F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Muqaddimah 18 – Contoh Adab Kaum Salaf kepada Guru Mereka - Belajar Islam BIS

Muqaddimah 17 – Contoh Adab Kaum Salaf kepada Guru Mereka - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://www.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📚 MUQADDIMAH 📖 Contoh Adab Kaum Salaf kepada Guru Mereka
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Rabbul alamin. Kali ini saya ingin menyampaikan sebagian dari potret generasi salaf bagaimana adab mereka terhadap guru-guru mereka.

Adalah Abdullah Ibnu Abbas, putra paman Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam. Abdullah bin Abbas ini tentunya termasuk ahlut bait demikian pula beliau adalah ulama di kalangan para sahabat, Al Hafidz Ibnu Katsir membawakan sebagian dari potret hidup Abdullah Ibnu Abbas sebagaimana dalam kitab Al Bidayah wan Nihayah. Imam Ibnu Katsir berkata, Al imam Al Baihaqi berkata kemudian Imam Ibnu Hajar membawakan sanadnya sampai kepada Ikrimah (muridnya Abdullah bin Abbas); Abdullah Ibnu Abbas berkata,

"Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat aku berkata kepada salah seorang dari kalangan Anshor, "Ayo kita bertanya kepada para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yakni bertanya tentang hadits, mumpung mereka hari ini masih banyak" lalu jawaban orang Anshor, "Sungguh aneh kamu wahai Abdullah bin Abbas,apakah kamu menduga bahwasanya manusia akan membutuhkan kamu sementara tokoh-tokoh para sahabat ini masih ada di antara mereka," Maksudnya ngapain juga nanya hadits kepada mereka sementara tokoh para sahabat masih ada, pastinya nanti orang-orang akan bertanya kepada tokoh-tokoh tersebut. Pembesar-pembesar di kalangan para sahabat ada Abu Bakar as Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan yang lainnya. Akhirnya Abdullah Ibnu Abbas meninggalkan orang tersebut dan aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Kalau ada satu hadits saja yang sampai kepadaku maka akan ku kejar sampai kepada sumbernya (kepada sahabat yang meriwayatnya). Dalam perjalanan aku mencari hadis ini kata beliau aku mendatangi rumah orang tersebut (rumah sahabat yang pertama kali meriwayatkan hadits tersebut).

Aku mendatangi rumahnya kemudian menjadikan selendang sebagai bantal. Jadi berbaring tidur di depan pintu sahabat tersebut, tidak berani mengetuk pintu bahkan sampai angin itu berhembus dan membawa debu yang mengenai badanku.(Adab Abdullah Ibnu Abbas tidak berani untuk mengetuk pintu, menunggu bersabar sampai sahabat itu keluar).

Ketika sahabat tersebut yang menjadi sumber hadits tadi keluar, ia berkata, ‘Wahai putra paman Rasulullah, apa yang menjadikan kamu datang kepadaku? kenapa tidak kau utus seseorang, aku yang akan datang kepadamu (karena beliau adalah putra paman Rasulullah (ahlul bait). Kata sahabat itu aku yang datang kepadamu, lalu apa jawaban Abdullah Ibnu Abbas "Tidak, justru aku yang berkewajiban untuk datang kepadamu. "ilmu itu didatangi bukan dia yang mendatangi kita". bagaimana adab Abdullah Ibnu Abbas padahal siapa Abdullah Ibnu Abbas?

Disebutkan dalam kitab Shafahat min Shabril Ulama, Abdullah Ibnu Abbas berkata,

"Aku dapati kebanyakan ilmu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ada di kampung ini (kaum anshar), sering kali aku qoilulah (tidur sesaat pada siang hari) di pintu rumah salah seorang di antara mereka, yang seandainya aku meminta izin untuk dibukakan pintu niscaya mereka akan membukakannya, tapi aku ingin bahwasanya beliau aku datangi dalam keadaan hati yang senang (tidak menganggunya)."

Bahkan Al Imam Ibnu Abdul Barr meriwayatkan dalam kitabnya At-Tamhid, cerita tentang Zaid bin Tsabit dan Abdullah Ibnu Abbas.

Jadi suatu hari Zaid bin Tsabit ini mensholati jenazah, kemudian didatangkan untuknya seekor keledai agar ditumpangi. Tiba-tiba Abdullah Ibnu Abbas ini datang dan mengambil tali kudanya. Zaid bin Tsabit berkata "Tidak usah wahai putra paman Rasulullah" kemudian apa yang dikatakan oleh Abdullah Ibnu Abbas, "Demikianlah semestinya para ulama diperlakukan". Ini adab bagaimana seorang Abdullah Ibnu Abbas memperlakukan para ulama, bagaimana Abdullah Ibnu Abbas betul-betul berkhidmat dan memuliakan guru-gurunya. Sehingga beliau pernah berkata
ذللت طالبا فعززت مطلوبا

Aku hinakan diriku ketika aku menjadi seorang pelajar menjadi seorang santri, yang pada akhirnya aku menjadi mulia ketika aku dicari.
Demikianlah sekilas potret kehidupan kaum salaf, adab mereka kepada para ulama, semoga apa yang saya sampaikan berfaedah.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.