lim itu yang nampak.

Sebaliknya pada diri suami, setan kemarin pun juga mengeksplorasi kelebihan-kelebihan suami tersebut. Yang tampanlah, yang nerimolah, yang dari keluarga sederhanalah, yang ini dan itu. Tetapi setelah terjadi pernikahan setan berkepentingan lain merusak rumah tangga anda.

Sehingga setan terus mengeksplorasi, membisikkan kepada anda untuk rajin menginventaris kekurangan pasangan dan rajin menginventaris kelebihan tetangga, istri tetangga ataupun suami tetangga. Pada titiknya nanti yang diinginkan setan, maka rusaklah rumah tangga anda.

Ketika anda menuruti bisikan-bisikan tersebut maka mulailah hubungan itu menjadi renggang, istri mulai ada kekecewaan, ada dendam, istri menjadi punya hasrat untuk berkhianat, membanding-bandingkan, menuntut dan lain sebagainya.

Suamipun demikian, dia merasa bahwa masakan warung sebelah lebih enak, teman sejawatnya di kantor, teman sekolahnya dulu, ini dan itu. Terus dia berusaha membanding-bandingkan istri dengan orang lain.

Intinya apa? Intinya adalah suami kecewa, suami menyesal, suami tidak puas. Kalau itu telah terus dirawat dan dikembangkan oleh setan dalam diri anda maka ujung-ujungnya rumah tangga akan pecah.

والله تعالى أعلم

Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.