🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 27 Rabi’ul Akhir 1444 H | 22 November 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-72
📖 Pembahasan Dalil Pertama Tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla Mencintai Dan Dicintai (Bagian 02)
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه
Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ta'ala.
Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh.
Kalau memang kita cinta kepada Allāh, dan kecintaan kita kepada Allāh adalah kecintaan yang صادق (kecintaan yang benar) maka tandanya adalah ittiba'. Tandanya adalah mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kenapa bisa demikian?
Karena orang yang cinta kepada sesuatu, dia akan berusaha untuk melakukan perkara-perkara yang dicintai oleh yang dia cintai.
Seseorang yang cinta kepada istrinya (misalnya) atau seorang istri yang cinta kepada suami, kalau memang cintanya benar maka dia akan berusaha untuk melakukan sesuatu yang disenangi oleh suaminya/istrinya dan dia berusaha untuk tidak melakukan sesuatu yang membuat orang yang dicintai kecewa. Senang ketika melihat yang dia cintai bahagia. Ini apabila cinta dia adalah cinta yang benar,
Kalau kita cinta kepada Allāh Azza wa Jalla.
وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ
"Dan bagi Allāh permisalan yang lebih tinggi.”
Kalau kita mencintai Allāh maka kita akan berusaha, bagaimana agar kita bisa melakukan amalan-amalan yang dicintai oleh Allāh. Kita mengucapkan ucapan-ucapan yang dicintai oleh Allāh.
Bagaimana kita memiliki amalan-amalan hati yang diridhai dan dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan kita tidak mau apabila Allāh mendengar dari kita ucapan yang tidak baik, perbuatan yang tidak diridhai oleh Allāh atau amalan-amalan hati yang tidak dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Kalau cinta kita benar maka kita akan melakukan yang demikian.
Siapa di antara manusia yang melakukan perkara yang paling dicintai oleh Allāh?
Siapa di antara manusia yang mengucapkan ucapan-ucapan yang dicintai oleh Allāh?
Siapa di antara manusia yang memiliki hati yang paling bersih, memiliki amalan-amalan hati yang paling dicintai oleh Allāh?
Jawabannya tentunya dia adalah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Tidak ada diantara kita yang berselisih bahwasanya Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah orang yang sangat dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, amalan-amalan beliau dicintai oleh Allāh, ucapan-ucapan beliau dicintai oleh Allāh, dan apa yang ada di dalam hati beliau berupa keimanan dan amalan-amalan hati adalah sangat dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kalau cinta kita kepada Allāh adalah benar, seharusnya kita mengikuti Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, seharusnya kita meneladani Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Karena kita ingin mengucapkan ucapan yang dicintai oleh Allāh, melakukan perbuatan yang dicintai Allāh, memiliki hati yang dicintai oleh Allāh.
Diutus kepada kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka orang yang mengikuti Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, itulah tanda bahwasanya dia benar-benar dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Ini adalah سر المسألة (rahasia dari permasalahan ini).
Apa hubungan antara mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan mencintai Allāh Subhānahu wa Ta’āla?
Jadi mencintai Allāh mengharuskan kita mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam فَٱتَّبِعُونِى.
Dan ittiba’ di sini bukan sekedar seseorang mengakui bahwasanya beliau adalah Rasulullah, tetapi harus bersungguh-sungguh mengikuti beliau.
Siap استسلم menyerahkan dirinya, mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mengenyampingkan aqidah yang salah yang jauh dari Al-Qurān dan Hadits, menjauhkan amalan-amalan yang tidak disunnahkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Siap untuk membersihkan hatinya dari kotoran-kotoran, dia benar-benar menyerahkan diri kepada Allāh dan ingin mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kalau memang demikian keadaan seseorang maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan pahala yang besar.
Apa pahalanya? يحببكم الله Allāh akan mencintai kalian.
Subhanallah. Dicintai oleh siapa? Oleh Rabbul'alamin.
Seseorang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah sebuah شرف - kehormatan yang sangat besar.
Dicintai oleh Rabbul'alamin yang memiliki langit, yang memiliki bumi, yang memiliki surga dan juga neraka, yang menciptakan seluruh manusia. Mencintai antum?
Maka ini adalah keutamaan dan kehormatan yang besar sekali, di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla apabila mencintai seseorang Allāh memanggil Jibril.
Ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla melihat seorang hamba (mā syā Allāh) dia berusaha untuk mengikuti sunnah, bersabar di atas sunnah, berkurban untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ikhlas karena Allāh, menjadi orang yang jujur, menjadi orang yang sungguh-sungguh mengikuti Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kemudian Allāh mencintai dia, maka Allāh memanggil Jibril, mengabarkan kepada Jibril, "Wahai Jibril, sesungguhnya aku mencintai si fulan".
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita semuanya termasuk orang yang mendapatkan kecintaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Perlu kesungguhan di dalam mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Wahai Jibril, "Sesungguhnya aku mencintai si fulan، فَأَحِبُّوهُ maka cintailah dia", maka Jibril pun mencintai.
Kemudian Jibril memanggil para malaikat, mengabarkan kepada mereka bahwasanya Allāh mencintai si fulan, فَأَحِبُّوهُ maka hendaklah kalian mencintai si fulan. Maka para malaikat pun mencintai apa yang dicintai oleh Allāh.
Mencintai siapa yang dicintai oleh Allāh, mereka pun mencintai si fulan tersebut, dicintai oleh أَهْلِ السَّمَاءِ , oleh Allāh dan juga para malaikat Nya. Akhirnya dia menjadi orang yang dicintai oleh manusia ditulis baginya Al-qabul diterima oleh manusia, dicintai oleh manusia, mereka adalah orang-orang yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Ini baru satu keutamaan.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbagai ini dan In sya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya. Pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment